Gus Dur Bapak Pluralisme dan Pejuang Ekonomi Kerakyatan
Masyarakat Indonesia, kini tengah
memperingati haul Gus Dur yang ke-9. Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI yang
ke-4 ini sangat familiar dengan sebuatan Bapak Pluralisme. 9 tahun berlalu,
tepatnya 30 Desember 2009. Alm. Gus Dur telah berpulang menghadap Sang Ilahi
menjemput takdir-Nya.
Namanya yang akrab disapa Gus Dur
ini, meninggalkan banyak kenangan dan inspirasi untuk bangsa Indonesia. Khususnya
berbagai macam pemikiran beliau. Nurcholis Majid atau disapa Cak Nur seorang
cendekiawan, pemikir Islam dan budayawan menyebutkan ada beberapa hal yang bisa
dipahami dari seorang GUs Dur.
Pertama, ia adalah seorang penyeru
pluralisme dan toleransi. Kedua, pembela kaum minoritas yang tertindas. Dan ketiga
pecinta keutuhan NKRI.
Prestasi Pemerintahan Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid
“Keberhasilan seorang
pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam mensejahterakan umat yang mereka
pimpin,” Gus Dur.
21 bulan, mengisi kursi
pemerintahan, di era Gus Dur berhasil menaikkan ekonomi negara Indonesia. Bahkan,
beberapa sumber menyebutkan, Gus Dur mendapatkan warisan perkonomian sebelumnya
dengan kondisi pertumbuhan minus 3 pada September 1999.
Selama menjabat sebagai pemimpin,
era Gus Dur sukses mempercepat pertumbuhan ekonomi dari -3% ke positif +4%. Pada
masa 3 bulan tim ekonomi bekerja, masa itu telah berhasil menaikkan pertumbuhan
ekonomi di level 0,7%. Pada tahun 2000, tim ekonomi Gus Dur berhasil menaikkan
pertumbuhan ekonomi negara menjadi 4,9%, melampau jauh 4,2 persen. Bahkan,
keberhasilan ini pun dibarengi oleh pembayaran hutang pemerintah sebesar US$
4.215.
Di sisi lain, dikutip dari kompasdotcom menyebutkan adanya
prestasi lain dari pemerintahan Gus Dur, disebutkan menurut Gede Sandra selaku
Peneliti Lingkar Studi Pejuangan (LSP) menjadi pertumbuhan yang berkualitas
karena hasilnya dibagi rata ke seluruh masyarakat.
Sosok Gus Dur yang banyak dikenal
sebagai tokoh Pluralisme dan kerukunan umat beragama. Namun, hal yang bisa
dipungkiri adalah visi misi yang dibangun dalam membangun ekonomi negara beliau
didasari untuk kesejahteraan semua lapisan masyarakat.
Visi ekonomi pemerintahan Gus Dur
dibangun untuk melindungi sebagian masyarakat yang tertinggal, tidak mampu, dan
miskin. Dan berbagai kebijakannya pun berpihak kepada kaum marginal.
Beberapa kebijakan yang pernah
dijalankan seperti restrukturisasi utang UKM. Pada tahun 2000, disebutkan pada
masa pemerintahan Gus Dur tim ekonomi meluncurkan kebijakan pemotongan utang
pokok UKM dan bunga sebesar 50% yang dibayar secara secara tunai. Restrukturisasi
utang ini pun juga diperoleh oleh para pelaku usaha tani. Sehingga, hal ini memberikan
manfaat pengurangan utang pokok para petani sebesar 50%.
Kebijakan lainnya dalam membangun
ekonomi kerakyatan pada saat beliau menjabat sebagai ketua Umum PBNU, yang melakukan
kerjasama PBNU dengan Summa Group dalam pengembangkan ekonomi skala kecil. Upaya
yang dilakukan ini dalam bentuk memberikan kredit lunak bagi pelaku usaha
ekonomi skala kecil.
Pada masa pemerintahannya, Mantan
Presiden RI ke-4 ini pernah memberlakukan hukum pajak yang lebih ketat dengan
tujuan demi kepentingan dan keberpihakannya pada kaum marjinal. Penerapan hukum
pajak ini pun berlaku bagi sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mayoritas
memang sebagai pemegang sumber daya ekonomi tanah air. Adanya kebijakan ini pun
menghasilkan Tax Ration terhadap PDB mencapai 10.7% dalam jangka waktu dua
tahun.
Melihat semua ini, tak heran bila
visi misi Gus Dur ini memberikan inspirasi bagi banyak orang, bahkan negara. Beberapa
menyebutkan, pemerintahan sekarang memang harus belajar dari masa pemerintaha Gus
Dur dalam membangun ekonomi negara dalam mensejahterakan ekonomi rakyat. Lalu,
apakah pemerintahan sekarang telah belajar dari pemerintahan Gus Dur?
Pemerintahan Presiden RI Jokowi-JK dan Semangat Visi Gus Dur
Pemerintah Presiden RI Jokowi-JK
sepertinya tengah belajar dan tak mau melewati semangat dari visi seorang Bapak
Pluralisme yang juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu kebijakan yang tengah
dibuat di era pemerintahan Jokowi-JK dalam membawa semangat visi Gus Dur ini
pembentukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasnmigrasi
(Kemendes PDTT). Membentuk Kemendes PDTT, pemerintahan Jokowi-JK membuat empat
program unggulan guna meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan dan membangun
indonesia dari pinggiran. Empat program tersebut adalah:
1. PRUKADES (Produk Unggulan
Kawasan Perdesaan). Dengan adanya pemfokusan pada produk unggulan, diharapkan
adanya peningkatan skala produksi yang tinggi. Sehingga, masyarakat desa yang
mayoritas sebagai petani ini mengenal dunia usaha dan tidak pusing memikirkan
proses pasca panen.
Hal ini karena desa tersebut
sudah memiliki jenis produk unggulan yang akan dikembangkan. Sehingga,
memudahkan masuk akses pasar penjualan produk unggulan ke luar desa.
2. BUMDES (Badan Usaha Milik
Desa)
3. Embung Desa
4. Membangun Raga Desa (Sarana
Olahraga Desa)
Eko Putro Sanjojo, selaku Menteri
Kemendes PDTT optimis, adanya 4 program unggulan ini mampu mendorong
perekonomian desa yang akan memberikan manfaat bagi warganya. Beberapa manfaat
yang bisa dihasilkan seperti pembangunan sarana dasar, jalan desa, saluran
irigasi, jembatan, sarana mandi, cuci, MCK, sampai pembangunan infrastruktur
desa.
Semoga semangat dan visi dari Alm. Gus Dur ini bisa terus tersebarkan dan diterapkan oleh pemimpin negara RI kita. Khususnya, untuk masa pemerintahan selanjutnya 2019 mendatang. Salam sejahtera untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Posting Komentar untuk "Gus Dur Bapak Pluralisme dan Pejuang Ekonomi Kerakyatan"