Belajar Tentang Lingkungan Hijau dari Kampung Randakari, Cilegon
“Banyak manfaat dari bantuan program CSR Indocement Proklim
ini. Paling bisa dirasakan dari 2 sektor. Pertama, penghijauan lingkungan. Dan
kedua, pendapatan bertambah,” ungkap Ibu Tumiyati Ketua Tim tanam seledri RT 1
Kampung Sukasari, Randakari, Ciwandan, Cilegon.
Perjalanan kedua, bersama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) produsen Semen Tiga Roda dan Semen Rajawali kemaren membawa sensasi
dan cerita baru bagi saya. Bila selama ini hanya bisa melihat percontohan
lingkungan hijau melalui pemberitaan layar televisi, kali ini saya pun dapat
menyaksikannya langsung.
Kalau bahas lingkungan hijau, saya jadi inget kalau rumah
saya yang pernah asri dan banyak tanaman obatnya. Bapak itu rajin banget
nanemin dan ngerawat aneka tanaman yang ada di halaman rumah. Dan saya suka
senang ketika ada masyarakat sekitar berkunjung ke rumah untuk meminta tanaman
obat di rumah. Yah, selain sebagai penghijauan lingkungan, memiliki udara sejuk
di sekitar rumah, menanam tanaman memberikan banyak manfaat yang bisa
dihasilkan dari hasil tanaman yang ditanam.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan Kampung Iklim Randakari,
menjadi destinasi kunjungan saya yang kedua setelah bulan kemaren saya diajak
berkeliling melihat warga tamatan SD kampung Citereup, Bogor berhasil menjadi
bos pengrajin oven.
Baca kisahnya di: TamatanSD Menjadi Bos Pengrajin Oven.
Kampung Sukasari, Randakari menjadi salah satu program CSR
Indocement dalam menjalannkan program pemerintah, Proklim. Hijau, dan banyak
tanaman yang tertata di setiap pinggir jalan. Begitulah, awal mula yang nampak
di depan mata saya sepanjang melihat jalur jalan kampung tersebut.
Mengawali perjalanan, saya dan beberapa blogger dipertemukan
dengan Ibu Tumiyati ketua tani seledri. Sesambil mengecek tanaman seledri yang
ada, Ibu Tumiyati menceritakan kalau di masa tanam kedua ini terlihat kurang
sebagus masa awal penanaman. Ya, hal ini bisa dipengaruhi juga cuaca hujan yang
sedang tinggi. Menurutnya, untuk menanam daun seledri, kurang bagus bila
terlalu tanaman terlalu basah akibat hujan, dan terlalu kering karena terik
matahari.
Tambahnya, Ibu Tumiyati bercerita. Biasanya, di masa musim
penghujan ini akan ada lebih banyak hama seperti ulat. Karena tidak menggunakan
bahan kimia, alias organik. Maka, warga kampung Randakari membersihkan hama secara
manual. Dan faktor pendukung keberhasilan panen seledri juga dengan
mencampurkan dedak pada tanah.
Ibu Tumiyati bercerita, dengan adanya program CSR dari
Indocement ini. Kampungnya kini menjadi lebih asri dan hijau. Dan bahkan tidak
hanya itu saja, masyarakat yang ikut dalam menghijauankan lingkungan, bisa
mendapatkan penghasilan dari hasil panen yang ada.
Salah satu warga yang sedang melakukan pemeliharaan tanaman seledri milik pribadinya |
Dengan sistem panen bergilir, setiap pemesanan akan
bergantian siapa saja yang sudah bisa dan siap panen serta diperjualbelikan.
Sehingga, setiap warga akan kebagian menikmati hasil panen. Dengan begini,
warga memiliki tabungan tambahannya masing-masing dari penenaman aneka tanaman
ini. seperti seledri, sawi, tomat, cabe maupun kangkung.
Adapun hasil panen banyak ragam yang bisa diperjualbelikan. Seperti
dijadikan dijual langsung dalam bentuk tanaman wadah pot, atau seledri dna
lainnya dijual ke tukang bakso, kuliner opak seledri, maupun kue lumpur hijau
sawi.
Oh ya, bermodalkan tanaman seledri yang dipanen. Warga
Randakari ini mampu membuat 3 jenis oopak. Original, balado dan keju. Begitu
saya mencicipinya, wah. Ditemani dengan sambal enak ini, tinggal cocol. Yummyyy...
Hingga kini, tercatat sudah ada 130 kepala keluarga yang mengikuti program
Proklim ini. diharapkan, kedepannya akan semakin banyak masyarakat yang ikut
menanam aneka jenis tanaman yang sudah ditanam oleh masyarakat lainnya.
Program Proklim yang dijalankan oleh Kampung Randakari,
Cilegon telah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. 2 se Provinsi Banten.
Mengulas sedikit mengenai program Proklim. Program Kampung
Iklim (Proklim) merupakan program nasional yang tengah dikelola oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan
keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam penguatan adaptasi
dari dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.
Pelaksanaan program proklim ini mengacu pada peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 84 tahun 2016 tentang program
Kampung Iklim. Dijelaskan, Proklim bisa dijalankan pada wilayah admininstratif
paling rendah mulai tingkat RW atau dusun, lalu tertinggi tingkat kelurahan
atau desa.
Secara lebih spesifik, Indocement yang telah turut andil
menjalankan Proklim ini berusaha menyentuh 3 sisi untuk memajukan Desa
Randakari, Cilegon:
1.
Penyuluhan Pola Hidup Bersih Sehat
2. Pelaksanaan program peningkatan ketahan pangan
3. Pengendalian kekeringan dan banjir (biopori, embung, dan sumur resapan).
2. Pelaksanaan program peningkatan ketahan pangan
3. Pengendalian kekeringan dan banjir (biopori, embung, dan sumur resapan).
Dan kegiatan mitigiasi yang dilakukan:
1.
pengelolaan sampah rumah tangga
2. Pemakaian EBT (Energi Baru terbarukan) seperti Biogas dan solar cell.
3. Penggunaan pupuk organik.
2. Pemakaian EBT (Energi Baru terbarukan) seperti Biogas dan solar cell.
3. Penggunaan pupuk organik.
Terakhir secara nyata, dalam menjalankan Proklim ini memiliki
dampak yang masif bagi masyarakat. Seperti:
1. kampung
atau desa lebih bersih karena terkelola dengan baik
2. Meningkatkan ketersediaan air
3. Meningkatkan ketahanan pangan khususnya sayuran
4. Perubahan perilaku gaya hidup masyarakat yang lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
2. Meningkatkan ketersediaan air
3. Meningkatkan ketahanan pangan khususnya sayuran
4. Perubahan perilaku gaya hidup masyarakat yang lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Melihat dampak nyata dan masif bagi kepentingan masyarakat
dan lingkungan. Rasanya program Proklim diharapkan bisa diikuti juga oleh
banyak desa lainnya. Hal ini sebagaimana testimoni yang disampaikan oleh Mba
Tika salah satu blogger yang mengikuti kegiatan turing ini, “Predikat Proklim
ini sangat nyata. Dalam tempo 4 tahun sudah bisa merapikan kampung dengan
tanaman-tanaman sebagai penghijauan. Mudah-mudahan tersebar juga di kampung
lain.”
2 komentar untuk "Belajar Tentang Lingkungan Hijau dari Kampung Randakari, Cilegon"