Yuk Maaf-Maafan Sama Ayah dan Ibu di Hari Raya
Subuh ini
suasana sekitar sudah dirasakan berbeda oleh Adi. Gema takbir mneyambut hari
raya dari satu masjid ke masjid lain sudah saling bersahutan. Adi yang baru
dibangunkan segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi menuju masjid,
tidak lupa melaksanakan solat subuh.
Selesai
mandi, Adi kemudian mendapati pakaian muslimnya sudah tersedia di atas kasur.
Sehingga, Adi tinggal memaikai pakaiannya saja. Setelah selesai, Adi langsung
pergi ke kamar sebelah, Kak Angga untuk melihat apakah kakaknya tersebut sudah
rapi. Setelah masuk kamarnya, ia melihatnya kakaknya sudah rapih-rapih dan
sedang asyik membaca Al-Qur’an.
Adi keluar
kamar kakaknya, dan melihat orangtuanya. Dan semua sudah rapih. Adi pun
langsung bertanya pada ayahnya, apakah ia akan pergi ke masjid melaksanakan
solat id di masjid seperti biasanya? Namun, nampaknya kali ini Adi ingin
mengajak ayahnya pergi solat id di masjid yang berbeda. Masjid yang lebih jauh,
yang bisa dijangkau dengan naik mobil. Ayah Adi pun menyetujui permintaan Adi.
Segera Ayahnya memanaskan mobil, dan nampak Adi kegirangan berlarian
menghampiri ibunya sembari berteriak akan pergi ke masjid naik mobil.
“Hore, Asik.
Ke masjid naik mobil.”
“Ya, ya,
Adi. Kamu cepat segera panggil kakamu untuk siap-siap berangkat,” ucap Ibu Adi
sembari memberi perintah pada Adi.
Adi pun
lekas berlari menghampiri kakaknya yangs edang mengaji untuk menyudahinya, dan
segera siap-siap berangkat ke masjid. Karena, hari ini mereka sekeluarga akan
pergi ke masjid yang lebih jauh dari rumah. Dan agar tidak kesiangan, harus
segera berangkat sebelum setengah 6 pagi.
Adi keluarga
pun akhirnya pergi ke masjid sembari jalan-jalan naik mobil di hari raya idul
fitri. Terlihat Adi sangat senang melihat suasana kota Jakarta yang sepi. Dan
setelah sampai di masjid Adi, Ayah dan kakaknya segera masuk masjid, berpisah
dengan ibu Adi yang memasuki barisan khusus wanita.
Setelah
selesai melaksanakan solat idul fitri, dan sampai di rumah. Adi melihat
kakaknya yang langsung sungkem meminta maaf kepada orangtuanya. Melihat kakanya
selesai sungkem, Adi pun berlari menghampiri ayahnya. Namun, bukan untuk
salam-salaman minta maaf, melainkan meminta uang lebaran. Uang hasil hadiah
yang dijanjikan jika Adi bisa berpuasa full di bulan Ramadhan walau dia masih
duduk di bangku kelas 4 SD.
Kakak Adi
yang melihatnya pun langsung menegur Adi. Sedangkan Ayah dan Ibu Adi tersenyum
sembari mengiyakan janji mereka.
“Adi, kamu
itu sebaiknya tidak langsung meminta hadiah hasil berpuasamu selama bulan
ramadhan. Tapi, mendahulukan meminta maaf kepada ayah dan ibu. Karena di hari
raya idul fitri ini kan menjadi bulan di mana kita semua kembali suci dan
bersih. Oleh, sebab itu, ada baiknya jika kita memulainya dengan meminta maaf
kepada orangtua, sebagai bukti bakti kepada orangtua.”
“Lagi pula,
Adi tahu kan surga ada di bawah telapak kaki ibu?” ucap Kak Angga menasehati
Adi.
“Iya, Kak.
Adi minta maaf. Adi langsung minta maaf dulu sekarang sama ayah dan ibu.”
Adi pun
langsung menyalami kedua orangtuanya tersebut sembari berkata untuk dimaafkan
atas kenakalan yang diperbuat. Dan orangtua Adi pun tersenyum kepadanya serta
memaafkan kenakalannya sembari mengusap lembut rambut Adi. Adi pun memeluk
kedua orangtuanya. *(NSR)
Posting Komentar untuk "Yuk Maaf-Maafan Sama Ayah dan Ibu di Hari Raya"