Strategi Dakwah: Menyikapi Keberhasilan Berdakwah
Sebagai masyarakat Indonesia dengan mayoritas berpenduduk muslim, pastilah kita akrab sekali dengan aktivitas dakwah. Dakwah ini diusungkan dalam rangka meneruskan perjuangan Rasulullah Saw. Tujuannya jelas, menyebarkan ajaran Allah SWT yang telah diturunkan baik melalui firmanl-Nya Al-Qur'an atataupun sabda Rasulullah Saw hadits. Hal ini menjadi suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk mempersiapkan segala kelengkapan diri ataupun sarana yang diperlukan dalam aktivitas dakwah.
Pada umumnya, ada empat macam faktor wasilah perjuangan yang harus dipersiapkan oleh umat muslim dalam melakukan aktivitas dakwah. Pertama, organisasi yang real dan kompak. Kedua, prestasi ilmiah yang memadai. Ketiga, akhlakul karimah. Keempat, kekuasaan dalam masyarakat.
Keempat wasilah di atas rasanya belum lengkap tanpa adanya sebuah strategi yang nyata sebagai dasar dan faktor utama penunjang keberhasilan dakwh itu sendiri. Menurut Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Strategi Dakwah dan Pendidikan dijelaskan ada dua belas strategi dakwah dalam meningkatkan aktivitas dakwah yang dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk, yakni strategi internal dan strategi eksternal.
Strategi internal merupakan penerapan yang lebih mengarah pada diri seorang muslim. macam-macam strategi dakwah internal sebagai berikut:
- Menjadikan hidup sebagai sarana dakwah dan pendidikan Islam. Perlu diketahui bahwa setiap individu diri kita dapat ikut andil dalam kegiatan berdakwah. Pastinya semua ini berdasarkan profesi kita masing-masing atau simpelnya apa yang kita bisa, hal tersebut dapat digunakan sebagai sarana berdakwah.
Contoh: Pekerja Kuli. Kuli bisa menjadi bermanfaat dalam pekerjaan dakwah melalui tenaganya, mengangkat, membersihkan dan sebagainya. Selama jasa-jasa tersebut diterapkan dan diamalkan di jalan Allah SWT, hal tersebut bisa menjadi amal mulia di hadapan Allah SWT.
Contoh sederhana lainnya yang mungkin sangat dekat dan bisa juga tidak disadari oleh kita adalah aksi kampanye menjaga kebersihan lingkungan. Pastilah aksi kampanye ini tidak sekedar berkampanye saja, bisa dilihat di berbagai media para aktifis pecinta lingkungan mengambil perannya membersihkan lingkungan alam sekitar. Hal ini sudah menjadi nilai dakwah. - Bersikap lemah lembut dalam berdakwah. Hal ini menjadi kunci guna menarik simpati dan pemikiran manusia yang tidak menyukai kekerasan ataupun bentuk kekasaran.
- Setiap muslim (orang yang ingin berdakwah) jangan sampai tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat.
- Menjadikan ridha Allah SWT sebagai tujuan. Ya, pastikan niat kita berdakwah karena Allah SWT. Jangan sampai berbuat baik hanya karena ingin dilihat oleh manusia. Sungguh hal tersebut menjadi sia-sia belaka.
- Siapa-pun yang ingin berdakwah, haruslah bersabar, teguh, tenang dan tidak tergesa-tergesa.
Selanjutnya adalah strategi dakwah eksternal di mana melihat pada objek dakwah dan wasilahnya. Ada beberapa strategi di sini. Di antaranya:
- Memperhatikan prioritas. Ya, dalam berdakwah haruslah ada yang didahulukan atau diutamakan guna mempermudah jalan dakwah. Seperti Rasulullah Saw memulai dakwahnya sendiri kepada kerabat dekatnya terlebih dahulu.
Contoh lainnya seperti mengutamakan dakwah pada yang lebih muda daripada generasi sudah tua. Dakwah kepada orang yang rendah hati diutamakan daripada yang hatinya sombong. Demikian pula dakwah terhadap para pelajar diutamakan kepada yanng tidak sekolah.
Tujuannya adalah mempercepat penerus dakwah kita. Sehingga, apa yang kita sampaikan dapat bermanfaat untuk orang banyak karena banyaknya orang yang menjadi pendengar kita ikut menjadi pendakwah. - Mengikuti tahapan-tahapan dakwah. Jalan dakwah pastilah amat panjang. Mulai dari yang mudah hingga tersulit. Dakwah bukan saja membakar semangat, tapi juga mneyejukkan hati dan memberi ilmu. Tidak hanya berkata-kata, tapi juga berbuat. Tidak saja mengajarkan selamat, tapi juga mengajarkan ketegasan walalupun berkorban. Dan tidak hanya dengan menghancurkan, tetapi juga menyusun dan membangun.
- Mulailah dakwah dengan meluruskan pemahaman dan memperdalam kesadaran umat terhadap realitas.
- Menyampaikan dakwah melalui pemahaman praktik yang menyeluruh, sinergis, dan seimbang (ada ketauladanan).
- Memadukan orisnilitas dan masa kekinian. Pastinya, berdakwah serta melaksanakan pendidikan harus pada orisinilitas yang berpegang teguh pada nilai-nilai dasar Islam di samping juga pada nilai kekinian yang menyerap hasil teknologi sekarang.
- Pahami dan gunakanlah hukum sosial. Beberapa hukum sosial yang berlaku di masyarakat dan harus dipahami dalam menyampaikan dakwah sebagai berikut:
a. fitrah manusia sebagai makhluk sosial
b. perbedaan pendapat dan pemikiran
c. etika berdialog dan berpendapat
d. wujud dari ujian dan cobaan, berupa pergulatan yang haq dan bathil
e. rencana jahat yang akan menimpa orang yang merencakannya sendiri
f. kemenangan akan diperoleh oleh mereka yang kuat dan paling bertakwa - Menyeimbangkan dakwah dan pendidikan. Strategi terakhir ini menjadi nilai penting dalam diri seorang muslim. Dakwah dan pendidikan haruslah dikerjakan secara seimbanng. Dakwah berguna memberikan petunjuk kepada generasi umat yang tersesat agar menjadi orang yang menjalankan ajaran Islam secara kaffah. Sedanngkan pendidikan berguna untuk membekali kita dengan ilmu agar bisa mnegajarkan, mengajak dan menuntun umat dalam memperkuat ajaran Islam.
Ulil Amri. 2007. Dakwah Mencermati Peluang dan Problematikanya. Jakarta: STID mohammad Natsir Press,
Dra. Hj. Tutty Alawiiyah AS. 1997. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim. Bandung: Penerbit Mizan.
Dra. Hj. Tutty Alawiiyah AS. 1997. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim. Bandung: Penerbit Mizan.
Posting Komentar untuk "Strategi Dakwah: Menyikapi Keberhasilan Berdakwah "