Menjadi Agen Muslim Perubahan
Sejatinya, manusia
diciptakan dan diturunkan ke muka bumi telah dipilih oleh Allah SWT untuk
menjalani kehidupan dan memimpin apa-apa yang ada sebagai khalifah. Hal
tersebut sudah Allah SWT firmannya sebelum Adam dan Hawa diturunkan ke muka
bumi, yakni saat penciptaan mereka.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” (Al-Baqarah 2 : [30])
Kita ketahui bahwa
kita sebagai manusia diciptakan ke bumi ini tidak hanya sekedar menjalani hidup
dengan melakukan hal-hal sia-sia belaka. Bagaimana pun, setiap insan yang
terlahir di dunia ini merupakan manusia pilihan yang telah bersaing dengan
ratusan jutaan calon benih pesaing lainnya.
Oleh karena itu,
manusia-manusia yang diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini sudah merupakan
insan pilihan yang berhasil bersaing pada kompetitor lainnya untuk merasakan
kehidupan di dunia ini. belum lagi dengan kesempurnaan manusia sebagai makhluk
terbaik yang diberikan akal pikiran dan hawa nafsu. Menjadikannya makhluk
terbaik dari ciptaan Allah SWT.
Jika kita dapat
menyadari hal tersebut, bahwa betapa luar biasanya kita yang sudah mampu
mengalahkan ratusan juta calon manusia yang diberi kesempatan sebagai
khalifah/pemimpin di muka bumi tak patut untuk merasa tidak bangga, tidak
yakin, dan tidak percaya pada diri sendiri.
Sebagai khalifah di
muka bumi inilah, kita harus bangga, yakin dan percaya pada diri kita sendiri
bahwa kita mampu menjadi khalifah. Bahwa kita mampu menjadi agen perubah di
muka bumi. Kitalah menjaga bumi beserta isinya, termasuk menjaga saudara sesama
muslim agar tetap berada di jalan Allah SWT dan dapat merasakan kebahagiaan di
muka bumi.
Manusia Sebagai Khalifah adalah Agen Perubah
Mengapa manusia
menjadi agen perubah? Perubahan apa yang dapat dilakukan? Ya, menjalani
kehidupan dengan penuh kebaikan adalah kunci utama hidup di dunia ini. “Dan
setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan
mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Al-Baqarah 2 : [148])
Pada hakikatnya,
manusia memiliki akal pikiran yang dapat merancang apapun. Memiliki kekuatan
yang dapat dilakukan untuk melakukan sesuatu. Memiliki hawa nafsu untuk
berambisi. Dan memiliki kesempatan untuk memperoleh hasilnya. Hasilnya tersebut
tinggal bagaimana manusia merancang apa yang dipikirkan, dipergunakan untuk apa
kekuatan yang dimiliki, hawa nafsu seperti apa yang dinginkan hingga menjadikan
dua kesimpulan hasil, positif atau negatif.
Telah kita ketahui
bahwa setiap yang dikerjakan oleh manusia dalam bentuk kebaikan, maka ia akan
memperoleh kebaikan pula. Jelas sudah bahwa perbuatan baik yang dikerjakan
tidak akan menghasilkan sesuatu yang merugi kecuali mereka yang senantiasa
berlaku buruk.
Allah SWT senantiasa
akan mendukung setiap hambanya yang berlaku baik. keberkahan hidup, kemuliaan,
keuntungan, serta nikmat surgalah yang Allah SWT berikan kepada setiap manusia
yang menjalani kehidupannya pada kebaikan.
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah
akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah 2 : [148])
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah 2 : [82]).
Manusia sebagai agen
perubah telah dijelaskan dalam firman Allah pada surat Ar-rad yanng berbunyi,
“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Rad’u : 11).
Sebagai agen perubah,
manusia tidak hanya sekedar merubah diri mereka sendiri. Melainkan, merubah
orang lain juga. Berkaitan dengan firman
Allah pada surat Ar-Rad tersebut adalah manusia yang jauh dari Allah SWT pun
dapat merasakan nikmatnya dunia. Tanpa Allah SWT kurang-kurangi. Hal tersebut
sebagaimana usaha mereka.
Namun, apa yang
didapat oleh mereka hanyalah kesenangan dunia saja. Ketika mereka melakukan
maksiat, maka mereka tetap akan mendapatkan dosa atas setiap perbuatan yang
dikerjakan. Hal ini jelas berkaitan dengan kita sebagai agen perubah. Kitalah
agen perubah yang mana mendekatkan saudara-saudara kita menuju jalan Allah SWT.
Ketika seorang agen
perubah hanya mampu merubah dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain,
hingga ia dikelilingi oleh orang-orang yang jauh dari jalan Allah SWT, maka tak
ayal jika murka Allah SWT datang, ia bisa juga mendapatkan kemusnahannya
tersebut. wallahu a’lam.
Menurut Al-Qurtubi menjelaskan mengenai Allah SWT tidak akan
merubah suatu kaum kecuali adanya perubaha yang terjadi pada setiap banyak
orang/masing-masing individu, orang yang mengamati, atua sebagian dari kaum
yang terdapat agen perubah itu. oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di
atas, firman Allah SWT tidak menjamin bahwa orang-orang atau agen perubah yang
tidak melakukan dosa terbebas dari azab atau tidak terkena musibah. Melainkan,
ia akan mendapatkan dampak pula, karena tidak memperhatikan keadaan
sekelilingnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw saat ditanya apakah
orang-orang saleh akan dimusnahkan juga? Maka jawabnya: iya, apabila banyak
terjadi kerusakan di dalam masyarakatnya.
Oleh karena, sebagai
manusia pilihan, manuisa terbaik dari ciptaan Allah SWT, dan sebagai agen
perubah yang menjalani setiap kehidupan di dunia ini dengan kebaikan. Merubah
diri sendiri dan ingatlah pula untuk merubah orang lain pula. Tuntunlah
saudara-saudara kita yang masih jauh dari jalan Allah SWT hingga kita bisa
mendekatkannya serta membimbingnya menuju jalan Allah SWT dan mengantarnya
bersama-sama menuju surga-Nya. Amin, ya Rabbal alamin.
Posting Komentar untuk "Menjadi Agen Muslim Perubahan"