Muhasabah (Menghitung Amal dan Dosa) Akhir Tahun
Iya halo
semuanya...
Bagiaimana
kabarnya? Semoga sehat selalu.
Selamat
tahun baru untu kita semua. Semoga segala perencanaan yang sudah kita bangun
secara rapih di awal tahun dapat terealisasikan hingga kokoh berdiri nyata
menjadi sebuah keberhasilan di akhir tahun ini.
Ketika berbicara
akhir tahun, pastilah hal yang dibicarakan mengenai pencapaian apa saja yang
sudah kita dapatkan? Segala macam impian-impian yang kita ciptakan setiap
malamnya, sudahkah menjadi wujud nyata dalam hidup kita? atau sekedar menjadi
bunga tidur saja hingga sekarang?
Segala
sesuatu yang dinginkan di dunia ini, tidaklah mugkin tercipta jika kita sendiri
tidak benar-benar mengejarnya secara nyata.
Ingat,
kita hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan yang mampu mewujudkan segala sesuatunya
semudah menjentikkan jari. Kun, fa yakun.
Jadilah, maka terjadilah.
Kita
mesti merenungkan segala macam perbuatan yang sudah dikerjakan selama setahun
ini. sejenak beristirahat dan mulai merevisi apa-apa yang sudah dikerjakan dan
dilupakan. Banyak mana usaha kita dengan bermalas-malasannya.
Kesuksesan
(segala macam pencapaian) hidup ada di tangan kita sendiri. Semua tergantung
bagaimana kita mewujudkannya. Berjalan, lari kecil, langkah cepat atau sama sekali
tidak berlari dan malah bergerak mundur.
Namun,
ketika saya membuka sebuah tulisan paragraf di atas mengenai segala macam
pencapaian yang sudah terwujud dan bagaimana cara kita memperolehkan, di sini
saya tidak berbicara itu saja. Melainkan mengulas secara umum tentang Apa yang
sudah kita lakukan semasa hidup setahun ini? dan membahas tentang ‘amal dan
dosa’ semasa hidup.
MUHASABAH:
Menghitung atas Apa yang Telah Dilakukan dalam Hidup
Apa yang
kita lakukan?
Apa yang
kita pelajari?
Apa yang
kita amalkan?
Perbuatan
dosa apa yang sudah kita lakukan?
Taubatkah
kita atau tidak?
Sebagai seorang
muslim, kita diharuskan/memang sepantasnya untuk muhasabah diri. Artinya, menghitung atas apa
yang telah kita perbuat dalam hidup. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh
Umar bin Khattab ra: Hisablah diri kalian, sebelum dihisab oleh Allah SWT.
Dan dari
Abu Barzah Aslami ra. ia berkata: telah bersabda Rasulullah Saw: Tidaklah
bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat. Kemudian Allah SWT
akan bertanya akan 4 hal:
1. Akan
ditanyakan tentang umur. Dihabsikan untuk apa.
2. Ilmunya. Diamalkan atau tidak.
3. hartanya.
Darimana diperoleh dan untuk apa dihabiskan.
4. Capeknya.
(HR. At-Tirmidzi, Ad-Darimi, Al-Albani).
Ketika berbicara
4, tidak semata hanya empat pertanyaan di atas saja. Namun, yang paling azas
perihal ketauhidan kepada Allah SWT dan keteladanan kita mengikuti suri tauladan Rasulullah SAW. Itulah 2 azas
yang pasti ditanyakan di hari kiamat kelak. Nah, kemudian ditambah
lagilah pertanyaan lain. Yakni 4 pertanyaan di atas. Di mana pertanyaan ini
menjadi sebuah renungan untuk kita semua.
Pertama
adalah tentang umur. Kita habiskan untuk apa umur ini selama hidup? Untuk main,
makan saja, nonton, jalan-jalan, Gosip, social media? Maka akan ditanyalah
untuk apa hidup kita? Sia-siakah atau tidak, seperti beribadah? Menuntut ilmu? Mencari
rezeki dengan cara halal dan untuk hal-hal yang bermanfaat, dan lainnya. Coba
direnungkan.
Kedua adalah
ilmunya. kita menuntut ilmu atau tidak? Dan diamalkan atau tidak. Sebagai umat muslim
wajib hukumnya untuk kita menuntut ilmu. Sehingga bertamabah
ilmunya, bertambah iman, ketaqwaan, dan aplikasi pengamalan ilmu yang
diterapkan di masyarakat. Ilmu diamalkan untuk diri kita, keuluarga, rumah
tangga dengan istri/suami, masyrakat, semua harusnya menjadi tambah baik. Begitulah
ilmu yang sudah kita cari dan diamalkan. Semuanya menjadi lebih baik, bukan
tambah kasar dan kejam dalam keluarga, apalagi berkehidupan di masyarakat. Coba renungkan.
Ketiga dari
mana harta yang sudah kita peroleh. Dari cara halal atau haram. Uang yang masuk
uang siapa? Uang orang, kantor, atau harrta utang yang seharusnya dilunasi
malah kita lalaikan dalam membayarnya? Semasa hidup ke mana kita habiskan harta
ini. Harta ini datangnya dari Allah SWT. Bukan harta kita. Maka, ditanyalah
nanti mengenai harta ini. digunakan untuk hal yang sia-sia Atau hal bermanfaat?
Coba direnungkan.
Keempat adalah
capeknya kita untuk apa? Kita capek untuk begadang? Main? Nonton? Atau untuk
membaca kitabullah, melaksanakan sunnatullah, membantu sesama, menuntut ilmu, berdakwah di jalan Allah SWT? Allah SWT akan
bertanya tentang semua ini. Coba renungkan.
Dan Rasulullah
Saw bersabda: Sesungguhnya tiap-tiap amal itu ada masa semangatnya, ada masa
lelah dan letihnya. Brangsiapa semangatnya, lelahnya dan letihnya karena
melaksanakan sunnahku, maka dia telah melakukan petunjuk dan barangsiapa
lelahnya dan letihnya bukan karena sunnahku, maka dia telah binasa. (HR.
Imam Ahmad dan Ibnu Hibban).
Wallahu
a’lam...
Posting Komentar untuk "Muhasabah (Menghitung Amal dan Dosa) Akhir Tahun"