Cerpen Anak: Banna Ingin menjadi Arsitek Masjid, Rumah Yatim dan Pondok Pesantren
Pagi ini seperti biasa Banna bersiap-siap
untuk berangkat sekolah. Hari Rabu menjadi hari spesial buat Banna. Di hari
rabu di sekolah Banna ada mata pelajaran menggambar. Dan Banna sangat suka
dengan menggambar.
Kegemaran menggambar sudah terlihat sejak TK.
Setiap kali melihat buku bergambar, buku dongeng Banna bisa betah hanya dengan
melihatnya. Dan setiap minggunya pun Banna dibelikan buku mewarnai oleh ibunya.
Oleh karena itu, kegemarannya terhadap menggambar ini sudah ditekuni Banna
sejak TK.
Sekarang, saat ia menduduki kelas 3 SD.
Kegemarannya itu tidak pernah hilang. Banna selalu punya imajinasi tersendiri
saat menggambar. Bahkan, sejak tahun ajaran baru kelas 3 SD, Banna sudah kursus
menggambar komik. Jadi, sejak kelas 3 kemampuan menggambar Banna sudah semakin
meningkat dan ia sudah mulai belajar membuat komik anak-anak.
Banna dan ibunya pun pergi ke sekolah. Seperti
biasa, ibunya akan mengantarkannya sampai sekolah. Setelah ia masuk kelas,
ibunya baru akan pulang. Dan setelah jam 12 siang, ibunya akan kembali
menjemput Banna di sekolah.
Banna pun memasuki kelasnya dan duduk di
bangkunya. Pelajaran pertama adalah matematika baru setelahnya dilanjutkan
pelajaran menggambar. Walau Banna sudah tidak sabar dengan pelajaran
menggambar, tapi ia tetap fokus terhadap pelajaran matematika yang disampaikan
Bu Guru.
Pelajaran matematika pun usai berganti guru
pelajaran menggambar. Seperti biasa semua anak-anak mulai membuka buku gambar
dan pensil warnanya masing-masing. Semua murid pun sudah mulai menggambar setelah
Pak Guru Thamrin membolehkan mereka menggambar sesuai imajinasinya
masing-masing.
Pak
Guru Thamrin dan teman-teman Banna sudah tahu kemampuan menggambar Banna. Jadi,
sudah tak heran jika di kelas Banna selalu mendapat nilai bagus pada hasil
gambarnya. Dan hari ini, Banna benar-benar membuat Pak Guru Thamrin kagum
dengan hasil apa yang di gambar Banna. Walau awalnya Pak Guru harus bertanya
pada Banna mengenai bangunan yang ia gambar.
“Banna, kamu bangunan apa ini? Pak guru lihat
seperti sebuah asrama dan sekolahan?”
“Iya, Pak Guru. Ini memang bangunan asrama.
Tepatnya Banna gambar pondok pesantren dan sekolah kakak Banna.”
“Wah, kamu kenapa suka menggambar bangunan?
Seperti pondok pesantren kakak kamu ini?”
“Banna suka pak gambar masjid, sekolahan,
asrama, pondok pesantren, jembatan untuk di desa.”
“Banna pengen jadi arsitek yang bermanfaat
untuk masyarakat, Pak. Makanya Banna sangat suka menggambar bangunan.”
“Bagus, Nak. Kamu harus jadi arsitek yang
bermanfaat. Bukan sekedar arsitek saja. Jadikan karyamu sesuatu yang berkenang
dan dipergunakan untuk orang-orang yang beribadah.”
“Siap, Pak. Kata Ibu dan ayah Banna juga
seperti itu. Kalau Banna mau jadi arsitek, jangan Cuma sekedar jadi arsitek
gedung-gedung besar saja. Tapi jadi arsitek yang lain dari yang lain. Seperti
arsitek masjid, pondok pesantren, sekolahan panti asuhan ataupun jembatan
penghubung di desa.”
“Pak guru doakan semoga cita-cita kamu
menjadi arsitek tercapai. Jangan lupa belajar juga ya. Jangan jago gambar aja.”
“Siap, Pak Guru.”
Banna pun kembali melanjutkan gambarnya dan
pak guru Thamrin berjalan melihat gambar anak-anak lainnya sambil
berbincang-bincang untuk memberikan semangat kepada murid lainnya. Seperti yang
barusan dilakukan kepada Banna. *(NSR).
Posting Komentar untuk "Cerpen Anak: Banna Ingin menjadi Arsitek Masjid, Rumah Yatim dan Pondok Pesantren"