Masihkah Kita Menggunakan Wadah Makanan Berbahaya ini?
Tidak disadari saat ini kesehatan kita terancam oleh berbagai macam wadah atau pembungkus makanan. Baik di rumah atau pun luar rumah. Banyaknya penggunaan wadah berbahan plastik, sterofon koran/majalah bekaslah yang saat ini mengancam kesehatan kita.
Di rumah, pastilah masih kita dapati penggunaan koran bekas dalam
mewadahi makanan panas atau guna menyaring minyak. Sedangkan untuk di luar
rumah dapat kita jumpai penjual gorengan yang menggunakan kertas bekas sebagai
wadah gorengan. Penggunaan sterofon yang dijadikan wadah makanan mie ayam atau
bakso. Dan yang tidak kalah berbahaya lainnya adalah penggunaan plastik hitam
pada penempatan makanan yang tidak memiliki kulit luar atau makanan terbuka
seperti daging sebagai isi kantong plastik.
Apakah kesemua bahan-bahan wadah makanan di atas sudah aman bagi
kesehatan kita? Apa yang akan terjadi jika kita tetap menggunakan wadah
tersebut? Adakah cara mencegahnya?
Kenali Wadah/Pembungkus Makanan yang Berbahaya
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia(BPOM RI) pada
tanggal 14 Juli 2009 memberikan peringatan kepada masyarakat umum mengenai
status penggunaan plastik berwarna hitam. Dijelaskan oleh BPOM bahwa katong
plastik berwarna hitam merupakan produk daur ulang. Menjadi permasalahannya
adalah dalam proses daur ulang tersebut tidak diketahui riwayat penggunaan
bahan plasti tersebut digunakan untuk apa. Apakah bekas wadah pestisida, limbah
rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat dan lain-lain.
Dijelaskan pula pada peringatan BPOM bahwa dalam proses daur ulang
limbah plastik tersebut juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang menjadikan
semakin berbahayanya bagi kesehatan manusia. oleh karena itulah, BPOM sangat
tidak menganjurkan bagi masyrakat dalam menggunakan kantong plastik berwarna
hitam secara lagsung pada makanan siap santap.
Ada beberapa bahaya yang akan didapat bagi masyarakat yang masih
menggunakan kantong plastk hitam secara langsung makanan siap saji. 1.
Terjadinya kontaminasi pada makanan kita dengan zat kimia. 2. Apabila makanan
siap santap kita masih panas, dapat menimbulkan terdegrasi zat pewarna plastik
dan dapat zat yang memicu penyakit kanker. 3. Adanya dioksin mampu menyebabkan
peyakit kanker, hepatitis, pembekakan hati serta gangguan sistem saraf.
Selanjutnya adalah kertas, koran atau majalah bekas. Seolah menjadi
hal yang lumrah bagi masyarakat kita menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
menwadahi makanan yang masih panas. Dapat kita jumpai hal ini di rumah maupun
di luar rumah. Padahal, bahan-bahan tersebut tidak didesain untuk mewadahi
makanan cepat saji atau bisa dikatakan barang bekas yang memang tidak layak
untuk dipakai.
Pada umumnya, dapat kita ketahui status kertas, koran atau majalah
merupakan sebuah tumpukan yang tidak terpakai. Di mana masyarakat kita masih
melihat dapat dipergunakan. Padahal, secara jelas, bahan-bahan tersebut
mengandung debu-debu yang berbahaya pada makanan.
Pada bahan-bahan koran atau majalah bekas tersebut juga mengandung
zat berbahaya seperti logam timbal yang dihasilkan dari tinta koran, karbon dan
lainnya. Zat timbal sangat mudah bercampur pada minyak makanan dan dengan suhu
panas yang mampu menyebabkan terjadinya kelumpuhan. Oleh karena itu, sangat
tidak dianjurkan bagi masyarakat Indonesia untuk tetap menggunakan kertas,
koran dan majalah bekas sebagai wadah makanan.
Selanjutnya
penggunaan bokol plastik bekas. Banyak dari anak-anak yang menggunakan botol
minuman kembali digunakan sebagai tempat minuman. Padahal, botol tersebut tidak
dibuat untuk digunakan kembali. seandainya bisa, hanya diperbolehkan dua kali
saja dan dijauhi dari paparan sinar matahari dan tidak lebh dari seminggu.
Mencucinya pun tidak disarankan. Botol plastik menggunakan bahan polyethylene terephthalate atau PETE
yang mengandung zat karsinogen (beracun). Jika kita mencuci botol tersebut,
hanya akan mempermudah melarutkan zat karsinogen tersebut larut ke dalam
minuman kita. Sehingga, dianjuran bagi kita menggunakan botol minuman yang
khusus sebagai wadah minuman.
Sedang hangat-hangatnya saat ini adalah penggunaan sterofom atau
yang disebut dengan polystyrene menjadi wadah popular. Hal tersebut
dikarenakan harganya yang murah dan lebih praktis, tidak mudah bocor, dan mudah
dibawa. Namun, ternyata setelah dilakukan riset penelitian pada Juli 2011 oleh
Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang menyatakan bahwa residu sterofom dalam
makanan sangat berbahaya. Residu tersebut dapat menyebabkan terjadinya
endocrine disrupter (EDC), di mana penyakit tersebut terjadi akibat adanya
gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia
karsinogen yang bercampur pada makanan tersebut.
Jadi, betapa baiknya jika kita menghindari bahan-bahan plastik
hitam, kertas, koran dan majalah bekas, penggunaan botol minuman menjadi tempat
minum, ataupun sterofoam yang dianggap mempermudah dan praktis. Sebaiknya kita
menghindari dan memilih bahan-bahan yang aman digunakan. *(NSR/BerbagaiSumber).
TIPS MENGENAL KODE PLASTIK YANG AMAN DIGUNAKAN
1. PETE atau PET (Polythylene Terephthalate) biasa ada pada kemasan
botol minuman dan tidak disarankan digunakan. Bahan tersebut dapat mengeluarkan
zat karsinogen yang memicu penyakit kanker.
2. HDPE (High Density
Polythylene) terdapat pada botol berwarna putih susu. Bahan ini
biasa digunakan untuk air minuman galon, kursi palstik, atau kemasan susu jika
pada kemasan pangan dan hanya dapat digunakan sekali
pakai.
3. V atau PVC
(Polyvinyl Chloride) Menunjukan bahan
plastik ini sulit untuk didaur ulang. Seperti, plastik pembungkus. Kandungan plastik ini dapat lumer dan bercampur dengan makanan pada suhu -15 derajat celcius, yang mengakibatkan munculnya kerusakan hati dan
ginjal.
4. LDPE (Low
Density Polythylene) digunakan sebagai
pembungkus makanan dan plastik kemasan. plastik
kemasan pangan dengan dengan kode ini cukup aman digunakan. Plastik ini baik digunakan sebagai
tempat makanan karena sulit
bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP
(Polypropylene) adalah bahan yang
aman dipakai sebagai kemasan pangan isi-ulang. Bentuknya berwarna transparan, bening, dan tembus pandang. Menjadi pilihan bijak untuk bahan plastik, khususnya yang berhubungan dengan makanan dan minuman. Seperti, tempat menyimpan makanan, botol minum dan botol minum bayi.
6. PS (Polystyrene) bahan seperti styrofoam yang dipakai sebagai kemasan pangan sekali
pakai. Elemen plastik ini dapat
bercampur dengan makanan pada suhu panas. Bahan
ini berbahaya bagi otak dan sistem syaraf. Sehingga menjadi bahan yang harus
dihindari. Selain itu juga, bahan ini juga
berbahaya pada hormon estrogen pada
wanita yang berakibat timbulnya
masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem saraf.
7.
OTHER atau biasanya Polycarbonate; SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylanitrilr bitadiene
styrene), PC
(polycarbonate), Nilon. Plastik
ini digunakan untuk tempat makanan dan minuman, alat-alat rumah tangga, komputer,
dan lainnya. Bahan plastik
dengan kode SAN dan ABS ini baik serta aman
digunakan untuk makanan/minuman. Hanya saja,
untuk kode PC sebaiknya tidak digunakan pada makanan dan minuman karena dapat mengeluarkan zat berbahaya.
Posting Komentar untuk "Masihkah Kita Menggunakan Wadah Makanan Berbahaya ini?"