Untuk Namamu yang Tidak Aku Sebutkan
baru semalam aku menuliskan surat tentangmu
surat yag tidak aku kirim kepada kurir pos surga
karena aku sedang tidak memiliki uang untuk membayar tarifnya yang super mahal itu
hingga hanya melalui dinding laman ini bisa kutuliskan
barangkali sudah ratusan kali setiap kali kita bertemu
kau menasihatiku untuk tidak menceritakan kehidupanku melalui dinding ini
kau hanya memperbolehkanku menceritkan segala keluh kesahku kepadamu
kau tahu, butuh perjuangan besar agar aku bisa bertemu denganmu
atau sekedar menulis surat untukmu
hingga akhirnya surat itu terkirim melewati langit ketujuh
aku senang kau datang mengunjungi
membangunkanku dalam tidur lelapku
kau datang bersama gelap malam dalam bayang
kau turun melalui cahaya sinar rembulan
kau terbang mengikuti sunyinya angin malam
sepertinya divisi pendataan nama sudah menemukan kartu memberku
hingga kau bisa mengunjungiku
semalam aku tidak memandangi langit malam untuk menunggumu
aku sedang sibuk dengan perkenalan 1 ku
kau tak perlu tahu siapa dia
tapi, perkenalan ini sangat bermanfaat bagiku
aku bisa jadi tahu lebih jauh mengenainya
setelah selesai dengan pekenalan 1 ku yang sebenarnya belum usai
kuputuskan untuk langsung tidur dalam selimut hujan malam
ya, bersama rintik hujan aku tidur dengan nyenyak
saking nyenyaknya, aku melupakan tugas negaraku
menjaga rakyat-rakyatku dari iblis-iblis malam
wahai kau nama yang tidak aku sebutkan
aku tahu kau datang semalam
hanya saja, ke (pura-puraan) tiduranku membuatmu pergi lagi
aku lihat bagaiaman kau masuk ke kamarku
dan bagaimana kau keluar kamarku
saat kau akan naik ke kayangan lagi
aku keluar rumah menatapku hingga titik cahaya terakhir
berharap kau menoleh, dan tersenyum padaku
wahai nama yang tidak aku sebutkan
kedatanganmu tak ku sambut dengan baik
tak ada obrolan percakapan
ataupun tulisan dalam gengaman
kau menyambahiku
dan aku ke (pura-puraan) tiduranku
terima kasih,
salam untuk divisi pendataan nama
tolong jaga kartu memberku baik-baik
jangan sampai ia kehilangan kartu itu
hingga kita terpisah beberapa abad lagi
Ciputat, 10/5/15
4 komentar untuk "Untuk Namamu yang Tidak Aku Sebutkan"
Kita tak saling bicara dalam tatap. Apakah kamu tidak jenuh dan bosan melakukan surat menyurat seperti ini? Ahh, sepertinya aku yang takut mulai bosan. Bosan karena kamu mulai menjauh, dan tak memberiku kesempatan membaca apa yang ingin kau sampaikan.
Untuk kamu yang aku sebutkan dalam doa. Kapan kita bertemu?