Jajanan Kekinian Murah Meriah untuk Generasi Milenial, Bolehkah?
Halo Sobat Blogger, siapa yang suka beli jajanan kekinian
murah meriah dengan promo cashback dan diskonnya? Saya. Hehe
Gak dipungkiri, seiring terus tumbuhnya teknologi informasi.
Semakin bermunculannya social media yang banyak mengambil peran dari setiap
aspek kehidupan. Gaya hidup soal makan pun seolah diatur dan diarahkan untuk
memilih makanan yang hanya sedang trend saja. tujuannya untuk apa? Agar
dibilang anak kekinian dan tidak ketinggalan zaman.
Tak jarang, setiap jajanan kekinian yang sedang dikonsumsi
berlomba-lomba untuk menghasilkan foto yang bagus dan diunggah ke social media.
Sehingga, lama kelamaan budaya konsumsi jajanan yang sedang trend ini terus
dilakukan.
Loh, kenapa saya jadi terkesan ngatur-ngatur soal trend
jajanan kekinian ini? Kan kalau emang orangnya mampu ya sah sah saja bukan?
Sampai di sini saya paham dan betul sekali. Tapi, pernah gak
sih berpikir kalau jajanan yang dikonsumsi itu sehat? Atau pernah gak sih
ngalamin sakit karena salah asupan makan yang masuk ke dalam tubuh?
Sedikit cerita, tapi kayaknya saya juga pernah bahas di
ulasan blog sebelumnya. 3 bulan sebelum ini, saya termasuk anak yang suka
sekali konsumsi aneka kopi kekinian. Gak lupa, aneka makanan cepat saji pun
menjadi pangan yang tak jarang saya konsumsi saat pergi ke mall. Tentu saja,
semuanya bisa saya beli dengan adanya promo cahsback atau kupon langganan buy 3
get 1.
Dan singkat cerita. Di suatu hari, saya mengalami sakit
kepala yang tidak hilang selama 3 hari lebih. Bahkan ketika dibawa tidur. Malah
saat bangun semakin terasa sakitnya. Akhirnya, saya memutuskan ke dokter. Semua
normal, hingga dokter menyimpulkan ada yang salah dengan konsumsi pola makan
saya.
Dokter pun menebak-nebak kalau saya suka gemar kopi, pola
makan tidak sehat dan kerap begadang. Tentu saja betul. Hingga akhirnya saya
disuruh puasa kopi dan makan makanan cepat saji dahulu sampai sakit kepalanya
hilang.
Dan tau gak Sob, saya pernah coba-coba waktu masa pemulihan
ini bandel jajan makanan cepat saji yang dikenal kaya akan mecinnya. Gak perlu
waktu lama, sekitar 2 jam kemudian sakit kepala saya kambuh lagi yang padahal
sudah reda dengan obat yang saya konsumsi dari dokter.
Sejak saat itu saya percaya, kalau apa yang saya konsumsi ini
sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh. Baik untuk saat ini, hingga masa
depan. Pada akhirnya, sekarang saya berupaya tidak setiap hari konsumsi kopi
dan aneka makanan cepat saji.
Nah, nngebahas semua ini. Saya mendapatkan kesempatan untuk
mengikuti talkshow bersama BPOM. Tapi, ada yang beda dari biasanya dari
sebelum-sebelumnya saya mengikuti acara bersama BPOM. Karena kali ini, BPOM
turut mengajak adik-adik SMA mengikuti talkshownya yang mengangkat tema Ngobrol
Asik Milenial bersama BPOM Makan Sehat ala Generasi Cerdas.
Pada sesi ngobrol asik ini. BPOM menghadirkan Ibu Dr. Ir.
Penny K. Lukito, MCP selaku kepala Badan POM. Serta menghadirkan Prof. Dr. Purwiyatno
Hariyadi selaku guru besar Teknologi Pangan IPB.
Oh ya, pembahasan ini juga sebenarnya tidak hanya sampai pada
trend mengkonsumsi jajanan kekinian saja. Melainkan, trend mnedapatkan makanan
siap saji sampai obat-obatan yang semakin mudah secara online namun belum
diketahui apakah semua itu aman?
Nah, yuk lanjut saja. saya akan sudah merangkum poin-poin
pembahasan yang sudah disampaikan hasil dari ngobrol asik milenial ini.
Boleh Loh Jananan Kekianian Murah Meriah untuk Generasi Milenial
Sesi ngobrol yang berlokasi di Mitra Terrace ini dimulai
lebih dahulu oleh Ibu Penny selaku kepala Badan POM.
Sebagai Badan Pengawasan Obat dan Makanan, dan di hari pangan
sedunia (World Food Day 2019). BPOM
mengajak masyarakat turut aktif menyebarluaskan pentingnya keamanan pangan. Aspek
keamanan pangan, menjadi salah satu peran pangan suatu bangsa (individu) dengan
menjaga bersama aspek keamanan pangan itu sendiri.
Disebutkan, peran pangan dari aspek keamanan ada 3:
1. aspek kontaminasi keracunan yang dapat berakibat pada
kasus penyakit diare. Faktanya, kasus keracunan yang membawa dampak diare ini
sudah terjadi sebanyak 27 juta kasus.
2. Aspek stunting. Tentu saja, soal aman dalam konsumsi juga
harus dipertimbangkan oleh Ibu Hamil untuk menjaga kondisi janin dan calon bayi
bisa tumbuh kembang secara optimal di 1000 hari pertama. Pastinya, juga
memperhatikan kandungan gizi yang dikonsumsi kepada generasi milenial agar
menjadi generasi cerdas dan sehat.
Aspek stunting ini membawa dampak buruk seperti kekurangan
nutrisi, obesitas. Sehingga, masyarakat khusus generasi milenial perlu
memperhatikan makanan yang dikonsumsi dari kandungan GGL (garam, gula dan
lemak).
3. aspek peredaran online. Masyarakat harus jeli dari setiap
informasi makanan cepat saji yang dibeli secara online. Hal ini pun berlaku
juga terhadap peredaran obat-obatan sampai kosmetik atau produk kecantikan.
Lanjut, Ibu Penny menyampaikan tips menjadi generasi milenial
yang cerdas dalam mengkonsumsi makanan.
Pertama adalah berpikir kritis. Seperti mencari tahu tentang
produk minimal dengan konsep 5w+1h. Mencari tahu produk tersebut apakah sudah
terdaftar di BPOM. Melakukan evaluasi informasi. Mempertimbangkan pengaruh dari
informasi. Dan eksplorasi sudut pandang dari suatu informasi produk yang
didapat.
Kedua. Saat ingin mengkonsumsi makanan, pikirkan dampaknya
langsung ke tubuh. Generasi milenial saat ini sangat dianjurkan untuk
mempertimbangkan faktor apa saja yang mempengaruhi tubuh? Sehingga, kesehatan
tubuh akan terus terjaga.
Hal ini balik lagi pada aspek keamanan. Memikirkan apa saja
yang berpotensi mencederai tubuh. Seperti pencemaran kimia sampai
mikroorganisme yang ada pada kualitas kebersihan makanan.
Ketiga, jangan lupa untuk cek klik dan bisa juga mencari tahu
suatu produk melalui aplikasi BPOM Mobile.
Lanjut Prof. Dr. Purwiyatno mengeluarkan pendapatnya juga
soal makanan kekinian. Ia menyampaikan kepada generasi milenial yang hadir
untuk konsumsi aneka ragam jenis pangan dan jangan sampai berlebihan.
Menurutnya, generasi milenial boleh konsumsi makanan
kekinian, tapi jangan berlebihan. Berlebihan konsumsi makanan mengandung gula,
garam dan lemak. Generasi milenial juga harus menerapkan gaya hidup sehat,
tidak merokok dan jangan lupa berolahraga.
Menutup, Prof Purwiyatno membagikan tips makan sehat ala
generasi milenial:
1. jangan terlalu sedikit konsumsi buah dan sayuran. Mengingat
hal tersebut menjadi sumber vitamin dan serat.
2. kurangi karbo nasi secara berlebih.
3. Kurangi konsumsi makan yang terlalu berlemak dan terlalu
banyak mengandung gula.
4. Biasakan makan secukupnya, jangan sampai buang-buang
makanan.
Jadi, itu dia pembahasan soal jajanan kekinian murah meriah
untuk generasi milenial. Poin penting dari yang bisa saya tangkap di sini
adalah jalani gaya hidup sehat, perbanyak konsumsi buah dan sayur, kurangi
karbo nasi, dan kurangi makanan mengandung gula, garam dan lemak. Jangan lupa
berolahraga.
Salam sehat untuk kita semua.
Posting Komentar untuk "Jajanan Kekinian Murah Meriah untuk Generasi Milenial, Bolehkah?"