Asuransi Penyakit Kritis Beri Kesempatan Sembuh Lebih Tinggi
Halo Sobat Blogger
semua....
Ngebahas soal asuransi
penyakit kritis (Critical Illness) untuk sekarang-sekarang ini penting gak sih?
Penting atau gaknya tentu harus dilihat lebih dahulu permasalahan critical
ilnness itu sendiri.
Apa Itu Penyakit Kritis?
Memahami pengertiannya,
penyakit kritis merupakan penyakit di mana seseorang akan mengalami kondisi
kritis, kronis atau memiliki penyakit yang masuk pada stadium lanjut. Hal yang
selalu ditakutkan dari penyakit kritis adalah kondisi dari penderita penyakit
ini bisa dikatakan memiliki harapan untuk sembuh kecil.
Lalu, apa saja kah
penyakit kritis itu? Seperti hipertensi, stroke, ginjal kronis, jantung dan
kanker.
Saat ini, pernah gak sih
berpikir kalau kamu begitu pun dengan saya adalah calon-calon orang yang akan
terserang penyakit ini? #AmitAmit bisa sampai kena deh. Tapi, perlu kita
ketahui. Bahwa berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) telah
menyebutkan bahwa risiko masyarakat Indonesia terkena penyakit kritis semakin
meningkat.
Tercatat, penyakit
Hipertensi pada laporan sebelumnya menyebutkan masyarakat terserang penyakit
ini sebesar 25,8 persen kini menjadi 34,1 persen. Pada penyakit Stroke
Riskesdas mencatat yang sebelumnya 7 persen sekarang naik menjadi 10,9 persen.
Penyakit Ginjal pun mengalami kenaikan yang berada di angka 2 persen pada
sebelumnya sekarang menjadi 3,8 persen di tahun 2018. Dan Kanker yang menjadi
penyakit paling mematikan, data Riskesdas telah menemukan kenaikan angka dari
1,4 persen menjadi 1,8 persen.
Bahkan, menurut survey
dunia data WHO menyebutkan kalau kematian di dunia sekiranya 67%nya disebabkan
oleh penyakit kritis. Dan di Indonesia, 85% kematian disebabkan oleh penyakit
kritis.
Kenapa Angka Penyakit Kritis di Indonesia Terus Meningkat?
Ada beberapa penyebab
yang menjadikan angka-angka ini terus meningkat. Sebab musabab ini tentu tidak
jauh dari budaya maupun gaya hidup masyarakat Indonesia itu sendiri yang
dinilai menjadi semakin tingginya risiko terserang penyakit ini.
1. Budaya MCU (Medical
Check Up)
Ternyata, minimnya
kesadaran diri melakukan cek kesehatan secara rutin menjadi penyebab
ketidaktahuannya masyarakat Indonesia telah mendekati terkenanya penyakit
kritis. Sehingga, kebiasaan cek kesehatan saat sakit saja seolah menunjukan
penyakit kritis yang datang secara begitu mendadak. Padahal, bila dilakukan cek
kesehatan sejak dini, bisa kelihatan dan dilakukan pengobatan sejak dini.
2. Gaya hidup
Gaya hidup saat ini,
asupan kopi kekinian secara berlebihan maupun makanan dan minuman cepat saji
seolah telah melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Ketidaktahuan kita
terhadap asupan gizi yang dikonsumsi? Seberapa banyak bahan pengawet yang telah
masuk ke dalam tubuh? Pestisida yang masuk ke dalam tubuh? Minyak jenuh? Dan
lainnya yang harus diperhatikan.
Sehingga, lama kelamaan
akan memberikan dampak negatif pada kesehatan tubuh yang kapan saja siap
menyerang organ jantung dan ginjal.
Gaya hidup kurangnya
olahraga atau waktu olahraga yang tidak pas juga ternyata dapat membawa dampak
buruk bagi kesehatan tubuh. Olahraga malam, rupanya mampu memberikan dampak
negatif bagi kesehatan tubuh, bahkan menyebabkan kematian terkena serangan
jantung akibat berolahraga malam.
Asupan gizi pada makanan
tidak terkontrol, olahraga jarang dan salah waktu, ditambah sibuk bekerja yang
menyebakan stress, menyebabkan gangguan pola makan teratur sampai kurang tidur.
Waspadalah bila semua sudah terakumulasi mampu menyebabkan penyakit pada bagian
tubuh yang vital seperti pencernaan, jantung maupun hati.
Oh ya, tidak lupa
merokok, minum alkohol menjadi ancaman besar terserangnya penyakit kritis.
3. Polusi udara
Sudah bukan lagi menjadi
rahasia umum bila di kota-kota besar seperti Jakarta ini telah menunjukan
kualitas udara yang tidak sehat. Bahkan, sempat viral di media sosial maupun
media-media online yang memberitakan buruknya kualitas udara di Jakarta.
Faktor terbesar dari
penyebab polusi udara adalah tingginya penggunaan kendaraan pribadi khususnya
kendaraan bermotor. Disadari atau tidak, banyak bahaya yang mengancam kesehatan
tubuh manusia bila menghirup banyaknya racun yang dibawa dari polusi udara ini.
Parahnya, polusi udara mampu menyerang perkembangan otak, merusak ginjal,
merusak sistem saraf, darah tinggi, menyebabkan anemia pada ibu hamil dan
lainnya.
Saya dan Asuransi Penyakit Kritis
Melihat faktor-faktor penyebab
meningkatnya masyarakat Indonesia terserang penyakit kritis membuat saya sadar
mengenai gaya hidup yang saya jalani. Kegemaran saya makan makanan cepat saji
di mall, konsumsi kopi berlebihan, tidur tidak teratur, hidup di Jakarta dengan
polusi di dalamnya ditambah jarang berolahraga membuat semakin besar persentasi
saya terserang penyakit ini. #AmitAmit bisa terserang!
Saya bahkan sempat
mengalami pusing selama berhari-hari tanpa henti sekitar sebulan yang lalu.
Begitu ke dokter, saya pun dianjurkan untuk puasa konsumsi makanan cepat saji,
kopi dan melakukan jam tidur yang normal. Hasilnya, pusing saya hilang.
Dan faktanya, di saat
masa puasa. Saya sempat bandel konsumsi makanan cepat saji. Dan gak butuh waktu
lama. Kepala saya yang sudah hilang pusingnya berkat resep dokter, selang 1 jam
saja sudah kembali sakit. Sejak saat itu saya mulai percaya, dampak negatifnya
konsumsi makanan cepat saji emang nyata adanya.
Saya pun perlahan mulai
mengurangi konsumsi cepat saji dan minum kopi berlebih. Saya pun juga sudah
lama menargetkan jalan kaki minimal 6000 langkah sehari, dan olahraga seminggu
sekali.
Walau sudah mulai
memperbaiki asupan gizi makanan dan tidak konsumsi kopi berlebih. Rasanya saya
tetap ingin melindungi diri saya dengan asuransi penyakit kritis. Pasalnya,
kadang saya juga masih suka bandel, khilaf konsumsi makanan cepat saji dan kopi
berlebih. Ditambah, faktor eksternal bisa di mana dan kapan saja terus
menyerang saya terkena risiko tinggi penyakit kritis.
Perlindungan dari
penyakit ini menjadi penting. Jaga-jaga untuk masa depan, sangat dianjurkan.
Apalagi, biaya pengobatan untuk penyakit kritis sangat mahal. Asuransi
penyakit kritis jadi salah satu solusi melindungi diri di masa depan dari
segi finansial.
Dan ketemulah saya dengan
Flexi Critical Illness dari Astra Life. Apa itu?
Asuransi Penyakit Kritis Flexi Critical Illness
Informasi soal asuransi
Astra Life ini saya ketahui beberapa bulan lalu pada saat mengunjungi pameran
(baca: klik) GIIAS 2019 di JCC, Tangerang di mana Astra menjadi
sponsor utama di pameran otomotif tersebut. Dari sana saya tahu kalau mereka
punya asuransi jiwa dan asuransi penyakit kritis.
Saya pun kembali mencari
tahu soal asuransi yang mereka tawarkan apa saja. Dan ketemulah dengan asuransi
Flexi Critical Illness. Begitu saya menemukan Asuransi Penyakit Kritis ini. Ada
beberapa hal yang saya suka. Sesuai namanya, tentu saja Flexi Critical Illness
menjadi asuransi yang memberikan perlindungan pada 3+1 penyakit kritis utama;
stroke, serangan jantung, kanker tahap lanjut dan kanker tahap awal.
Beberapa keunggulan dari asuransi ini pun bisa menjadi
keuntungan untuk saya pribadi:
1. Mendapatkan 50% uang pertanggungan yang akan dibayarkan saat terdiagnosa kanker tahap awal. Tentu saja, ini akan sangat membantu siapa saja yang ingin melawan kanker sejak dini/di tahap awal.
2. Sedangkan untuk penyakit tahap lanjut, Astra Life akan memberikan 100% uang pertanggungan. Jika diawal sudah pernah klaim UP di tahap awal, maka pada tahap lanjut ini Astra akan membayarkan 50% UP.
3. Memiliki nilai perlindungan sampai Rp 2 miliar, tanpa perlu repot cek medis dan 100% transaksi bisa dilakukan dengan sangat mudah secara online.
3. Menarik soal premi. Pada asuransi ini, premi akan disesuaikan berdasarkan risiko setiap tahunnya.
4. Asuransi akan diperpanjang secara otomatis setiap tahunnya dan disesuaikan dengan kebutuhan hingga usia 85 tahun.
5. Premi pun bisa dibayar sesuai kebutuhan saya, mau bayar bulanan, kuartalan, semesteran, hingga tahunan. Oh ya, bayar tahunan bisa lebih hemat 2 bulan loh. Jadi cukup bayar premi 10 bulan, sudah bisa dapat perlindungan untuk 12 bulan!
6. Satu hal yang saya suka dari keuntungan ini adalah menjadi asuransi penyakit kritisyang fleksibel. Saya bisa menurunkan biaya premi apabila di bulan depan sedang ada keperluan lain. Misalnya bulan ini bayar premi Rp 500.000. Karena bulan depan ada kebutuhan lain, maka premi bisa saya turunkan menjadi Rp 200.000. Sangat memberikan pengertian bukan terhadap keuangan saya.
7. Pembelian dapat dilakukan secara online melalui website (baca:klik) Asuransi Penyakit Kritis.
Banyak bukan keuntungan
yang didapat? Info lengkap bisa langsung aja cek di websitenya ya.
Sekarang
saya mau coba registrasi pendaftarannya nih.
Saya dan Asuransi Penyakit Kritis Flexi Critical Illness
Seperti yang jelaskan di
atas. Kalau asuransi penyakit kritis Flexi Critical Illness ini dapat diakses
secara online. Bahkan, 100% transaksi secara online. Sehingga, saya bisa
mendaftarkan diri dengan mudah di mana saja dan kapan saja. Termasuk melalui
smartphone saya.
Langkah-langkah pembelian
sangat mudah dan jelas:
1. Buka website di https://ilovelife.co.id
2. Klik lihat detail.
3. Pilih cek sekarang.
4. Klik ayo mulai.
5. Isi pertanyaan Ya/Tidak.
6. Lalu melengkapi data dan uang pertanggungan.
7. Pilih jangka waktu pembayaran. Dan saya pilih tahunan biar hemat 2 bulan.
8. Melengkapi data diri dan upload KTP. Lalu klik lanjut.
9. Lengkapi nomor telpon dan alamat.
10. Masukkan data penerima manfaat klaim.
11. Cek data yang sudah dimasukkan.
12. Klik setuju untuk S&K.
13. Pilih virtual account Permata untuk pembayaran.
14. Klik Ya.
15. Dan selesai.
Nah, selesai sudah
registrasi saya. Sekarang, saya sudah terlindungi dengan asuransi penyakit
kritis Flexi Life dari Astra Life ini. Yuk buruan daftarkan diri Sobat Blogger
sekarang juga. Btw, saya punya referal code yang bisa digunakan nih untuk
membeli Flexi Life maupun Flexi Critical Illness.
Silahkan masukkan
refferal code BLOGNURSAID20 dan selamat mendaftar. Selamat, saya dan Sobat Blogger sudah satu
langkah lebih maju melindungi diri dan merencanakan masa depan dengan
perlindungan asuransi yang dapat menjaga diri dari kesiapan segi financial.
Posting Komentar untuk "Asuransi Penyakit Kritis Beri Kesempatan Sembuh Lebih Tinggi"