7 Tips Merawat Bayi Prematur Agar Tetap Sehat
Hai Sobat Blogger, kelahiran bayi
prematur/preterm mungkin sudah tidak asing lagi di benak kamu semua. Namun,
apakah Sobat Blogger tahu secara lebih mendetail bahwa kelahiran bayi prematur
memliki resiko komplikasi bagi si bayi di kemudian hari? Tahu juga gak sih,
kalau ibu yang melahirkan bayi prematur bahkan bisa terkena dampaknya juga? Bagaimana
kita bisa mengetahui kalau bayi yang dikandung seorang Ibu adalah kehamilan
prematur? Serta apa sih tips merawat bayi prematur?
Pada tulisan kali ini, saya sedikit banyak mau sharing ulasan soal kelahiran bayi prematur. Nah, semua materi yang saya dapat ini merupakan rangkuman dari mengikuti webinar Bicara Gizi bersama Danone Speacialized Nutrition Indonesia dengan menghadirkan Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K) dan Dr. dr. Putri Maharani TM, SpA(K) dengan tema "Tantangan dan Penanganan Kesehatan Bagi Ibu dan Anak Kelahiran prematur".
Oh ya, sebelumnya saya juga pernah
mengulas soal kelahiran bayi prematur yang boleh saya rangkum juga dari acara
offline bersama Danone Indonesia pada tahun 2019 lalu. Sobat Blogger bisa baca
ulasannya di Bayi Prematur Juga Bisa Jadi Dokter (baca: klik) sini ya.
Bayi Prematur dan Faktor Resiko Komplikasi
Jangka Pendek dan Panjang
Berbicara soal prematur. Ada 2 istilah yang biasa digunakan para ahli, prematur dan preterm. Preterm, kondisi pada ibu yang memiliki usia kehamilan di bawah usia 37 minggu. Sedangkan prematur kondisi yang menunjukan maturitas fisik janin belum cukup yang bisa terjadi pada bayi di bawah usia 37 minggu atau mungkin lahir pada usia 36 minggu tapi sudah matur fisik. Kondisi prematur juga bisa terjadi bayi yang dilahirkan 37 minggu 3 hari tapi belum cukup matur organ-organnya.
Pada pembahasan selanjutnya, saya
akan menggunakan kata prematur saja sebagaimana awamnya saya mengenal istilah
untuk kelahiran bayi di bawah usia 37 minggu. Yuk ah lanjut Sob.
Kelahiran bayi prematur terbagi
menjadi 4 fase:
1. Late prematur: usia kehamilan 34-36 minggu.
2. Moderately prematur: 32-34 minggu.
3. Very prematur: < 32 minggu.
4. Extremely prematur: < 25 minggu.
Dari data WHO menyebutkan, pada
tahun 2010 ada 1 dari 10 anak lahir prematur di seluruh dunia. Di mana
kelahiran prematur 15 juta dan di atas 1 juta meninggal karena prematuritas.
Indonesia sendiri rupanya masuk pada rangking 5 dari 10 besar kelahiran prematur
di seluruh dunia dengan angka kelahiran prematur 675.700.
Lalu, kenapa seorang ibu bisa
melahirkan bayi prematur? Ini akan menjadi pertanyaan untuk kita semua. Karena
dengan mengetahui jawabannya kita bisa deteksi dini. Namun, nyatanya dari banyak
penelitian yang sudah dilakukan, mekanisme terjadinya kelahiran prematur ada banyak
faktor dan tidak diketahui pasti penyebabnya.
Misalnya saja, adanya inveksi,
pendarahan baik pada trimester 1, 3 atau kondisi ibu yang sedang stres. Stress
di sini pun tidak sekedar pikiran saja, tapi fisik juga. Kondisi janin stress
pun bisa menjadi penyebab kelahiran prematur. Atau rahimnya yang sangat
distancing seperti kasus kehamilan multiple, lainnya cairan ketuban terlalu
banyak dan masih banyak lagi.
Dari beberapa penyebab mekanisme
terjadi kelahiran prematur hasil akhirnya adalah peningkatan zat-zat peradangan
(inflamasi) yang menyebabkan aktivasi berbagai hormon dalam persalinan.
Sehingga, menyebabkan kontraksi dan menyebabkan bayi lahir.
Apa sih faktor resiko bagi anak kelahiran prematur? Dalam jangka pendeknya ada 5 masalah yang bisa terjadi:
1. Masalah pernapasan
2. Masalah minum
3. Pendarahan ontraventikular
4. Aliran darah jantung abnormal
5. Infeksi
Disebutkan juga, bayi prematur dengan usia kehamilan di
bawah 32 minggu mengalami faktor resiko dengan kondisi:
1. Masalah mata, sehingga beresiko terjadi gangguan penglihatan hingga buta
2. Gangguan pendengaran, oleh sebab itu perlu screening
3. Pendarahan di pembuluh darah otak intraventrikular
4. Ketidak matangan saluran cerna
5. Anemia
6. Osteopenia of prematurity
Dalam jangka panjang, anak
kelahiran prematur di bawah 28 minggu atau 28-31 minggu memiliki 17x dan 3,5x lebih besar menderita
gagal jantung dibandingkan anak remaja yang dilahirkan cukup bulan. Sehingga,
anak kelahiran prematur akan mengalami sakit berkepanjangan saat remaja.
Lainnya, anak prematur memungkinkan faktor resiko lebih besar terkena diabetes tipe 1
dan 2, serta adanya riwayat alergi (asma maupun alergi makanan).
Melahirkan Bayi Prematur Juga
Berdampak Pada Ibu Loh
Dampak dari melahirkan bayi prematur
juga tidak hanya terjadi pada bayi loh Sob, melainkan faktor resiko pada kondisi Ibu.
Misalnya Ibu akan jadi lebih cemas, stres, ada masalah bonding dengan bayinya
sehingga memerlukan dukungan penuh dari keluarga.
Ibu yang melahirkan prematur rupanya memiliki angka kematian lebih besar ke depannya. Resiko kematian di kemudian hari ini terjadi pada ibu yang melahirkan di bawah 28 minggu karena memiliki kelainan kardiovaskular yang lebih besar serta berbagai tipe kelainan lainnya seperti stroke.
Tips Merawat Bayi dengan
Kelahiran Prematur
Melihat fakta di atas rasanya
cukup mengkhawatirkan bagi kondisi anak yang lahir prematur, begitu dampak juga
bagi Ibu. Namun, perlu diketahui bahwa bayi prematur juga bisa loh hidup sehat
bahkan tetap bisa menggapai cita-citanya selayaknya bayi kelahiran normal.
Ada beberapa tips bagi Sobat Blogger di rumah dalam merawat bayi dengan kelahiran prematur:
1. Gunakan metode developmental care, yakni mengetahui target anak prematur untuk tubuh ideal mulai
berat badan, panjang, sampai lingkar kepala.
2. Memberikan ASI sebagai asupan nutrisi tepat yang paling bagus bagi si kecil juga merupakan bagian dari metode developmental care.
3. Mendapatkan perawatan layak di rumah sakit seperti NICU Gentle Care,
Covering Incubator, nesting.
4. Perawatan khusus lainnya yang bisa dikerjakan di rumah dengan metode kangguru.
Metode ini bekerja untuk menghangatkan suhu tubuh bayi dengan cara menggendong
bersama ibu secara bersentuhan langsung kulit tubuh bayi dan kulit tubuh ibu menyatu. Selain itu, metode ini juga menjadi cara bonding time (membengun ikatan yang kuat) antara anak dan ibu karena bayi bisa langsung merasakan detak jantung Ibu.
5. Stimulasi anak sesuai usianya dan memberikan nutrisi yang optimal.
6. Lengkapi dengan imunisasi.
7. Penting membahas soal bonding time, jangan membandingkan-banding anak prematur ini baik dengan orang lain maupun anggota
keluarga lainnya.
Bagaimana Mengetahui Kehamilan
Prematur?
Terakhir, sebelum saya tutup.
Sebagaimana saya ceritakan di atas. Kalau penyebab kelahiran bayi prematur masih
belum diketahui secara pasti penyebabnya. Sehingga hanya bisa disebutkan dengan
beberapa mekanisme kenapa seorang Ibu bisa melahirkan bayi prematur.
Nah, di masa kehamilan ini seorang Ibu juga bisa deteksi dini apakah kandungannya berada pada kondisi kehamilan perterm atau tidak? Hal ini bisa menjadi upaya pencegahan dengan berkonsultasi kepada dokter serta apabila memang akan mengalami kondisi kehamilan prematur, Ibu sudah bisa mencari lebih tahu pola penanganan bayi prematur sebagaimana yang saya sebutkan di atas.
Ada 12 cara mengetahui kehamilan prematur:
1. kehamilan multipel 2,3 atau 4 anak.
2. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
3. Hamil pertama, tapi ibu pasien prematur sebelumnya
4. Apabila ada kelainan variasi bentuk uterus
5. Ibu sudah memiliki penyakit, diabetes, malaria, HIV, sifilis
6. Penyalahgunaan obat, alkohol, merookok,
7. Usia kehamilan usia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun
8. Jarak kehamilan terlalu singkat. Kurang 18 bulan.
9. Ibu punya penyakit tertentu semasa kehamilan.
10. Obesitas
11. Kenaikan berat badan
12. Defisiensi micronutrients
Jadi, itu dia Sobat Blogger
pembahasan saya soal kelahiran bayi prematur/preterm. Semoga bisa memberikan
manfaat untuk Sobat Blogger di rumah. Buat Sobat Blogger yang ingin mengetahui lebih jauh soal deteksi dinikelahiran prematur bisa mengunjungi website https://www.nutriclub.co.id dan akun Instagram @nutriclub_id. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "7 Tips Merawat Bayi Prematur Agar Tetap Sehat"