D’Besto: Menciptakan Lapangan Pekerjaan, Kunci Kesuksesan Bisnisnya
Menjadi
seorang entrepreneur sudah barang tentu bukanlah perkara mudah. selalu ada
tekad, usaha, keyakinan serta doa yang mana butuh proses panjang untuk mencapai
puncaknya. Menjadi seorang entrepreneur juga bukan tentang sekedar bagaimana
kita mencari keuntungan diri. Melainkan, gebrakan apa yang akan kita buat
hingga hasilnya bisa dinikmati oleh orang banyak juga.
Ya,
dalam bisnis dunia entrepreneur, maka wajib bagi kita untuk menciptakan
entrepreneur-entrepreneur baru. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh
D’Besto. Ya, kuliner ayam goreng yang banyak kita jumpai di pinggir jalan
ternyata telah membuka lapangan pekerjaan untuk 2000 karyawan.
Bisnis
ayam oreng yang sudah digeluti oleh orangtua Yashinta ini dimulai pada tahun
1994. Dan dilanjutkan setelah masa-masa krismon. Setelah sempat menutup semua
bisnis pada tahun 1998, Yashinta menuturkan bisnis paling menjaminkan di antara
semua usaha yang pernah dicoba orangtuanya adalah ayam goreng. Maka, pada saat
itu, orangtua Yashinta mulai serius mengembangkan bisnis ayam goreng dengan
mengganti nama D’Besto yang sebelumnya pada tahun 1994 menggunakan nama KuFC.
Yashinta
menjelaskan, kunci sukses dari bisnis orangtuanya adalah dengan menciptakan
lapangan pekerjaan. Ya, dengan membuka sistem franschise, orangtua Yashinta
berkeyakinan kalau usahanya akan lebih cepat berkembang bila diterapkan sistem
franschise. “Papa punya keyakinan sebuah usaha akan lebih
cepat berkembang bila dipakai sistem franchise. Karna mama papa ingin membuka
lapangan kerja untuk banyak orang.”
Perlu
diketahui, orangtua Yashinta bukanlah berlatar belakang pendidikan bisnis.
Yashinta menuturkan, orangtuanya pada saat itu berlatang belakang dokter hewan.
Banyak orang yang menganggapnya aneh melihat dua pasangan dokter hewan yang
membuka bisnis pinggir jalan. Namun, setelah melihat perkembangan yang cukup
meningkat, akhirnya mereka saling berlomba untuk memberikan investasi di
D’Besto. Hal ini pun berlaku juga kepada Yashinto yang ternyata berlatar
pendidikan seorang dokter.
Yashinta
menceritakan, awalnya ia buka cabang sambil kuliah berpikir kenapa ia juga
harus ikut jualan ayam. Sampai akhirnya, ia pun memiliki prinsip kuliah sukses,
bisnis juga sukses. Dan cabang yang ia kelola berkembang menjadi 11 cabang di
Sumatra Barat. Kesuksesannya melebarkan cabang dibarengi dengan banyaknya orang
yang menawarkan investasi kepadanya.
Yashinta
dan keluarga merasa senang telah melahirkan D’Besto dengan banyak cabang.
Mereka merasa sangat senang telah menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Saat
ini D’Besto memiliki dua sistem. Pertama kemitraan (investor menitipkan modal,
dan D’Besto yang menjalankannya. Kedua sistem franchise di mana di sini full
investor yang menjalankan bisnisnya. Total keseluruhan investor yang mengambil
franchise ada sekitar 70an cabang dari 190an cabang.
Saat
ini, Yashinta dan keluarga ingin terus mengembangkan D’Besto agar bisa diterima
oleh semua kalangan masyarakat. Dari kalangan low, midle sampai midle top.
Yashinta dan keluarga berharap, kedepannya, D’besto bisa masuk mall dan
bandara, serta pasar dan pedesaan. Sehingga, Yashinta ingin setiap orang jika
ingin makan ayam goreng, ya D’Besto.
Menjalani
profesi sebagai dokter dan seorang pebisnis memang berbeda. Yashinta
menceritakan pengalaman belajar bisnis. Menurutnya, bisnis menjadi jalan paling
tepat yang pernah ia ambil. Dari bisnis Yashinta belajar bagaimana memberikan
keramah tamahan kepada pelayan serta belajar dalam berkonsisten cita rasa. Dari
bisnis, Yashinta bisa melihat bagaimana kebahagiaan orang-orang yang sebelumnya
belum mendapatkan pekerjaan dan sekarang bisa mendapatkan pekerjaan. Dan dari
bisnis, Yashinta bisa merasakan rasa kekeluargaan yang hangat yang saling
mendoakan.
Terakhir,
dalam berbisnis pastsi selalu ada suka dan duka atau kendala. Yashinta
menjelaskan, di D’besto ia melihat kendala terutama saat melibatkan banyak
orang yang lebih dari 150 investor dan 2000 karyawan di mana setiap orang punya
watak dan perilaku beragam. Dan dari keberagaman itu pasti ada saja yang
memiliki perilaku tidak baik. Membenahi soal karakter ini, Yashinta berusaha
menanganinya dengan pelatihan karakter
untuk semua mitra yang ingin bergabung.
Kendala
selanjutnya ada pada mempertahankan kualitas. Namun, ia yakin, semakin banyak
kesalahan dan masalah ia bisa terus belajar dan berbenah dalam memperbaiki
diri. Sedangkan sukanya dalam berbisnis D’Besto ia merasakan kehangatan
kekeluargaan yang baru dan senang telah mampu memberangkatkan umrah bagi banyak
karyawannya. Semoga menjadi tabungan amal ibadah di akhirta kelak. Aamin. *(NSR).
Posting Komentar untuk "D’Besto: Menciptakan Lapangan Pekerjaan, Kunci Kesuksesan Bisnisnya"