Kontemplasi Diri: Melihat Visual Kehidupan Nyata 5 Pancasila Melalui Film Lima
Nampak buku bertuliskan pancasila beserta satu pencuri buku
tersebut dibakar dalam salah satu cuplikan film Lima. Pada scene tersebut,
tetiba teman di sebelah saya pun berbicara kalau betapa lamanya buku tersebut
telah tidak dipakai. Ya, buku dengan tulisan pancasila biasa digunakan saat SD. Apa saat ini masih ada buku tersebut?
Film Lima |
Ngomongin soal buku bertuliskan Pancasila, saya jadi
mengenang. Rasanya, pelafalan teks pancasila seiring beranjak waktu, makin tak
tersebut lagi baik secara lisan maupun menggema dalam hati. Bila zaman SD saya
sering menyebutkan 5 pancasila. Maka, sejak kuliah sudah semakin jarang.
SMP dan SMA, pancasila sering disebut dalam upacara mingguan.
Saat kuliah, pancasila menggema dalam hidup saya hanya pada upacara agustusan. Apa
mungkin karena kita tak lagi dekat dengan pancasila. Akhirnya tidak jeli
menemukan pretelan dari setiap makna di dalam teks tersebut dalam kehidupan
nyata?
Saya sendiri pun lupa. Apakah pernah, mendalami dan membongkar
ayat demi ayat dalam 5 sila yang tercermin dalam kehidupan nyata? Pancasila, rasanya tidak cukup sekadar
diucapkan saat upacara. Saya khawatir,
banyak dari kita orang Indonesia sendiri lupa akan pancasila. Dan harus
meraba-raba saat hendak mengucapkan 5 sila. Oleh sebab itu, rasanya, penting
untuk kita bisa menanamkan pancasila dalam pikiran, hati serta keterbukaan
berprilaku di kehidupan nyata.
Pancasila bisa dilihat di mana-mana. Ya, dalam kehidupan
nyata secara jelas banyak kita jumpai. Hanya saya, kadang kita lupa teks
pancasila dan tidak sadar akan makna dari teks tersebut. Akhirnya, sila
tersebut kita lewati begitu saja. Atau bahkan, kita telah menginjak-nginjaknya.
Menginjak-nginjaknya seperti apa? Ya dengan bertentangan dari tiap ayat
pancasila itu sendiri.
Beberapa waktu lalu, terdengar desas-desus tentang film
Indonesia yang berjudul Lima. Saya sendiri belum melihat trailernya pada saat
itu. Tapi, saya langsung nanya-nanya. Film tersebut tentang. Mengingat
kebetulan ada nobar Film Lima.
Setelah dijelaskan secara singkat, bahwa Film Lima
menjelaskan tentang 5 teks pancasila yang terekam dalam kehidupan nyata. Saya pun
tanpa berpikir panjang langsung mau ikut nobar film tersebut yang diadakan oleh
Shopback. Bukan karena gratisannya ya. tapi, pengen gitu nonton film yang
bermanfaat. Apalagi yang dibahas pancasila.
Film Lima ini cocok banget ditonton oleh seluruh kalangan
masyarakat Indonesia. Film yang menjelaskan mengenai kondisi Indonesia masa
kini, yang semakin ribut dengan perbedaan, idealisme serta hukum.
Tokoh Film Lima dibintangi oleh aktris cantik Prisia
Nasution. Sedangkan aktor lainnya ada Yoga pratama, Basksara Mahendra, Tri
Yudiman dan Dewi Pakis. Film yang sutradarai oleh Shalahudin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah dan Adrianto Dewo ini sudah diawali dengan
konflik agama. Mencoba bertahan dengan akidah masing-masing dalam 1 keluarga. Ditambah,
harus menerima berbagai cercaan orang luar mengenai keluarga yang didalamnya
bercampur 2 agama.
Film dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam ini memiliki
banyak pesan moral mengenai pancasila yang disampaikan lewat aneka kisah di
dalamnya. Namun, sedikit kekurangan dari film ini. Entah karena ini film dengan
puzzle cerita. Klimaks dalam beberapa cerita tidak mendapatkan puncaknya, ada cerita yang tidak dijelaskan secara gamblang serta tidak menjelaskan penyelesaian masalahnya.
So far, film Lima ini menjadi rekomendasi
film yang wajib ditonton oleh seluruh masyarakat indonesia. Ingat, kita ini Bhinneka
Tunggal Ika. Ragam bahasa, budaya dan agama. Segala perbedaan harus diterima,
saling memahami dan bersikap bijak. Salam pancasila, bukan untuk dilafalkan
saja. Melainkan, diamalkan.
Rate film: 7/10.
4 komentar untuk "Kontemplasi Diri: Melihat Visual Kehidupan Nyata 5 Pancasila Melalui Film Lima"