Sambut Bulan Ramadhan 2019 Resiko Kecil Diabetes ke Hipoglikemia
Halo Sobat Blogger, bulan ramadhan 2019 tinggal menghitung
jari nih. Apa yang sudah Sobat persiapkan? Hati yang lebih bersih untuk
kebutuhan rohani mendatang. Agar iman semakin kuat dan ibadah menjadi lebih
baik dari segi kualitas dan kuatitas. Itu dari sisi jiwanya ya Sob. Bagaiana dengan
raga kita?
Tentu, untuk mendapatkan kualitas ibadah yang bagus di bulan
ramadhan. Dibutuhkan faktor pendukung dari kesehatan badan. Badan sehat dan
bugar, menjalankan ibadah puasa pun akan terasa lebih ringan bukan daripada
dalam keadaan sakit.
sumber: pixabay |
Nah, ngomongin soal kesehatan di bulan ramadhan ini. Ada 2
penyakit Sob, yang ternyata patut diwaspadai. Bahkan, diwaspadai oleh mereka
yang telah mengidapnya. Diabetes dan hipoglikemia.
Diabetes sebagai serangan kesehatan yang menyebabkan kadar
gula darah yang terlalu tinggi pada tubuh manusia. Ciri-ciri pengidap diabetes
bisa dikenali dengan gejala-gejala awal seperti sering buang air kecil, sering
merasa haus dan lapar, BB turun secara drastis, gampang capek, konsentrasi
menurun, kesemutan di kaki sampai daya penghilatan menjadi kabur. Adapun bahaya
dari diabetes bisa dibaca di (klik) bahaya diabetes dan pencegahannya.
Diabetes sebagai penyakit dengan kadar gula tinggi dari keadaan normal- 70-130 mg/dl (sebelum makan)
dan dua jam setelah makan kurang dari 140mg/dl- faktanya mampu membuat
seseorang menglami sakit yang berkesinambungan dengan hipoglikemia yang
didiagnosis dengan kadar gula rendah di bawah 70mg/dl.
Tentu, bagi pengidap diabetes yang secara tiba-tiba mengalami
hipoglikemia memiliki potensi yang berbahaya hingga dibutuhkan penanganan
medis. Hipoglikemia sebagai kadar gula rendah mampu memici serangan penyakit
jantung.
Hasil cek kadar gula darah normal |
Studi dari Epidemiiology of Diabetes and Ramadan 1422/2001
(Epidiar) menyebutkan kalau terjadinya hipoglikemia lebih rentan terjadi di
bulan ramadhan saat berpuasa. Di mana studi ini telah dilakukan di 13 negara
penduduk muslim; Aljazair, Banglades, Mesir, India, Indonesia, Jordania,
Lebanon, Malaysia, Moroko, Pakistan dan Saudi Arabia.
Lalu, di bulan ramadhan ini siapa saja yang beresiko tinggi
mendapatkan hipoglikemia? Ada 3 kategori. Pasien usia lanjut; gejala tidak
jelas, gangguan saeaf dan faktor usia. Pasien dengan penyakit penyerta;
penyakit ginjal, malnutrisi, penyakit pembuluh darah kronik, kelainan saraf
tepi, penyakit hati. Lainnya; adalah orang-orang dengan kebiasaan makan tidak
teratur, perubahan aktivitas fisik, konsumsi alkohol berat.
Gejala hipoglikemia sendiri bisa dilihat dari tanda-tanda jantung
berdebar kencang, bergetar secara
tiba-tiba, merasa gelisah, keringat dingin, merasa lapar terus, dan kesemutan.
Mengenai kenapa pengidap diabetes bisa mengalami hipoglikemia
ini dikarenakan terlalu banyaknya penggunaan insulin yang dapat mengatur gula
darah. Selain karena penggunaan insulin yang terlalu banyak.
Pengidap diabetes yang dapat terserang hipoglikemia saat
bulan ramadhan juga bisa disebabkan dari efek samping obat diabetes, makan
terlalu sedikit, atau bahkan tidak sempat makan sama sekali selama sehari
(tidak sempat sahur dipaksakan puasa). Melakukan aktivitas olahraga dengan
intensitas tinggi dan tidak diimbangi dengan makanan yang cukup dan penyesuaian
obat-obatan yang tepat.
Ada beberapa langkah yang bisa dihindari dari pengidap
diabetes agar terhindar dari kondisi hipoglikemia saat bulan ramadhan 2019 ini.
1. Jangan lewatkan
atau menunda jam sahur dan buka puasa. Apalagi bagi yang menggunakan insulis
atau obat oral diabetes. Perhatikan asupan makan yang cukup dan konsisten.
2. Bagi pengidap diabetes yang masih sadar, dan bisa makan atau minum. Berikan tubuh karbohidrat yang cukup seperti: nasi, roti, air gula, jus dan lainnya.
3. Bagi yang sadar tetapi tidak bisa minum atau tidak sadar akan maka harus segera dibawa ke pusat layanan kesehatan agar secepatnya diberikan cairan Dextrose 40% intravena.
4. Rutin melakukan pengecekan gula darah.
5. Minum obat sesuai anjuran dokter, dan menyesuaikan asupan makanan/cemilan.
6. Mencatat reaksi saat glukosa menjadi rendah untuk mendapatkan cara pencegahannya dari pola terjadinya hipoglikemia.
2. Bagi pengidap diabetes yang masih sadar, dan bisa makan atau minum. Berikan tubuh karbohidrat yang cukup seperti: nasi, roti, air gula, jus dan lainnya.
3. Bagi yang sadar tetapi tidak bisa minum atau tidak sadar akan maka harus segera dibawa ke pusat layanan kesehatan agar secepatnya diberikan cairan Dextrose 40% intravena.
4. Rutin melakukan pengecekan gula darah.
5. Minum obat sesuai anjuran dokter, dan menyesuaikan asupan makanan/cemilan.
6. Mencatat reaksi saat glukosa menjadi rendah untuk mendapatkan cara pencegahannya dari pola terjadinya hipoglikemia.
Jadi itu dia 6 tips mencegah pengidap diabetes terhindar dari
hipoglikemia. Pada dasarnya, saat bulan ramadhan 2019 mendatang. Pengidap diabetes
cukup menjaga keseimbangan antara sasaran terapi dan hipoglikemia.
Sasaran utama pengelolaan diabetes adalah mempertahankan
kadar glukosa darah dalam keadaan aman mendekati kadar normal. Dan tantangan
dalam pengobatan diabetesnya itu sendiri mengendalikan glikemik (HbA1c) agar
tidak terlalu naik dan hipoglikemia/peningkatan berat badan tidak turun
drastis.
Menutup, bagi penderita diabetes yang akan menjalani puasa
ramadhan sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Hal
ini guna melihat apakah boleh menunaikan ibadah puasa, dan berkonsultasi
bagaimana mengatur pola hidupnya baik mengatur makan dan aktivitas fisik. Serta
berkonsultasi mengatur konsumsi obat-obatan agar terhindar dari hipoglikemia
saat menjalani ibadah puasa.
Terima kasih, semoga bermanfaat.
Selamat menunaikan ibadah puasa.
Selamat menunaikan ibadah puasa.
1 komentar untuk "Sambut Bulan Ramadhan 2019 Resiko Kecil Diabetes ke Hipoglikemia"