KatanyaIndigo: Ini Kisah Awalku Melihat Dunia Lain
#1 Apa saya
Indigo?
Beberapa bulan ini, saya mulai dipikirkan dengan istilah “Indigo”.
Mereka yang mampu melihat makhluk dari bangsa lain, dikatakan sebagai indigo. Pertanyaan
saya sekarang adalah apakah saya indigo setelah bisa melihat berbagai macam
hal-hal mistis? Atau itu hanya ilusi
belaka?
Cerita ini
bermula sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Bila diingat-ingat, sejak
kecil saya selalu merasa ada yang mengikuti. Tak jarang, bila sedang sendiri
menuju dapur, sesekali saya suka menengok ke belakang untuk melihat apa ada
yang mengikuti saya? Tentu saja ini kosong, saya gak bisa melihat apa-apa.
Bila di
rumah sedang sendiri, saya pun sering mendengar percakapan seseorang yang
seolah itu berada di dalam rumah saya. Padahal, di rumah saya sepi, sendiri. Bisa
saya pastikan, suasana seperti ini gak Cuma sekali dua kali saja. Tapi rasanya
seperti berkali-kali. Sampai-sampai, saya merasa punya pendengaran yang ektra
tajam, bisa mendengar obrolan ibu-ibu di luar rumah yang jaraknya jauh dari
dalam rumah saya.
Oh ya, waktu
sd, rumah saya terbilang panjang. Karena waktu itu saya masih tinggal bersama
keluarga besar, dan kepemilikan rumah masih punya nenek. Bila diingat-ingat,
dulu rumah saya dari depan ada halaman, teras rumah, ruang tamu yang cukup
panjang, kamar keluarga kami (saya, adik saya dan orangtua), kamar nenek, sampingnya
kamar lagi, masuk lorong ruang makan, di depannya ada gudang, samping gudang
ada kamar kosong, samping ruang makan ada kamar mandi, dan maju masuk ke
belakang lagi lewati sedikit lorong (semacam gang kecil kalo saya bilang)
menuju dapur dan pintu belakang.
Nah, pada
saat itu saya belum paham tentang ini semua. Sampai pada kelas 6 sd, menjadi
awal saya bisa melihat. Masih ingat betul, makhluk yang saya lihat semacam
pocong yang sedang lompat dari pohon kelapa menuju dataran bawah di rumah. Waktu
itu, saya sedang duduk-duduk di bawah pohon besar bersama teman-teman sehabis
bermain polisi maling. Tiba-tiba pocong
itu nongol dan lompat dari pohon kelapa. Sontak saya langsung bilang, “itu ada
pocong”. Dan kami semua lari. Sampe rumah, kepala saya pusing. Sejak melihat
pocong, saya mulai mimpi didatangi pocong itu, dengan setting lokasi dan
kejadian yang sama. Oh ya, usut punya usut, di pohon kelapa itu, bokap juga
pernah jatuh. Konon, katanya dijorogin setan juga.
Setelah kejadian
melihat itu, saya gak pernah lagi melihat penampakan. Sampai pas masuk
pesantren di Bekasi, SMP mulai terbuka semuanya. Oh ya, entah kejadian ini
setelah saya melihat semakin banyak makhluk astral, atau sebelumnya. Pas SMP,
saya pernah di”culik” ke alam lain. Bila
kerasukan itu sepenuhnya kita gak sadar. Kalo ini, saya masih bisa sadar.
Waktu itu
posisinya saya sedang istirahat tidur-tiduran di kamar temen, tepatnya kamar 6.
Kamar ini emang terbilang horor, karena temen yang menghuni kamar ini pernah
ngeliat kepala nongol dengan rambut yang menjulur panjang.
Nah, pas
saya lagi tiduran siang, tiba-tiba saya dibawa ke suatu tempat di mana itu
gelap dan seperti satu titik cahaya muncul dari atas. Tau apa yang terjadi? Tangan
saya kaya dipegang, dan tiba-tiba diputer-puter dengan kencangnya hingga badan
dan kaki saya lurus sejajar terbang dan diputer-puter. Jelas ini pusing dong.
Semakin gak
kuat, tiba-tiba saya berusaha minta tolong, Cuma saya nangis waktu itu. Dan tiba-tiba
udah lepas dari itu makhluk yang nyulik saya. Lepas di sini dalam artian saya
udah keluar dari tempat saya diculik, saya sudah sadar dan bisa nangis. Tapi....
Di posisi
itu, posisi saya semua sambil tidur. Saya sudah nangis, dengan mata dan telapak
tangan gak bisa dibuka. Waktu itu gak bisa mikir apa-apa saya kenapa, dan kok
gak bisa buka mata dan telapak tangan. Pokoknya, saya masih takut dengan
kejadian diculik itu. Mungkin kalo pernah dengar cerita-cerita diculik kolong
wewe, terus dibawa ke alamnya, dan dikasih makan. Bisa jadi itu bener. Dan bedanya,
saya Cuma dibawa ke alam lain aja, dengan jasad gak ikut diculik.
Singkat cerita,
orang sekitar pondok dengar saya menangis. Dan saya langsung dibawa ke kamar,
bila saya tebak, ya kamar 1, kamar ketua pondok. Proses saya digotong ini saya
jelas tahu hanya saja, saya gak bisa menyaksikan siapa saja yang gotong saya. Di
kamar 1 ini, saya tahu betul, ada beberapa orang yang berusaha ngebuka kepalan
tangan saya, tapi gak berhasil. Entah, di sana saya diapain, saya gak tau juga.
Sampai akhirnya,
karena emang gak kunjung kelar saya nagisnya, (mwehehe ini nangis lama karena
gak bisa mikir abis kejadian itu. Masih takut aja) lalu tangan tak kunjung
terbuka, akhirnya digotong lagi dan dibawa ke rumah kiyai di pondok. Saya dengar
dan tahu saya dipindahkan ke rumah kiyai pondok.
Nah, sampe
di rumah kiyai ini saya bener-bener gak tahu lagi ada proses apa sampai saya
tiba-tiba udah gak sadar, dan terbangun sekitar pukul empat sore. Ya, abis
terbangun saya langsung ke kamar mandi. Kebelet kencing. Hehe
Oh ya,
sehabis kejadian itu, sorenya saya langsung pulang ke rumah. Kebetulan ada
orangtua temen yang di Jakarta juga sedang jenguk anaknya yang temen saya juga.
Akhirnya, saya numpang mobil dan pulang ke Jakarta.
Pas balik ke
pondok, biasalah. Saya dan orangtua menghadap ke ustad, pengurus pondok dulu. Ya
say hallo, saya udah kembali ke pondok dan dalam keadaan sehat wal afiat. Kaget,
waktu denger cerita ustad ini.
Diceritain, bukan Cuma telapak tangan aja yang gak bisa
dibuka. Tapi, sang ustad dapet cerita dari santri pondok yang menemani saya
selama diculik itu dan dipindahkan ke kamar 1 sampai ke rumah kiyai, kalau kaki
saya membiru seperti orang mati. Mungkin udah sampai titik ini, akhirnya saya
dibawa ke rumah kiyai untuk disembuhkan.
Ya, itu
pengalaman awal saya dimulai merasa diikuti, mendengar obrolan-obrolan tidak
jelas asalnya dari mana, melihat pocong sampai
diculik. Apakah sampai di sini saya bisa dikatakan sebagai indigo?
Mari simak
cerita selanjutnya untuk menjawab apakah saya benar indigo. Kamu yang indigo,
apa benar saya indigo?
Baca juga: #KatanyaIndigo cerita kedua
Baca juga: #KatanyaIndigo cerita kedua
18 komentar untuk "KatanyaIndigo: Ini Kisah Awalku Melihat Dunia Lain"
Orang yang bisa melihat makhluk astral gak otomatis indigo. Kalau indigo biasanya identik dengan orang yang bisa melihat/merasakan makhluk astral dan juga menerawang masa lalu/masa depan. Apa ada pengalaman semacam itu juga? Tapi mungkin indigo itu ada tingkatan-tingkatannya: mulai dari melihat/merasakan yang seperti iyi doang sampai bisa menerawang jauh ke depan. Karena gue bukan indigo jadi gak bisa menjawabnya. Yang pasti cuman bisa mendoakan saja semoga lo selalu dilindungi oleh Allah ya.
Aneh nya saat terbangun di dunia tersebut rasa nya seperti tidak mimpi, merasakan dingin nya air, bau rumput nya yg khas, kata mereka klo saya tidur di dunia tersebut, saya akan bangun di dunia yg sekarang saya tempati.
Aneh nya saat terbangun di dunia tersebut rasa nya seperti tidak mimpi, merasakan dingin nya air, bau rumput nya yg khas, kata mereka klo saya tidur di dunia tersebut, saya akan bangun di dunia yg sekarang saya tempati.
Ditunggu kisah selanjutnya.
Ya aku sih bersyukur gak dikasih kelebihan macam itu, hehe
Ditunggu kak kisah lanjutannya
. Puncaknya adalah 3 perkara besar. Ketika Saya menikah Dan melahirkan 2 x dng operasi. Semua itu saya merasa Dejavu. Jadi saat Saya melakukan prosesi pernikahan Dan 2 x melahirkan, semua bisa Saya lihat. Saya seolah duduk di atas Dan melihat semua di bawah. Sedangkan dlm diri, Saya merasa sedang mengulang apa yg sdh pernah Saya lakukan. Apa Saya indigo?
saya kurang paham juga sama yang beginian. tapi dari postingan blog nya saya jadi ikut merinding. saya bahkan penasaran pengen liat makhluk halus sampai sekarang belum pernah lihat yang begituan.
tapi ngeri juga ya kalo beneran indigo karena setiap saat bisa merasakan hawa dari makhluk halus hiii..
Dan bila ada tingkatannya indigo. Sepertinya cukup sampai disini saya. Hihi
Tp Udah Coba ruqiah diri sendiri blm?... mahluk halus paling seneng kalo direspon