Gara-Gara Mas Gagah Pergi
Film : Ketika Mas Gagah Pergi
Penulis Novel : Helvy Tiana Rosa
Tanggal Tayang : 21 Januari 2016
Genre :Drama
Pemain : Hamas Syahid, Aquino Umar, Masaji Wijayanto, Izzah Ajrina, Wulan Guritno, Meta Rizki Nurmala.
Mas Gagah sangat tampan, modern, baik,
cerdas, rajin solat dan sangat gigih. Sejak kecil Mas Gagah selalu mendapatkan
prestasi. Tapi bukan itu yang terpenting bagi Gita. Kasih sayang dan cinta Mas Gagah adalah hal utama yang dimiliki Gita dari Mas Gagah. Ya, Gita Ayu Pratiwi dialah
adik Mas Gagah cewe tomboy, modern dan
sangat manja terhadap Mas Gagah.
Gagah Perwira Pratama, kehadirannya
sangat disyukuri oleh Gita. Bagi Gita, Mas Gagah segalanya. Mas Gagah selalu
ada buatnya. Ke mana pun Gita ingin pergi, Gagah selalu ikut menemani. Sampai
rutinitas menjemput Gita pulang sekolah. Tiada orang yang lebih menyanyanginya
selain Mas Gagah dan ibunya saat ini. Ya, tinggal Mas Gagah dan ibunya orang
yang menyayangi Gita. Ayahnya telah pergi meninggalkan keluarganya terlebih
dahulu. Hal ini pula yang menjadikan Mas Gagah menjadi seorang kakak yang
sangat penyayang dan gigih menjalani hidup guna menjadi tulang punggung keluarga.
Kecerdasan dan kegigihan Mas Gagah
dibuktikan setelah ia sukses menghidupi dan membahagiakan keluarganya dengan
menjadi tulang punggung keluarga. Mas Gagah bekerja sebagai model dan menjalani pekerjaan lainnya di sela-sela
kesibukan kuliahnya.
Namun, kesuksesan Mas Gagah menjadi
model berakhir, ia memutuskan untuk berhenti. Hal ini terjadi setelah Mas Gagah
pulang dari Ternate, Maluku Utara. Tujuan awal Mas Gagah pergi ke Ternate
adalah menyelesaikan tugas akhir skripsinya selama dua bulan. Namun, tidak
disangka, dua bulan memang bukan waktu yang sebentar hingga di sana ia bertemu Kiyai Gufran. Semenjak saat itu,
kepulangan ke rumah dirasa aneh oleh Gita dan ibunya.
Mas Gagahnya Gita berjenggot dan lebih
sering menggunakan pakaian muslim. Tidak lagi modern dan gaul. Selera musik Mas
Gagah pun berubah menjadi nasyid dan lebih sering mendengar ayat-ayat suci
Al-Qur’an. Dan pergaulannya tidak lagi dengan teman-teman gaul lamanya serta modernnya
lagi. Mas Gagah tidak lagi sering pergi-pergi ke mall, kafe, ataupun nonton
konser, ia lebih suka mengajak teman-teman barunya mengadakan pengajian di
rumah, masjid, atau bakti sosial.
Semuanya ini jelas tidak bisa diterima oleh Gita.
Gita selalu protes dan berantem dengan
Mas Gagah yang tidak lagi berpikiran sejalan. Menurut Gita, Mas Gagah sudah
mengikuti aliran sesat. Perdebatan setiap hari mereka pun diputuskan Gita untuk
tidak lagi sering bersama dengan Mas Gagah. Berat bagi Gita menjalaninya. Begitupun
ternyata buat Mas Gagah. Bagi Mas Gagagh ini menjadi ujian berat untuk
perubahannya yang dinilai baik pasca bergurunya dengan Kiyai Gufran. "Allah
tak sembarang memberikan cobaan melapaui batas kemampuan hambanya," begitulah yang diingat Mas Gagah atas nasehat Kiyai Gufran untuk sabar
mengahadapi Gita.
Seiring pertengkaran Gita dengan mas
Gagah yang dihindari lantaran jenuh mendengarkan ceramah-ceramah Masnya. Tidak
disangka, Gita bertemu dengan sosok pemuda yang selalu ceramah di bis-bis ibu
kota. Semenjak memutuskan untuk tidak diantar dan dijemput ke sekolah oleh Mas
Gagah, Gita jadi berpergian menggunakan bisa kota. Dan di sanalah ia bertemu dengan Yudistira Arif Fisabilillah, yang ia sebut dengan cowo
ganteng Fi Sabilillah.
Perjumpaan awalnya dirasakan sangat
menyindir Gita. Pasalnya, Yudi memberikan ceramah isinya dengan materi ‘Hijrah’.
“Hijrah,
yang artinya berpindah dari sesuatu yang lebih baik,” tegas Yudi memberikan ceramahnya
di bis kota yang ditumpangi Gita. Dan Gita pun marah terhadapnya, ia langsung
berdiri dan memaki Yudi ditebak-tebaknya bahwa pemuda itu suruhan Mas Gagah.
Semua kejadian ini membuat Gita stres dan bingung. Baginya ini permasalahan besar. Berawal dari Mas Gagah, hingga
bertemu Yudi pemuda yang gaya berbicaranya seperti Mas Gagah tentang agama.
Kekesalannya dilampiaskan ke Mas Gagah.
“Mas Gagah kaya orang lain, kaya musuh malah,”
cerita Gita panjang lebar melampiaskan kekesalannya kepada Tika sahabat
baiknya.
“Kenapa
kalian tidak bersatu saja sih. Emang bersatu itu harus sama? Boleh dong
beda-beda,” jawab Tika menasehati Gita yang semakin membuatnya kesal saja.
Curhatan Gita pada Tika disambut
baik oleh sahabatnya ini. Hingga diputuskan oleh Tika membicarakan keluh kesah
Gita terhadap perubahan Mas Gagah. Dan Mas Gagah pun hanya memberikan nasihat
kepada Tika, “Kalo kita tidak setuju dengan suatu kebaikan yang tidak bisa kita
pahami, kita bisa coba untuk menghargainya,” pelan dan santun Mas Gagah
menasehati Tika.
Seiiring berjalannya waktu, Gita masih
saja belum baikan dengan Mas Gagah. Ia masih tidak ingin dijemput dan diantar
dengan Mas Gagah. Namun, kebiasaannya naik bis kota semakin membuatnya jengkel
lantaran selalu saja bertemu dengan Yudi. Sampai pada perjumpaan di bus transjakarta, di
mana Gita kecopetan dan ditolong Yudi. Mulailah, hati Gita bisa menerima Yudi
setiap kali bertemu di bis kota untuk ceramah.
“Allah menciptakan kita dengan
sebaik-baiknya bentuk,” tegas Yudi disaksikan Gita saat ceramah di bis kota.
Kisah
Yudi yang dikenal Gita sepertinya sudah sulit dengan penolakan-penolah
ceramahnya di bis kota ternyata tidak sampai di situ saja. Abahnya pun menolak
aksi Yudi ceramah di bis kota. Abahnya juga melarang Yudi ikut latihan
teatrikal ‘Perjuangan Palestina Membantu Kemerdekaan Indonesia’. Bagi Abahnya,
cukup dengan Yudi ceramah di kampungnya dan menggantikan abahnya mengurusi perusahaan-perusahaannya
yang sedang ada masalah dan tidak ada anak abah membantu. Oleh karena itu, abah
Yudi sangat menginginkannya untuk tinggal bersama abahnya saja. Namun tetap saja, yudi pada pendiriannya untuk
ceramah di bis kota dan berdakwah melalui panggung teatrikal.
Polemik
Gita dan Mas Gagah semakin runyam saat uang traveling mereka berdua ke
luar negri digunakan untuk membangun Rumah Cinta. Gita sangat marah lantaran
Mas Gagah melanggar janjinya untuk bisa berlibur bersama berdua adiknya
itu. Kegilaan Gita belum berhenti sampai di situ. Tika, sahabat baiknya
tiba-tiba berubah drastis seperti Mas Gagah. Tika menjadi wanita berkerudung
seperti anak rohis di sekolahnya. Dan bagi Gita, Tika sudah seeperti Mas Gagah.
Hingga diputuskan untuk meninggalkan Tika.
Namun
tak disangka. Masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Ajakan Mas Gagah
menunjukan Rumah Cinta pada ibunya ini justru mampu merubah dan memberikan
hidayah baru untuk sang ibu. Ibu Mas Gagah yang juga ibu tercinta Gita justru
sangat terharu melihat kebaikan hati Mas Gagah mau membantu mantan pensiunan
preman merawat anak-anak miskin di pinggiran Jakarta.
Bersama teman-teman barunya yang tidak modern itu, Mas Gagah membantu preman pensiunan merawat anak-anak miskin pinggiran dengan membangun rumah singgah, rumah baca, mushola yang diberi nama Rumah Cinta. Ibu Mas Gagah saat diajak ke tempat Rumah Cinta tak menyangka akan disambut baik dan diberikan kerudung. Di sinilah, ibu Mas Gagah mulai berpikir atas jalan Mas Gagah. Dan setelah ibu Mas Gagah mendapat hidayah dan jadi melihat-lihat kerudung pemberian anak-anak Rumah Cinta, Gita melihat dan tidak bisa menerima ini. Ditambah, ibunya itu berkata kepada Gita bahwa ini hidayah. Dan berharap ibunya bisa mendapat hidayah dengan cepat.
Bersama teman-teman barunya yang tidak modern itu, Mas Gagah membantu preman pensiunan merawat anak-anak miskin pinggiran dengan membangun rumah singgah, rumah baca, mushola yang diberi nama Rumah Cinta. Ibu Mas Gagah saat diajak ke tempat Rumah Cinta tak menyangka akan disambut baik dan diberikan kerudung. Di sinilah, ibu Mas Gagah mulai berpikir atas jalan Mas Gagah. Dan setelah ibu Mas Gagah mendapat hidayah dan jadi melihat-lihat kerudung pemberian anak-anak Rumah Cinta, Gita melihat dan tidak bisa menerima ini. Ditambah, ibunya itu berkata kepada Gita bahwa ini hidayah. Dan berharap ibunya bisa mendapat hidayah dengan cepat.
Dan semenjak saat itu, Gita merasa
semakin sendiri. Semua orang menjadi berubah. Bermula dari Mas Gagah, bertemu
dengan Yudi yang disebutnya cowo ganteng Fi Sabilillah, berubahnya Tika menjadi
mengenak hijab, dan terakhir ibunya yang mengakui dan meminta doa Gita semoga
diberikan hidayah dan bisa berubah menjadi lebih baik.
Lantas, apakah kesendirian Gita ini akan
merubahnya ikut berhijrah menuju jalan yang lebih baik? Bagaimana perjuangan Mas
Gagah membangun dan merawat Rumah Cinta serta membangun keharmonisannya bersama
Gita? Bagaiamana dengan perjuangan Yudi ceramah di bis-bis kota? Silahkan
tonton filmnya di bioskop-bioskop kesayangan Anda.
6 komentar untuk "Gara-Gara Mas Gagah Pergi"
www.flp.or.id