Mencegah Alergi Pada Anak Sejak Hari Pertama Kelahiran
“Mah, aku hari ini gak cantik,” ungkap Binar yang mengidap alergi
pada anak.
Kebayang gak sih, perasaan Mba Chacha sebagai orangtua Binar harus mendengar anaknya ngomong seperti itu. Binar menjadi anak pertama yang sejak usia 1 tahun sudah bisa melihat dirinya berbeda dan bahkan bisa menyebut dirinya tak cantik saat alerginya kambuh.
Halo Sobat Blogger semua,
sumber: danone |
Hari ini saya mau cerita nih soal alergi. Alhamdulillah, di
masa pandemi ini masih dikasih kesempatan untuk punya waktu produktif dengan
ikutan live zoom yang bermanfaat. Salah satunya bincang gizi bareng Danone Aqua
dengan tema, “Mencegah Alergi si Kecil dengan Deteksi Risiko Alergi dan Asupan
Nutrisi yang Tepat Sejak Dini”.
Live zoom ini diisi oleh 3 narasumber, ada Prof. Dr. Budi
Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak. Ada
Mba Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari Tiga generasi. Dan ada Mba Chacha Thaib
yang menjadi perwakilan sosok Ibu dengan anak alergi. Gak ketinggalan ada Pak
Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia.
Sumber: Danone |
Ngebahas soal alergi ini, saya benar-benar terbuka betapa banyak dampak yang bisa dihasilkan dari penyakit ini bila tidak dicegah sedini mungkin. Hal ini pun sebagaimana yang dirasakan oleh Mba Chacha yang benar-benar jor-joran menyembuhkan dengan segala cara untuk anak pertamanya tersebut.
Baik waktu, tenaga, perasaan hingga uang semua terpakai untuk
kesembuhan putrinya. Mba Chacha bercerita, mengingat ini menjadi pengalaman
pertamanya. Ia pun masih buta akan informasi. Sehingga segala informasi yang
masuk akan dilakukan. Bahkan, sampai harus pindah-pindah dokter tanpa ke dokter
spesialis atau ahlinya.
Selain direpotkan dengan keperluan dokter, untuk menangani
anak dengan alergi. Mba Chacha juga harus rutin memanggil jasa vakum minimal
satu bulan 2 kali. Tentu, hal ini akan berdampak pada ekonomi keluarga. Belum
lagi psikologis keluarga.
“Kalo psikologis ke Binar. Saya masih bisa menghibur anaknya
dengan memberikan informasi-informasi baik. Seperti saat alergi kambuh, saya
akan kasih tahu anaknya pelan-pelan kalau nantinya akan hilang lagi. Nah, yang
ganggu ini malah ke psikologis kami sebagai orangtua. Karena kahirnya jadi
beban pikiran, khususnya memikirkan kondisi Binar.”
Mendengar cerita dari Mba Chacha ini membuat saya akan
semakin peduli dan tidak boleh menganggap sepele perihal alergi pada anak. Ya,
walau saya belum berkeluarga. Cerita ini bisa jadi pembelajaran baik untuk saya
saat nantinya berkeluarga dan memiliki buah hati.
Cerita soal alergi gak Cuma disampaikan oleh Mba Chacha saja.
ada juga Pak Budi dan Mba Putu yang membahas soal alergi, bagaimana mencegahnya
serta dampak alergi pada psikologis. Mau tahu cerita lengkapnya? Yuk lanjut
pembahasannya di bawah.
Mengenal Alergi Pada Anak dan Cara Mencegahnya
Apa itu alergi?
Alergi merupakan suatu reaksi dalam tubuh yang bisa
disebabkan oleh suatu hal. Alergen, substansi atau unsur zat yang dapat
menyebabkan terjadinya alergi. Alergen yang dapat memicu terjadinya alergi ini
bisa disebabkan dari makanan ataupun benda yang terhirup.
sumber: pixabay |
Unsur makanan yang menjadi alergen ini seperti susu sapi,
kacang kedelai, kacang tanah, makanan laut, gandum, telur dan ikan. Sedangan
dari benda yang terhirup ada tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoa,
serpihan kulit binatang, dan jamur kapang.
Setiap alergi yang disebabkan oleh salah satu substansi
alergen ini memiliki efek samping bagi
anak. Misalnya saja gejala alergi pada susu sapi.
Bagi anak yang memiliki riwayat alergi pada susu sapi ada
beberapa kemungkinan efek samping yang diderita; menyerang saluran pencernaan,
pada bagian kulit terkena urtikaria; dermatitis atopik, saluran napas mampu
menyebabkan asma dan rinitis dan gejala umumnya terjadinya anafilaksis suatu
reaksi alergi yang parah bahkan mampu mengancam nyawa.
Anafilaksis ini rupanya hanya membutuhkan waktu yang singkat
hitungan detik atau menit saja untuk menimbulkan gejala bagi orang yang terkena
alergen. Gejala yang bisa ditimbulkan seperti ruam kulit, mual, muntah,
kesulitan bernafas hingga shock.
Oleh sebab itu, alergi pada anak ini diperlukan pencegahannya
sejak dini. Mengingat, alergi yang dicegah sejak dini. Semakin tumbuh dewasa,
resiko tinggi alergi pada anak akan semakin berkurang.
3 faktor penyebab alergi pada anak
Melihat resiko tinggi alergi bisa dilakukan melalui 3 hal.
Sumber: Danone |
1. melihat riwayat alergi pada keluarga. Resiko alergi yang
ditularkan berdasarkan riwayat keluarga masing-masing memiliki persentasi
resiko tersendiri. Seperti:
-
Apabila kedua orangtua memiliki riwayat alergi, maka
40% - 60% anak terkena resiko alergi.
-
Apabila salah satu dari orangtua memiliki riwayat
alergi, persentasenya 20% - 40% anak terkena resiko alergi.
-
Bila salah satu saudara kandung dari anak memiliki
alergi, maka 25% - 30% saudara kandung ini terkena alergi.
-
Dan apabila tidak ada riwayat alergi pada orangtua,
maka kecil kemungkinan anak memiliki resiko alergi dengan persentase 5% - 15%
saja.
2. Menghindari kelahiran caesar. Karena langkah kelahiran ini
meningkatkan resiko alergi pada anak. Rupanya, memilih jalan melahirkan caesar
akan merubah beberapa hal yang mampu memberikan dampak pada kesehatan bayi.
Misalnya saja kelahiran caesar dapat menunda perkembangan
bakteri baik dalam usus (mikrobiota dalam usus/probiotik). Hal ini pun nantinya
merubah perkembangan sistem daya tubuh bayi. Sehingga, berdampak pada
terkenanya resiko alergi pada si kecil.
3. Faktor lingkungan. Faktor lingungan yang dapatkan
menyebabkan terkenanya resiko alergi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti
Asap rokok, polusi udara, kolonisasi flora abnormal usus, dan kurang paparan
sinar matahari.
Mencegah alergi pada anak berdasarkan rekomendasi IDAI
Setelah mengetahui apa itu alergi, efek samping yang
ditimbulkan serta faktor penyebab alergi itu sendiri. Sekarang, mari mencari
tahu bagaimana mencegah alergi ini? Alergi sudah seharusnya dicegah sejak bayi
baru lahir. Hal ini sebagaimana rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia
yang menyebutkan ada 3 langkah mencegah alergi pada anak:
1. Masa kehamilan, tidak ada pantangan makanan tertentu pada
ibu hamil.
2. Sesudah lahir, berikan si kecil ASI eklusif 6 bulan.
Disusul makanan padat mulai usia 6 bulan. Kandungan ASI terdapat Oligosakarida
yang mempunyai efek prebiotik dan efek langsung pada sistem imun tubuh. Pada
ASI juga terdapat kandungan bakteri yang bermanfaat atau dikenal dengan
probiotik. Dan ASI memiliki harmless protein.
Apabila ASI tidak dapat diberikan karena suatu alasan
tertentu seperti indikasi medis. Maka, si kecil bisa diberikan protein
terhidrolisa parsial atau formula yang efektif untuk jangka waktu 4-6 bulan
sebagai alternatif nutrisi. Dan lebih bagus lagi apabila formula ini ditambahkan
dengan prebiotik dan probiotik.
3. Faktor lingkungan, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Mencegah alergi pada si kecil sangatlah dianjurkan dengan menjauhkan bayi pada
paparan asap rokok aktif maupun pasif.
Dan terakhir, alergi pada si kecil bila dicegah sejak dini
memiliki persentase kesembuhan yang terus meningkat setiap tahunnya. Contoh,
persentase kesembuhan setiap tahunnya anak pada alergi susu sapi.
Sumber: Danone |
Tahun
pertama, angka kesembuhan 45-55%.
Tahun kedua, 60-75%.
dan tahun ketiga, meningkat 90%.
4 Dampak Bahayanya Alergi Pada Anak
Alergi jadi suatu permasalahan yang tidak bisa dianggap remeh
temeh. Selain hal ini sangat mengganggu kenyamanan baik selama beraktivitas
maupun istirahat. Rupanya alergi memilki dampak besar, bukan untuk bayi saja.
melainkan keluarga dan masyarakat sekitar juga. Hal ini bisa dilihat dari 4
aspek:
1. Kesehatan
Dari sisi kesehatan, alergi rupanya mampu meningkatkan
terjadinya penyekit degeneratif seperti obesitas, hipertensi, dan sakit
jantung.
2. Gangguan tumbuh kembang
Tentu saja, anak yang alergi sedikit banyaknya memiliki
dampak pada pertumbuhan. Mengingat anak memiliki beberapa pantangan dalam
mengkonsumsi makanan.
3. Ekonomi
Gak bisa dipungkiri, sektor ekonomi akan mempengaruhi
pengeluaran tambahan keluarga untuk biaya si anak. Biaya berobat, pengeluaran
tambahan seperti menyewa jasa tukang vakum yang dilakukan Mba Chacha di atas
dan banyak lagi.
4. Psikologi
Bahaya dari penyakit alergi ini sangat berpengaruh pada
psikologis anak. Binar menjadi salah satu bukti nyata yang menjadi pengidap
alergi dan sejak usia 1 tahun sudah bisa mengatakan dirinya tidak cantik lagi
saat penyakitnya sedang kambuh lagi. dan orangtua tentunya akan menjadi stres
mengkhawatirkan banyak hal, baik kondisi anak, ekonomi, pekerjaan dan lainnya.
Jadi, itu dia ulasan soal alergi pada anak. Semoga saja bisa
menjadi ulasan yang bermanfaat untuk sobat blogger semua. Aamin.
Posting Komentar untuk "Mencegah Alergi Pada Anak Sejak Hari Pertama Kelahiran"