4 Kuliner Yogyakarta yang Kekinian dan Hits
Selamat malam Yogyakarta dari
Jakarta. Ahh, rasanya masih pengen berlama-lama di sana. Setelah 3 hari 2 malam
menikmati suasana kota Pelajar itu. Singgah di kota yang kental dengan budaya,
kaya akan wisata, kuliner memang rasanya gak cukup hanya disinggahi dalam
hitungan hari ya Sob. Ada yang sudah sering bolak balik ke Jogja kah Sobat
Blogger di sini?
Jejamuran |
Saya sendiri termasuk yang
pertama kalinya banget ini pergi ke Jogja. Dan alhamdulillah, sekalinya pergi
bisa dapet perjalanan 3 hari 2 malam secara gratis. Rezeki ngeblog lah kalau
kata para suhu Blogger yang udah lebih dulu berkiprah di dunia perbloggeran.
Nah, sesuai dengan janji saya
pada 2 ulasan saya sebelumnya mengenai kegiatan saya di Jogja. Saya mau ngulas
nih, kuliner kekinian di sana yang saya kunjungi dan incip-icip ada apa saja
sih? Kebetulan, beberapa kuliner yang
saya samperin ini udah hasil rekomendasi baik driver, maupun hasil omongan sana
dan sini. Jadi, yuk langsung aja menjelajah ke kuliner di Jogja yang mungkin
jadi rekomendasi Sobat Blogger juga saay pergi kota pelajar ini.
Cari Makan Romantis? Kuliner Malam Jogja Bukit Seribu Bintang Aja
Sore itu, selepas Saya sampai di
Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Saya, Mude dan Mba Nisa tim
seperjalanan di Jogja menemui driver yang selama 3 hari 2 malam ini bakal
nemenin dan bawa kami keliling Jogja. Pada saat itu, selesai solat asar. Di
dalam mobil, Mba Nisa memulai perbincangan mau makan apa malam ini kita? Saya
pun manggut ikut saja, ya sesambil buka suara khasnya Jogja apa? Tapi, selain Gudeg.
Maklum, kurang begitu suka Gudeg saya.
Bukan gak suka ya, Cuma kurang suka aja.
Saya, Mude dan Mba Nisa pun coba
tanya ke driver Pak Imam. Ada rekomendasi apa dari beliau. Setelah lumayan
nyebutin kuliner khas Jogja ini dan itu. Akhirnya, Pak Imam terpikirkan oleh
salah satu tempat kuliner yang katanya sering dia kunjungi kalau lagi antar
tamu lainnya juga. Kebetulan, lokasinya ini searah dengan perjalanan menuju
hotel di daerah Pracimantoro.
Akhirnya, Pak Imam pun memberikan
rekomendasi kuliner malam Jogja Bukit Seribu Bintang. Sesuai namanya, lokasi
kuliner ini berada di dataran tinggi perbukitan. Kerennya dari tempat ini, kita
bisa menyaksikan indahnya lampu-lampu yang saling adu terang di pesona malam
kota Jogja. Bisa dibilang, seperti puncak Bogor di Jakarta. Tapi ini dijamin
keren bin romantis Sob.
Nama tempatnya Bukit Indah
Restaurant & Hotel Resort yang berlokasi di Jl. Raya Jogja Wonosari Km. 15
Piyungan Yogykarta. Sesuai namanya, Restaurant dan Hotel. Bukit Indah ini
menyediakan tempat menginap juga Sob. Jadi, kalau mau bermalam di sini bisa
banget. Tinggal kontak saja di No. Telp 0851-0049-4155/0822-2122-31311.
Sobat Blogger coba bayangin deh.
Makan malam di dataran tinggi, outdor, ditemani semwringin angin dan ribuan
lampu dari setiap sudut kota yang salin berpancar. Indah pake banget, Sob. Sesambil
menikmati pemandangan, saya pun melihat-lihat menu makannya.
pesona kota dari atas bukit seribu bintang. (dok: Siti Mudrikah) |
Di sini menyediakan nasi merah
yang diberi nama Sego Abang: Sego Abang Biasa Rp 23.000, Sego Abang Ayam Rp
30.000 dan Sego Abang Empal Rp 35.000. Ada aneka ayam, Ayam Kampung Utuh Rp
80.000, Ayam Kampung Setengah Rp 40.000, Paket Ayam Rp 25.000, Ayam Hemat Rp
20.000. Lainnya ada aneka udang, gurame, nasi goreng, sapi, soup. Menu tertera
di gambar. Tapi, kalau kemaren saya pesan paket ayam bakar dengan minumnya
Jeruk Hangat. Ahh, saya rasa ini perpaduan yang pas. Suasana dingin, ditemani
ayam bakar lengkap dengan lalapan dan sambal, serta segelas jeruk hangat. Oh
ya, sambel ayam bakarnya manis ini. Saya yanng nambah ektra sambal pun tidak
merasa pedas. Sambalnya model rasa pedas manis gitu. Jadi, buat yang gak begitu
suka pedas, ini cocok banget buat dicicipi. Dan ayamnya, empuk, Sob. Puas sih
makan di sini, ayamnya besar, empuk, sambalnya nikmat. Joss, ditemani 1000
bintang khas lampu perkotaan.
Oh ya, tambahan yang dibeli paket
bersama ada soup ayam Rp 22.000 yang cukup dimakan berdua. Porsinya besar, dan
kalau Sobat Blogger suka bawang. Cocoklah si sop ayam ini. Karena rasa bawang
atau daun bawangnya ini kuat sekali. Saya yang gak suka bawang-bawangnya
langsung kaget begitu mencicipinya. Karena udah diawal terlanjur semangat buat
meneguk sesendok sop ayam hangat.
Setelah selesai makan, saya dan
Pak Imam melanjutkan solat isya. Kata Pak Imam, beliau lebih suka solat duluan
kalau lagi nyupirin gini. Biar sampai hotel udah tinggal tidur. Nah, enaknya di
Bukit Indah ini tersedia mushola juga. Jadi, gak perlu repot-repot nyari
mushola di luar.
Selesai solat, kami pun
melanjutkan perjalanan menuju Green Hotel Pracimantoro. Wah, ini pas pagi hari
punya pemandangan alam yang luar biasa! Nanti ya, bakal saya review di tulisan
selanjutnya seputar hotel di Jogja. Sekarang, kita lanjut ya Sob, ke kuliner
selanjutnya.
Suka Seafood? Mampir Aja ke Kuliner Yogyakarta Balebebakaran
Hari kedua di malam hari, setelah
satu harian kami mengikuti agenda wajib melihat proses pemotongan hewan Kurban
Dompet Dhuafa di pedalaman Giri Subo, Gunung Kidul dan melakukan
pendistribusian daging kurban di desa lain Giripanggung, Gunung Buta. Mba Nisa
pun meminta Pak Imam untuk mengantarkan kami makan malam di restoran
Balebebakaran, ya gampang disebutnya Bebakaran.
Lokasi Balebebakaran ini ada di
Jalan Menteri Supeno No. 100 Umbulharjo, Yogyakarta. Lokasinya cukup luas
dengan parkir yang cukup juga lah ya buat 10 mobil dan banyak motor. Konsep
dari resto ini ya tiada lain tiada bukan khas seafood bakar. Tapi, di sini juga
menyediakan ayam dan bebek bakar. Buat yang gak bisa makan seafood bisa banget
nantinya pilih menu ayam atau bebek.
kuliner yogyakarta |
Waktu ke sini, saya pesan paket
ayam kampung bakar sambal rica-rica Sumatera. Tadinya mau pesan cumi, tapi
ternyata stok kosong. Mau pesan jamur pun kosong juga. Akhirnya, tambahan
lainnya saya pesan udang bakar. Total menu yang dipesan ada 2 paket ayam
kampung bakar, paket bebek bakar, nasi putih satu bakul untuk berempat, sup
jamur.
Untuk minumnya kami pesan jus
alpukat, lemon tea, es kelapa muda. Oh ya, jus alpukat yang saya pesan ini
menurut saya kebanyakan es batunya. Jadi, pas diseruput, ya rasanya terlalu
dingin dan beku begitu sampe mulut. Yah, untungnya alpukatnya masih tetap
berasa.
Untuk sambalnya sendiri. Menurut
saya masih tidak pedas, tapi tetap enak. Ektra sambal yang saya pesan pun ludes
saya santap. Kebetulan yang suka pedas diantara kami kayanya saya doang. Oh ya,
rasa sambal rica-rica Sumateranya gak pedas, dan lebih pedas ektra sambal
mateng yang saya pesan.
Soal harga, di sini terhitung murah
untuk ukuran resto. 1 ayam kampung bakar dibandrol Rp 22.000. paket bebek bakar
Rp 22.000, udang bakar Rp 33.000, sup jamur Rp 15.000, aneka sambal Rp
5.000/item, jus alpukat Rp 13.000, lemon tea Rp 6.000, es kelapa muda utuh
14.000. Yah, kalau restoran di Jakarta mungkin harganya bisa lebih mahal.
Resto Balebebakaran ini banyak
menyediakan lokasi duduk lesehan. Buat yang gak suka lesehan, tersedia juga
tempat makan yang pake meja dan kursi. Semua tempat di sini non-ac. Pas makan
malam, enak-enak saja karena tidak panas. Kalau siang gimana? saya gak tahu
nih, siang doi buka apa engga.
Fasilitas di sini ada westafel,
toilet dan mushola. Tersedia juga beberapa arena bermain (Ada arena main ayunan
juga loh di sini) dan spot berfoto buat kasih makan instagram Sobat Blogger
juga. Bisalah ya makan-makan di sini sudah ada bukti foto lokasinya yang keren.
Karena kemaren udah cape satu harian keliling Jogja, 3 desa. Jadinya, saya
ambil gambar seadanya aja.
Buat yang main ke Jogja, boleh
banget diicip-icip ke Balebebakaran. Catatan, kemaren kunjungan saya hari biasa
aja udah ramai. Mungkin, bila hari libur bisa lebih ramai lagi. Jadi, saran sih
ke sini hari biasa aja. Jangan hari libur. Selamat mampir Sob.
Penggila Jamur? Kuliner Yogyakarta Jejamuran Aja
Hari ketiga di Jogja. Setelah
foto-foto dan check out dari hotel. Sekitar pukul delapan lewat kami
melanjutkan perjalanan ke peternakan sapi perah Dompet Dhuafa, selesai dari
sanalah kuliner Yogyakarta Jejamuran menjadi destinasi selanjutnya pelepas rasa
lapar perut dan mata. Awalnya, saya sendiri masih berpikir kalau resto ini
punya menu utama jamur. Tapi ternyata, pas selesai solat jumat dan makanan
sudah dipesan dengan paket menu keluarga. Semua menu yang terjadi adalah jamur
dengan berbagai olahan. Wadaw!
Konsep dari restoran Jejamuran
ini benar-benar murni berbahan dasar jamur dengan segala aneka jenis olahannya.
Walau memang ada beberapa menu ayam yang disajikan. Tapi, tetap saja hampir 95%
menunya adalah jamur.
salah satu spot untuk tamu berfoto |
Menjadi spesial selain punya
konsep menu makan khas aneka olahan jamur. Jejamuran ini juga punya tempat yang
luas banget. Jadi, jangan takut deh kehabisan kursi. Fasilitas lainnya pun ada
pusat jajanan oleh-oleh Jejamuran, mushola, kolam ikan, spot foto untuk
instagram dan socmed lainnya, serta gak kalah menarik terapi ikan yang bisa
dinikmati secara gratis.
Menu yang kemaren kami pesan,
paket keluarga 1 Rp 194.000 yang sudah lebih dari cukup untuk 4 orang. 1 menu
ini sudah bisa mendapatkan nasi sebakul untuk 4 orang, sate jamur 2, tongseng
jamur 1, sop jamur 1, jamur asam manis 1, tumis jamur lombok ijo 1, rendang
jamur 1, jamur goreng tepung 1, kerupuk 4, buah semangka 4, dan teh 4. Kemaren
itu ada tambahan 2 pepes jamur, jamur bakar pedas.
jamur bakar pedas |
Dari kesemua menu yang tersaji,
saya paling suka jamur bakar pedas. Jadi, selama saya makan pedas-pedas di
Jogja, ini menu pedas yang paling pedas saya rasakan. Pedasnya benar-benar
pedas, gak ada manis-manisnya. Dan yang bikin saya suka, rasa dari olahan
jamurnya ketiban dengan bumbunya itu.
Jadi, yang saya rasakan ya kaya makan daging Sob. Makanya, ini jamur bakar
pedas jadi best menu versi saya. Lainnya, tetap enak kok.
sate jamur |
Menu paket lainnya ada paket
keluarga 2 Rp 215.000 yang terdiri dari 4 nasi, 1 tongseng, 1 sop, 1 jamur goreng
tepung, 1 ayam goreng/bakar, 1 tumis kangkung/tauge, 1 karedok/pecel, 1 tahu
dan tempe, 4 kerupuk, 4 buah dan 4 teh.
rendang jamur |
Menu terpisah lainnya ada aneka
nasi goreng jejamuran Rp 20.000, nasi uduk Rp 20.000, nasi pecel Rp 15.000,
sate jamur Rp 19.000, pepes jamur shitake Rp 12.000. ada tongseng jamur, tumis
tauge, tumis kangkung jamur, oseng tempe jamur, tom yum, sop jamur, rendang
jamur, semur edan jamur, king oyster lada hitam.
Menu lainnya ada lumpia, nugget,
siomay, risoles, martabak yang pastinya isinya jamur dan jamur. Di sini Sobat
jamur juga bisa beli aneka kripik jamur yang dijual mulai Rp 17.000-Rp 40.000.
Buat yang nanya ada aneka olahan
jamur apa aja sih? Berdasarkan menu yang saya lihat, di sini ada aneka olahan
jamur shintake, jamur merang, jamur kuping putih, jamur ling zhi, jamur
tirampink, jamur name, jamur kuping.
Oh ya, untuk alamat kuliner
Yogyakarta Jejamuran berada di jl. Pendowoharjo Niron RT: 01/02, Niron,
Pandowoharjo, Sleman Yogyakarta 55512. Parkir di sana luas, jadi jangan
khawator gak ada parkir ya Sob. Secara keseluruhan, resto ini punya konsep dan
manajeman yang rapih dan apik. Rekomendasi
banget dah ini tempat.
Asli Bakpia Jogja! Bakpia Pathok 25 Kuliner Yogyakarta
Sob, dipenghujung perjalanan. Mba
Nisa sudah memesan kepada Pak Imam untuk diantar beli oleh-oleh. Ya,
oleh-olehnya khas Jogja adalah Bakpia. Pak Imam pun dengan penuh inisiatif
merekomendasikan kuliner Yogyakarta bakpia langsung di lokasi pembuatannya.
Berlokasi di jalan AIP II KS
Tubun No. 504, Ngampilan, Yogyakarta. Sobat Blogger yang mampir ke sini sudah
bisa melihat-lihat bagaimana proses pembuatan bakpia. Mulai mengolah adonan,
pemanggangan, sampai pembungkusan.
Di sini bila tidak salah ada 3
jenis bakpia. Bakpia kering, bakpia basah dan bakpia premium. Apa bedanya?
Untuk bakpia kering dan basah bisa dibedakan dari masa awet bakpia itu sendiri.
Kalau yang kering bisa awet 10 hari, sedangkan yang basah bisa awet sampai 4
hari. lalu, rekomendasi yang mana? Ya, saya akan bilang dua-duanya enak. Cuma
beda tekstur saja.
Saya sendiri suka yang basah
dengan tekstur padat dan tidak awur-awuran saat dimakan. Kalau yang kering, kelebihannya
ya bisa tahan lama sampai 10 hari. kemaren pun saya beli 3 bakpia kering untuk
diberikan ke oranglain. Mengingat selepas pulang dari Jogja, saya gak bisa
langsung ketemuan dengan beberapa orang tersebut.
Nah, kalau mau yang spesial.
Belialah bakpia premium. Kenapa? Mba-mbanya bilang, kalau yang premium dia ada
tambahan susu sehingga menghasilkan aroma yang lebih nikmat. Penasaran, spontan
saya pun cium-cium itu bakpia. Dan taraa.... aromanya emang lebih wangi dan
menggugah selera. Tenang, bakpia yang saya endus-endus saya beli kok. engga
ditaro lagi. Semoga!
Harganya sendiri, untuk bakpia
basah dibandrol seharga Rp 30.000 dan Rp 35.000. kalau yang premium Rp 45.000
kalau tidak salah. Duh, lupa euy sama harganya. Yang kering juga lebih murah
kok dari bakpia basah.
Oh ya, di lokasi ini gak Cuma
jual bakpia aja. Ada banyak jajanan khas lainnya yang bisa dibeli. Kaya brem,
kerupuk kulit, dan banyak lagi deh ya pokoknya. Jadi, gak perlu khawatir kalau
Cuma bisa beli oleh-oleh bakpia doang.
Demikian Sob, hasil jejalajah
kuliner Yogyakarta saya selama 3 hari 2 malam ini. Pengennya sih saya bisa
balik lagi ke Jogja. Walau belum tahu mau ke mananya, mungkin ada rekomendasi
dari Sobat Blogger nih yang asli Jogja atau sering main ke sana. Boleh nih
rekomedasi destinasi wisatanya di share di kolom komentar. Sekian, dan terima
kasih sudah membaca ulasannya. Amat sangat berterima kasih bila sehabis baca
artikel ini mau membantu membagikannya di berbagai socmed Sobat Blogger semua. Salam
kenal, dan terima kasih.
22 komentar untuk "4 Kuliner Yogyakarta yang Kekinian dan Hits"
Trus nyemilnya Bakpia yang penomenal itu, duh kangen jogjaaa..