Damai Indonesiaku dari Berita Hoax
Gonjang-ganjing dalam dunia
persocial media-an belakangan ini sangat dirasakan meresahkan banyak masyarakat.
“Damai Indonesiaku” kini menjadi sebuah harapan besar bagi kita yang
berpenduduk Bhinneka Tunggal Ika.
Oh ya, sebelumnya saya mau
mengucapkan turut berduka cita untuk tragedi pengeboman rumah ibadah di
Surabaya. Apa pun tujuan dan motif di dalamnya, teroris bukanlah hal yang baik.
Dan tidak ada di dalam agama manapun yang menghalal/mengajarkan upaya bom bunuh diri dan
membunuh oranglain. Mari bersama lawan teroris. Yah, bagi saya adanya teorisme
menjadi salah satu faktor atas berita hoax yang diciptakan.
Ngomongin soal hoax, apa sih
memangnya arti hoax? Menurut wikipedia sendiri, hoax atau pemberitaan palsu
memilliki arti informasi yang sesungguhnya tidak benar adanya, tetapi
dibuat-buat-buat seolah menjadi benar. Tujuannya? Jelas memecah indonesia dengan menyebarkan ujaran kebencian. Tentu hal ini bisa dilawan dengan kontribusi kita semua dengan saling #SebarkanBeritaBaik
Kini, banyaknya beredar informasi
hoax membuat resah seluruh Indonesia. Memang penyebarannya melalui social
media. Akan tetapi dampaknya yang hingga mempengaruhi dunia nyata ini yang
sangat berbahaya. Kerukunan umat bergama, kedaimaian hingga pertemanan bisa
dirusak melalui yang namanya hoax.
Melihat urgensi inilah, perlu
adanya kesadaran dari kita semua segenap masyarakat untuk mencegah penyebaran
berita hoax. Sebagai seorang netizen, kita semua memiliki yang namanya tanggung
jawab serta etika dalam bersocial media. Saya sendiri sebelumnya pernah
membahas perihal internet Etiket (Netiket) di mana di dalam membahas fatwa MUI
dalam halal haram bersocial media hingga praktek netiket dalam Islam itu sendiri.
Bila dikupas secara seksama, al-quran telah merangkum 6 macam tipe orang dalam
bersocial media. Baca selengkapnya di sini: Internet Etiket dalam Bersocial Media.
Menuju Damai Indonesiaku. Stop Berita Hoax
Menjadi netizen memang susah
gampang. Pasalnya, tak terbatas informasi yang berseliweran di social media nyatanya
tak bisa terbendung. Apalagi soal sumber yang masih banyak diragukan. Banyaknya
berita yang bertebaran, kita sendiri sebagai masyarakat malah jadi bingung dan
keblinger memilah mana berita yang baik dan benar.
Tapi, sebagai seorang netizen
yang yang bijak dalam bersocial media. Masih ada langkah yang bisa diatasi
dalam menangkal pemberitaan hoax atau meresahkan kita semua dengan beberapa
hal.
Pertama, sebagai masyarakat yang
bijak dalam bersocial media. Gunakanlah social media dengan banyak-banyak
berita positif. Hal ini sebagaimana terangkum dalam Internet Netiket di atas
dan fatwa MUI mengenai halal haram bersocial media.
Kedua, bila mendapatkan informasi
apa pun dirasa meragukan dan meresahkan kita. Maka, alangkah baiknya tidak
langsung ikut reshare, tetapi cek terlebih dahulu kebenaran berita tersebut.
Lihatlah sumbernya dari mana, kejadiannya di mana, dan lainnya dengan detail.
Bila berita itu tidak benar adanya, sebaiknya segeralah membantu memberikan
klarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar adanya. Bila kita tidak tahu sama
sekali benar atau tidaknya. Ya, lebih baik diam bukan?!
Ketiga, bijaklah dalam
berkomentar. Seperti yang saya katakan. Kadang ada kalanya diam itu memang
lebih baik daripada ikut campur. Janganlah kita ikut memprovokasi dengan
memberikan komentar yang panas. Apalagi mereshare ulang berita dan memberikan
keterangan yang benar-benar memprovokasi. Banyak rasanya yang melakukan ini,
dan bagi saya ini memang sedikit menggangu jagat bersocial media.
Keempat, jangan menanggapi berita
yang tidak baik. Baik melaukan komentar, like atau pun mencoba memberikan
klarifikasi. Mengingat social media bukanlah wadah yang kecil dan merupakan
interaksi tidak langsung. Rasanya bila ingin berdebat di sana bukanlah hal yang
tepat. Dan dengan melakukan debat di social media, maka kita akan semakin
membuat berita itu viral. Dan tujuan dari si pembuat berita terlaksana sudah.
Kelima, report as spam. Ya, saya
biasanya akan melakukan hal ini terhadap berita-berita yang tidak menyenangkan.
Yah, bila tak mau direpotkan, kembali lagi. Saya akan melewati begitu saja
berita tersebut.
Lawan Berita Hoax dengan #SebarkanBeritaBaik
Salah satu cara untuk melawan
berita hoax atau pun berita-berita negatif lainnya ya dengan menutupi dengan
informasi positif. Damai Indonesiaku punya banyak cerita yang bisa dibagikan. Apalagi
Indonesia sebagai negara dengan moto bhinneka
tunggal ika-nya. Rasa-rasanya, masih banyak berita-berita baik yang
tersembunyi di belahan mana pun penjuru
Indonesia yang bisa menginspirasi kita semua. Caranya? Piknik lah ke suatu
tempat untuk mendapatkan pengalaman dan cerita baru.
Hal ini sebagaimana cerita yang
bisa saya dapatkan soal Bali. Bukan soal pantainya yang ingin saya ceritakan. Tapi
nilai inspirasi dari penduduknya. Pertama,
cerita ini saya dapatkan setelah saya berkunjung ke pemukiman tukang sampah
setempat. Ngobrol-ngobrol dengan salah satu warga setempat bahwasannya
kebanyakan warga setempat di sana memang bukan penduduk asli Bali. Biasanya dari
Banyuwangi, Malang dan Surabaya. Mereka menceritakan, di sini, mereka memilih
Bali tidak sekedar bergantung hidup untuk meminta-minta. Mereka memilih bekerja
sebagai pasukan orange guna mencari rezeki. “Saya sengaja Mas gak mau ke
Jakarta. Karena menurut saya, kebanyakan dari orang yang ke Jakarta tujuan
mencari rezeki yang singkat dengan mengemis. Saya gak mau begitu. DI Bali saya
sudah cukup senang bisa mencari rezeki seperti ini. Yang penting ada niat dan
usaha.” Ungkap salah satu warga saat kami sedang berbincang-bincang di teras
rumah berukuran 1 meter saja.
Cerita kedua soal Bali saya
dapatkan ketika saya sedang berkunjung ke salah satu yayasan yatim piatu di
Bali. Entahlah, waktu itu ketika saya datang suasannya menjadi tegang. Pasalnya,
ada salah satu guru sekolah yang menyambahi panti tersebut di pagi hari untuk
mengecek muridnya yang sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Usut punya
usut, murid panti ini seperti bolos sekolah dengan alasan sakit. Tapi saya
tidak tahu persis.
Nah, si guru ini mencoba menemui
pengurus panti, tapi tidak mennjumpainya. Hanya ada beberapa anak panti saja
termasuk anak panti yang dicari. Singkat cerita, si guru ini memberikan nasihat
kepada muridnya untuk disuruh sekolah.
Pada saat itu saya memikirkan,
apakah semua guru di Bali seperti ini? Apabila ada muridnya yang tidak masuk
dan tidak ada kabar langsung disambahi ke rumah? Bagi saya ini pengabdian yang
luar biasa dan memang niat adanya untuk mengurus muridnya. Apa Sahabat Blogger
punya guru yang seperti ini juga?
Pastinya, masih banyak
cerita-cerita inspiprasi yang bisa kita angkat dari berbagai sudut daerah. Hanya
saja tinggal bagaimana kita mau membuka mata dan mencarinya itu. Sebenarnya tak
perlu jauh-jauh mencari berita positif. Kadang di sekitar kita juga sudah
banyak bisa kita temui. Hanya saja, kita mau membuka hati atau tidak untuk
melihatnya sebagai sesuatu yang positif.
Oh ya, ngomongin cerita positif
di sekitar. Saya punya cerita, ini mengenai kerukunan antar umat bergama dalam bertetangga.
Singkat cerita saya punya tetangga non muslim 2 yang lokasinya persis di depan
rumah saya. Alhamdulillah, hubungan kami baik. Saat kini sedang
gencar-gencarnya isu yang mampu memecah belah kerukunan kita antarumat
beragama, kami bisa akur.
Kami saling menghormati dan
saling menghargai. Tradisi ini sudah berlangsung sejak saya kecil. Dan saya
sudah dididik untuk membangun hubungan baik terhadap umat beraga sejak kecil
juga. Setiap memasuki hari raya idul fitri, sejak saya SD, saya selalu disuruh
mengantarkan bingkisan opor dan kue lebaran kepada tetangga non muslim di depan
rumah saya. Dan kejadian ini pun demikian sebaliknya. Setiap memasuki hari
natal, 2 tetangga saya selalu mengirimi keluarga saya ayam bakar atau kue
lainnya (pernah sih ngasih brownis coklat leleh buatan sendiri. Catat, itu enak
banget dan saya suka, hiks). Oh ya, tetangga saya pun saat lebaran ikut
keliling kampung untuk halal bi halal juga loh. Dan bila mereka merayakan natal
di rumah, ya kami pun tidak mengganggunya. Ah, indah bukan bila kita semua di
Indonesia bisa hidup rukun seperti ini.
Duh, jadi banyak ceritanya ya
bukan tips melawan berita hoax dengan berita positif. Hehehe
Ya singkatnya, yuk lawan berita
hoax dengan #SebarkanBeritaBaik dalam cerita apa pun itu. Banyak hal yang bisa
kita ceritakan. Bila dari kita semua saling menyampaikan berita baik,
cerita-cerita inspiratif yang datang dari Indonesia, atau berita baik soal
budaya, kuliner dan sejarah tiap daerah pun bisa banget kita populerkan. Rasanya,
damai Indonesiaku sudah bila social
media dipenuhi isinya dengan konten informasi baik. Salam, nursaidr blogger Jakarta.
20 komentar untuk "Damai Indonesiaku dari Berita Hoax"
Yuk #sebarkanberitabaik!
Tapi hoax di Indonesia akhirnya sampai pada titik yang paling mengkhawatirkan. Semoga dengan gerakan ini bisa mengubah mindset para netizen yang budiman.
Semoga dengan info ini, orang-orang mulai berpikir dulu sebelum re-share
Tumben nih nggak pake foto supaya artikelnya lebih eye-catching*