Memetik Hikmah dari Pohon Kelapa: Bahagianya Menjadi Pohon Kelapa
Andai
saja kita sadar, betapa indahnya hidup pohon kelapa di dunia ini. Andaikan saja
kehidupan pohon kelapa menjelma juga dalam hidup kita. Bagaimana bisa sebuah
pohon, yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa akal dan nafsu mampu memberikan
nilai kemanfaatan sepenuhnya sepanjang hidupnya. Lantas, bagaimana dengan hidup
kita?
Sudahkah
kita menjadi pribadi yang bermanfaat bagi keluarga ataupun sesama? Sudahkah
kita memiliki keteguhan iman layaknya kokohnya pohon kelapa yang tumbuh menjulang
tinggi dengan kuat. Bisakah kita hidup tanpa butuh perhatian oranglain layaknya
pohon kelapa, yang hanya akan dilirik ketika ia sudah dibutuhkan?
Ya,
barangkali kita sering menjumpai atau hanya sekedar melewati saja. Sebuah pohon
kelapa yang menjulang tinggi dengan buah-buahnya. Barangkali kita masih belum
sadar, betapa bermanfaatnya hidup pohon kelapa yang setiap hari kita lewati
namun setiap bagian dari tubuhnya dapat dipergunakan dan dimanfaatkan oleh
kita.
Komponen
pohon kelapa yang sering dimanfaatkan oleh kita mulai dari batangnya yang bisa
dijadikan rakit/jembatan. Pelepah yang bisa dijadikan kayu bakar. Daunnya biasa
kita jadikan sebagai sapu lidi. Buahnya dari batoknya bisa dijadikan kerajinan
tangan dan arang. Daging buah yang muda kita nikmati sebagai makanan dengan
tektur lembut, dan daging yang tua dijadikan santan. Dan airnya, kita minum
sebagai es kelapa yang sampai saat ini
dipercayai sebagai es segar pelepas dahaga atau sebagai penetralisir
racun.
Lantas
bagaimana dengan setiap anggota tubuh kita? sudahkan kita pergunakan untuk
nilai-nilai kemanfaatan? Di mana akal pikiran kita gunakan untuk memikirkan
hal-hal baik. mata kita gunakan untuk melihat hal-hal baik. Telingan kita
gunakan untuk mendengarkan perkataan baik. mulut diunakan untuk berbicara dan
berkta yang baik dan secukupnya. Tangan digunakan untuk membantu sesama. Dan
kaki kita gunakan untuk melangkah menuju jalan yang Allah SWT ridhai.
Subhanallah.
Meniru Kehidupan Pohon
Kelapa
Secara
jelas kita mengetahui bahwa menjalani hidup di dunia ini tidaklah mudah.
Semakin tinggi kita mengejar impian, semakin besar angin yang menerpa hidup
kita. Cobaan semakin besar di kala level hidup kita semakin tinggi.
Namun,
walau dengan jelas-jelas kita mengetahui hal tersebut, bukan berarti kita
langsung menyerah. Jadilah seperti pohon kelapa yang terus tumbuh menjulang
tinggi, tetap bertahan hidup walau diterpa angin kencang, hujan lebat, panas
terik, ia tetap tumbuh menajdi pohon kelapa yang sempurna. Sempurna dengan
kesederhanaan penampilan tidak rindangnya daun yang lebat, namun memiliki
organ-organ tubuh yang serba bermanfaat untuk kehidupan kita.
Sebagai manusia yang diberi akal pikiran dan
hawa nafsu, kita tidak boleh lebih mengikuti pada jalan hawa nafsu. Sebagai
manusia, kita harus melawan hawa nafsu tidak baik itu. Berjihadlah di jalan
Allah SWT dalam melawan hawa nafsu.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan
berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung. Dan berjihadlah kamu di jalan Allah
dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak
menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (ikutilah) agama nenek moyangmu
Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan
(begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi
atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. maka
laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah.
Dialah pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS.
Al-Hajj : 77-78).
Jelas
dalam firman Allah SWT Dia menyeru hambanya untuk terus berbuat baik dalam
menjalani hidup. Allah SWT menyeru hambanya agar menjalani hidup yang tidak
sia-sia. Jalani hidup dengan ibadah kepada Allah SWAT dan berbuat kebaikan
kepada sesama.
Pergunakan
tubuh kita untuk ibadah kepada Allah SWT. Pergunakan setiap anggota tubuh kita
untuk pekerjaan yang bermanfaat. Akal untuk berpikir dan mencari ilmu Allah.
Mata, pergunakan melihat yang baik-baik. Telinga mendengarkan ceramah-ceramah,
bacaan Al-Qur’an dan nasehat-nasehat para ulama. Mulut untuk berzikir menyebut
nama-Nya dan berkata yang baik-baik. Tangan dipergunakan untuk membantu sesama.
Dan kaki dipergunakan untuk melangkah pada jalan Allah SWT.
Dalam
ayat 78 surat al-Hajj Allah SWT menyeru manusia agar melakukan jihad yang
sebenar-benarnya. Dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa jihad memiliki 3
macam jenis. Pertama jihad melawan perang orang-orang kafir. Kedua, jihad
melawan setan. Ketiga, jihad melawan hawa nafsu. Jihad inilah yang sebenarnya selalu
kita temaui dalam kehidupan sehari-hari. Hingga akhirnya hawa nafsu itu
seringkali menghalangi segala niat perbuat baik kita di dunia.
Hawa
nafsu seringkali mengajak pada sisi kelam kehidupan. Dalam setiap perbuatan
hawa nafsu, setan selalu mendampinginya. Oleh sebab itu setiap pekerjaan yang
baik-baik ingin kita kerjakan, baik itu salat, ibadah maupun amal kebaikan,
seolah menjadi tidak mudah untuk kita kerjakan. Belum lagi dengan setiap
tingkat tinggi level kesuksesan kehidupan seseorang, maka semakin besar ujian
yang akan dihadapinya.
Berjihadlah
dengan sebenar-benarnya, mencurahkan seluruh tenaga dan kemampuan agar setiap
perbuatan kebaikan yang kita kerjakan tidak menjadi sia-sia dan dapat
terlaksana dengan baik. jadikanlah jihad kita untuk Sang Pencipta, Allah SWT.
Hingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang taat pada ajarannya. Menjalani
kehidupan kita pada amar ma’ruf nahi munkar.
Oleh
karena itu, tetaplah semangat dalam mencapai kesuksesan. Jadikan setiap
aktivitas sehari-hari kita menjadi bermanfaat. Pergunakan setiap anggota tubuh
kita menjadi alat yang berharga hingga kita pergunakan untuk yang baik-baik dan
tidak menjadi sia-sia. Seperti pohon kelapa yang memiliki buah kelapa. Butuh
usaha keras dalam mencapai buahnya untuk manusia rasakan kesegaran buah
tersebut. Jadi, apa-apa yang kita kerjakan, dapat kita dan orang lain rasakan
manfaatnya. *(berbagai sumber)
Posting Komentar untuk "Memetik Hikmah dari Pohon Kelapa: Bahagianya Menjadi Pohon Kelapa"