Cititalk Hadirkan 3 Kisah Pengusaha Sukses Generasi Milenial
Halo Sobat Blogger semua.
Bisa mendengarkan 3 kisah pengusaha sukses itu rasanya senang
bukan main. Selain mendapatkan motivasi dari mereka yang telah sukses, saya
jadi bisa mendapatkan pembelajaran atau inspirasi dalam berbisnis juga.
Gibran, Hafiz dan Stefani. Mereka semua adalah genarasi
milenial yang sukses berbisnis memulai karir dari nol hingga bisa menjadi go
internasional. Kesempatan saya bisa mendengarkan cerita mereka membangun bisnis
saya dapati dari acara Cititalk Citizenship Grant 2019 Citi Indonesia pada
(26/11) di Ballroom 1 Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta.
Acara yang mengangkat tema Untukmu, Generasi Muda ini dimulai
dengan penyerahan Dana Hibah senilai USD 695.000 yang diberikan untuk program
edukasi, literasi finansial dan pemberdayaan ekonomi yang dikhususkan kepada
generasi muda.
Dana hibah ini didanai oleh Citi Foundation yang merupakan
bagian dari program CSR Citibank. Tidak sendirian, dalam menjalankan
programnya, Citibank berkolaborasi dengan banyak pihak seperti UNESCO, Prestasi Junior Indonesia dan Indoensia
Business Links.
Pada tahun 2019-2020 ini. Citibank menargetkan program CSR
ini mampu memberikan dampak positif untuk 450 generasi muda di berbagai situs
destinasi wisata, 8.000 pelajar dari 25 sekolah SMU/SMK di 5 kota serta 1.000
muda mudi di kawasan industri.
Kolaborasi bersama UNESCO nantinya akan mengajarkan kepada
anank-anak muda untuk berwirausaha di industri kreatif melalui situs destinasi
wisata di Indonesia. seperti wilayah Danau Toba, Yogyakarta, Candi Borobudur, Candi
Prambanan, Kota Tua Jakarta dan Bali. Penerima manfaat di sini nantinya akan diberikan
pelatihan keterampilan kerja, kreativitas serta belajar desain serta strategi
marketing di dunia digital. Dan banyak lagi.
Kolaborasi dengan Prestasi Junior Indonesia, akan memberikan
edukasi seputar kewirausahaan kepada lebih dari 35.000 pelajar SMA dan SMK di
enak kota Indonesia. Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Denpasar.
Dan terakhir kolaborasi dengan Indonesia Business Links yang
akan menjalankan program Skilled Youth tahap 4. Program ini memiliki tujuan
untuk menggali potensi anak-anak muda dengan rentang usia 16 sampai 25 tahu. Adapun
edukasi yang akan diberikan seperti literasi finansial, keterampilan teknis dan
kewirausahaan, serta pendampingan pencarian kerja. Program ini juga akan
menguatkan karakter dan prilaku. Dan nantinya, pelatihan ini mampu memberikan
dampak positif bagi 1.300 generasi muda di kawasan industri.
Jadi, itu dia program dana hibah yang akan diberikan Citibank
Indonesia yang sudah berkolaborasi dengan beberapa pihak. Nah, sekarang. Yuk,
simak Cititalk Citibank Indonesia yang menghadirkan 3 pengusaha sukses dalam
membangun bisnis mereka.
Kisah Pengusaha Sukses Membangun Bisnis dari Nol
Gibran Chuzaefah Amsi El Farizy, salah satu pemuda yang sudah
mulai berbisnis sejak di bangku kuliah ini sudah sukses. Bisnis eFishery yang
dikembangkan pun tak main-main, mampu menembus pasar internasional.
CEO dari eFishery ini pertama kali membangun bisnisnya pada
tahun 2013 dengan memulai ternak ikan lele. Hingga pada akhirnya ternak lelenya
ini membuahkan hasil mulai dari 1 kolam menjadi 76 kolam. Hasil ternak lele
yang awalnya dijual langsung ke tengkulak, sampai dikreasikan menjadi aneka
makanan olahan.
Ia pun menceritakan, modal awalnya berbisnis sekitar 1.5
juta. Di mana sekarang setiap tahunnya naik 4 sampai 5 kali lipat.
Setelah sukses dengan ternak ikan lelenya. Gibran pun mengembangkan
lagi bisnis dalam pemberian makan ternak lelenya yang tidak dilakukan secara
manual. Ya, ia pun mencoba membuat perangkat berbasis teknologi yang dapat
emngontrol pemberian makan ikan. Mengingat, pakan ikan mampu menghabiskan dana
70 sampai 80 persen.
Sehingga, munculkan ide dan terlahirlah alat efishery yang
menawarkan efisiensi pemberian pakan ikan ternak. Keunggulan dari alat yang
diciptakan oleh Gibran ini mampu mengendalikan stok pakan dari jarak jauh.
Bahkan, alat ciptaannya mampu mengukur nafsu makan ikan.
Dengan saat ini, efishery telah masuk ke
perusahaan-perusahaan besar termasuk masuk pasar internasional Thailand,
Vietnam, India dan lainnya.
Selain Gibran, narasumber yang hadir di acara Cititalk ini
ada juga Mas Khafiz Nasrullah yang
mendirikan Nares Essential Oil. Ada 2 alasan kenapa ia tertarik pada essential
oil.
Pertama, Khafiz menceritakan kalau dirinya merupakan anak
buruh tani miskin yang gak bisa kuliah. Secara pandangan yang ia lihat soal
petani, ia menyimpulkan kalau petani itu identik dengan kemiskinan dan gak
punya uang. Sehingga, hal ini melatarbelakanginya tidak mau menjadi petani.
Kedua, Khafiz ini tinggal di rumah yang banyak perkebunan
Cengkeh. Di mana pada suatu hari, ia menyadari kalau ada banyak sampah daun cengkeh
yang berjatuhan, dan rupanya bisa dijadikan peluang bisnis essensial oil.
Untuk memulai usahanya. Khafiz pun melakukan riset dan anilsa
bisnis. Ternyata, hitung-hitungan biaya yang dibutuhkan untuk memiliki alat
penyulingan minyak sendiri membutuhkan
modal sekitar Rp 80 juta.
Di tahun 2010, ia sadar betul. Bisnis yang akan dijalaninya
ini tidak akan mudah. Hingga akhirnya ia mencoba mengajukan proposal dan banyak
ditolak. Sampai pada orang yang ke 9. Rencananya ini disetujui, dan secara
perlahan di danai modal hingga Rp 80 juta.
Cukup membutuhkan waktu 1 tahun Khafiz telah balik modal.
Dari usahanya ini, ia melihat ada manfaat dari apa yang sudah dikerjakannya. Bahwa
ia bisa menjangkau sekitar 20 ribu petani di seluruh Indonesia untuk membantu
perekonomiannya.
Kini, bisnisnya sudah ada lebih dari 20 produk essential oil.
Di luar negeri, bisnisnya telah sampai di Francis, Jerman, Spanyol.
Dan terakhir ada Stefani founder pendiri Tinung Rambu. Punya
gelar Phd di usia 24 tahun dengan latar belakang perkulaihan Geologi, di Akita
Jepang rupanya tak membuat gadis yang kini berusia 28 tahun ini tak membuatnya
tertarik menekuni menjadi seorang dosen.
Saat usianya 24 tahun, dan ia pulang ke Indonesia. Stefani
pun memilih pekerjaan lapangan di mana ia bisa sudah bisa pergi ke seluruh
Indonesia. Dari perjalanan lapangannya inilah, ia bertemu dengan yang namanya
tenun. Di mana pertemuan pertama di Sulawesi Tenggara, daerah Bao Bao.
Dalam perjalanannya, Stefani pun masuk ke dalam 3 kota yang
terbilang masuk kategori kota miskin di Indonesia. ketika ke sana, ia mencoba
melihat peluang apa saja yang bisa dicari di sana. Bahkan, ia melihat ada
kekayaan alam yang sudah diakui dunia.
Mulai dari sana, ia mencoba mempeljari apa yang salah. Mencoba
mendengarkan cerita dari warga setempat.
Dan mulailah, di NTT. Stefani membuka Tinung Rambu. Di mana
ia memulai di satu desa berlokasi di bukit kapur. Memanfaatkan tradisi adat di
sana untuk dijadikan peluang bisnis, tenun.
Sejauh ini, hasil kerja kerasa warga setempat dan kerja keras
Stefani menjadi social entrepreneur ini telah membuahkan hasil Taman Baca
Tinung Rambu. Di bulan Oktober kemaren, Tinung Rambu berhasil mengalokasikan
dana juga untuk memperbaiki satu sumur di sana.
Saat ini, Tinung Rambu memproduksi Selendang, Kaos dan aneka
dekorasi rumah. Alasan memilih ke jenis karya ini. Ia nilai mampu menghasilkan
karya dengan harga yang tidak terlalu mahal untuk mahakarya tenun. Sehingga, ia
berharap siapa saja dapat membeli produk Tinung Rambu ini.
Menutup, pesan dari Gibran untuk menjadi seorang entrepreneur
adalah memiliki kepribadian yang konsisten dan tidak gampang menyerah. Karena
itulah yang sudah ia tanamkan dalam diri untuk mencapai di titik puncak seperti
sekarang ini.
Sedangkan dari mas Khafiz, jika saat ini Nares Essential Oil
memiliki 20 produk essential. Ia memiliki cita-cita 5 tahun kedepan mempunyai
45 jenis essential oil.
Dan pesan Stefani yang dikhususkan untuk para Mama pengrajin
tenun. Tetap semangat, apa pun kondisinya.
Jadi, itu dia 3 kisah pengusaha sukses yang telah membangun
bisnisnya dari nol hingga mencapai titik keberhasilannya sekarang. Salam sukses
untuk kita semua.
Posting Komentar untuk "Cititalk Hadirkan 3 Kisah Pengusaha Sukses Generasi Milenial "