Transformasi, Langkah Perusahaan Telekomunikasi Hadapi Disrupsi Teknologi
Halo Sobat Blogger semua.
Pernah gak sih kamu berpikir bagaimana nasib perusahaan
telekomunikasi menghadapi perubahan serta kemajuan pesat dari teknologi di
Indonesia ini? Bahkan secara global. Saya ingat betul, dahulu itu. Perusahaan telekomunikasi
perang bisnis dalam memberikan layanan harga yang masih berfokus pada sms, mms,
telpon dannada dering. Sobat Blogger masih ingat dengan harga sms Rp 1 per
karakter?
Hingga hadir kemunculan Facebook. Perusahaan telekomunikasi
pun melakukan pembaharuan layanan dengan memberikan fasilitas mengakses
Facebook melalui sms saja. Seperti update status dan balas komentar dengan sms.
Saya pernah langganan ini. Kalo Sobat Blogger?
Dan hingga kini. Layanan internet semakin diutamakan
mengingat fasilitas sms, telpon biasa seperti sudah ketinggalan zaman. Kemunculan
social media semakin mempermudah kita semua untuk berinteraksi. Efisiensi ini
tidak hanya dilihat dari segi medianya saja. Melainkan harga yang sudah bisa
didapat dengan melakukan sekali bayar paket internet saja.
Kini, dengan internet. Kita semua sudah bisa melakukan banyak
hal. Chating, telpon sampai video call, kirim foto hingga kirim file, bersocial
media, hingga menonton aneka video di youtube maupun streaming televisi secara
live.
Lalu, dengan segala macam perubahaan ini. Sebenarnya,
bagaimana sih nasib perusahaan telekomunikasi di Indonesia menghadapi disrupsi teknologi
ini?
Transformasi Perusahaan Telekomunikasi di Masa Disrupsi atau Diam Tenggelam?
Berbicara soal perusahaan telekomunikasi di Indonesia hadapi
disrupsi. Pada Rabu (5/2) Kemaren, saya berkesempatan mengikuti seminar “Disrupsi
Telekomunikasi: Beradaptasi atau Tenggelam” yang diselenggarakan oleh ICT
Institute. Pada seminar ini, dihadiri Heru Sutadi selaku Direktur Eksekutif ICT
Institute dan Nonot Harsono selaku Pengamat Telekomunikasi.
Pak Nonot Harsono |
“Disrupsi, berarti perubahan yang bisa mengarah ke positif
dan negatif,” ungkap Heru Sutadi.
Disrupsi bisa terjadi pada lini bisnis apa saja. Apa lagi
yang berkaitan dengan teknologi. Masih ingat dengan perusahaan smartphone Nokia
yang di eranya pernah merajai pasar handphone di masa dan sekarang mengalami
penurunan drastis.
Ada lagi perusahaan handphone BBM yang begitu banyak digemari
oleh masyarakat Indonesia. Namun perlahan bisa tergeser juga. Bahkan, walau
sudah berusaha melakukan beberapa perubahaan mengikuti perkembangan zaman. Pada
akhirnya masih belum mampu juga bertahan
apalagi naik ke puncak kejayaannya kembali.
Di lini bisnis telekomunikasi, seperti perusahaan penyaji
operator pun sudah ada beberapa yang akhirnya mengalami kebangkrutan. Seperti
Esia yang seperti saya katakan di atas dengan tarif harga sms Rp 1 perkarakter.
Lalu ada Fren, Hepi, Flexi, Star One, Ceria hingga Bolt yang di tahun 2013 hadir
dan mampu mengalami kejayaannya sebagai salah satu operator 4G LTE di
Indonesia. Hal ini pun juga berdampak pada perusahaan operator telekomunikasi
yang kini masih bertahan seperti Telkom, Telkomsel, XL Axiata dan Indosat
Ooredoo.
Oleh sebab itu, melihat fakta-fakta di atas. Peruhasaan
telekomunikasi mau tidak mau, harus bisa beradaptasi dan mengikuti dengan
segala perkembangan evolusi dan trend baru yang muncul.
Transformasi Seperti Apa yang Dibutuhkan Perusahaan Telekomunikasi?
Diam dan tenggelam atau melakukan transformasi. Menjadi pilihan
bagi setiap perusahaan telekomunikasi untuk terus bertahan dan maju mengikuti
perkembangan zaman. Pastinya, transformasi sudah sangat diperlukan dengan
mengingat banyak hal yang sudah mulai berubah.
Seperti terus meningkatnya pengguna dan karakter generatif
dari teknologi digital. persaingan bisnis yang juga berubah akibat hadir dan
terus berkembangnya internet, teknologi dan kini aplikasi terus saja lahir dari
setiap sektor bisnis. Tentunya, hal ini mengubah prilaku dan harapan dari
setiap konsumen.
Menghadapi disrupsi dari kemajuan teknologi digital ini
rupanya bukan sekedar mengubah nilai jual bisnis apa yang harus diikuti,
melainkan banyak hal terkena dampaknya juga. Seperti kompetisi, adospi dan
inovasi teknologi, organisasi perusahaan (visi dan kepemimpinan).
Pak Heru Sutadi |
“Transformasi operator telekomunikasi harus dimulai dengan
perubahan mindset, transformasi dari layanan konvensional menjadi solusi
digital, serta efisiensi organisasi yang berfokus menjawab kebutuhan pelanggan
secara spesifik dan bertindak secara lebih cepat,” ucap Heru Sutadi.
Sehingga, untuk mampu bertahan hingga sustain di masa
disrupsi teknologi ini perlulah untuk melakukan perubahan pada visi dan
kepemimpinan perusahaan, melakukan inovasi dan adopsi teknologi masa kini,
serta melakukan transformasi organisasi.
Jadi, itu dia Sobat Blogger kira-kira isi seminar yang saya
ikuti bersama ICT Institute. Terima kasih sudah membaca.
Posting Komentar untuk "Transformasi, Langkah Perusahaan Telekomunikasi Hadapi Disrupsi Teknologi"