Kamilah Penerus Khalifah Utsmaniyyah dan Abdul Hamid II
Cerpen, tema "Save Palestina"
Inggris adalah ayahnya Israel, AS
adalah ibunya Israel, dan tak kalah penting PBB adalah bidannya Israel.
Inggrislah yang pertama kali melobi Israel untuk menyerang kami, hingga
muncullah deklarasi Balfour. sejak saat itulah, Inggris bergegas mendudukan
militer-militernya ke tanah Palestina, untuk melegalkan bangsa yahudi ke
Palestina, Inggris melalui LBB menerbitkan ‘Mandate for Palestine’ pada
tahun 1922. Dan sejak saat itulah ratusan ribu migrasi yahudi bermukim ke
Palestina, dan pembataian kaum muslimin telah dimulai. Pasca pada II tahun
1945, Amerika mengambil alih dunia dari Inggris, menggantikan LBB menjadi PBB,
dan melanjutkan penumbuhan negara Israel. Lewat lobi-lobi yahudi internasional,
Harry Truman, presiden AS menjadikan PBB sebagai kakitangan untuk melegalkan
Israel. Hingga sampai pada puncaknya tahun 1927, PBB secara resmi dan legal
membagi tanah palestina 55 persen untuk Israel dan 45 persen untuk kaum muslim.
Ditindaklanjuti deklarasi kemerdekaan Israel pada 1948, Israel diakui dan
dilindungi oleh PBB dan Amerika. Nyata sudah, bahwa Israel adalah negara di
mana ayahnya Inggris, ibunya Amerika, dan PBB adalah bidannya. Maka jangan heran
bila PBB tidak pernah bersikap tegas pada Israel, karena Israel adalah anak
yang dilahirkannya, anak bosnya. Dan jangan pernah berharap bahwa AS dan
Inggris akan mengganggu Israel, karena Israel adalah anak kandungnya! Sampai
kapanpun akan terus dibela.
Hingga pada akhirnya, Pagi, siang,
sore, ataupun malam, teliga kami dimanjakan dengan jeritan tangis, ledakan
rudal yang siap menghancurkan gedung-gedung hingga hancur berkeping-keping,
bahkan tubuh kami pun bisa saja ikut hancur menjadi potongan-potangan kecil
yang berserakan di jalan,dan potongan demi potongan pun terpisah jauh.
Kematian menjadi sarapan setiap hari
untuk kami. Jeritan tangis menjadi nyanyian buruk yang mesti kami dengar.
Tetesan darah menjadi pemandangan pahit. Kuburan massal menjadi tempat duka
kami. Oh Tuhan, sampai kapan cobaan ini terus berlangsung?
Setiap hari kami harus melihat
kenyataan hidup yang kelam, peperangan sudah menjadi aktivitas kami,
perlengkapan senjatan adalah sahabat kami, bunuh-membunuh sudah menjadi hal
lumrah dalam emosi kami, sebuah nyawa sudah tak ada artinya lagi dibandingkan
dengan harga diri bangsa kami, Palestina.
Palestina, Kamilah warga palestina.
Kebiadaban Israel adalah hal yang paling mengerikan untuk kami saksikan.
Bagaimana tidak! Setiap hari mereka selalu mengirim rudal-rudal mereka ke tanah
kering ini, meledakkan setiap sudut rumah hingga tak tersisa, korban jiwa
selalu bertambah.
Israel, hanya demi kau kami rela
malakuan perang. Kami tak takut menghadapi kebiadabanmu, kami akan terus
berjuang atas nama Islam, inilah jihad kami, Jihad fi sabilillah. Hanya dengan
ini kami bisa membela diri, hanya dengan perang inilah kami bisa menghilangkan
nyawa-nyawa kalian, hanya dengan perang inilah kami akan menghabiskan bangsa
Israel.
Kami pun teringat pada abad 18,
tanah kami tanah palestina yang masih di bawah kekuasaan khilafah Utsmaniyyah
yang di mana pada saat itu telah muncul pergerakan zionisme pada tahun 1987.
Theodore Hertzl, adalah bapak zionis yang mendatangi khalifah Abdul Hamid II
dengan niat membeli tanah palestina untuk didirikan negara Israel. Namun apa
kata Abdul Hamid,
“Tanah itu bukan milikku, tetapi
milik ummatku,” Jawab Abdul Hamid II tegas.
Tak jera Hertzl, datang kembali lima
tahun berselang. Hingga pada tahun 1902 Hertzl berniat menyuap khalifah dengan
150 juta pound. Dan dengan uang 150 juta pound Hertzl berkata,
“Bayarkan hutang khalifah 33 juta
pound, dan pinjaman lain-lainnya hingga mampu melunasi hutang-hutang tersebut.”
“Jangan teruskan rencananya, aku
takkan lepaskan walau segenggam tanah ini (Palestina), karena ini bukan
milikku.”
“Jika daulah khilafah Utsmaniyyah
dimusnahkan pada suatu hari nanti, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa
membayar harganya.”
“Sementara masih hidup, aku lebih
rela tusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan
dipisahkan dari daulah Islamiyah.”
“Perpisahan adalah sesuatu yang
takkan terjadi, aku takkan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih
hidup,” tegas Abdul Hamid II membantah.
Maka dari itu, kamilah penerus khalifah
Utsmaniyyah dan Abdul Hamid II, kamilah yang akan terus membela tanah kami,
tanah tandus dengan butiran-butiran pasir yang berterbangan setiap kali angin
meniupnya, inilah tanah kami, tanah Palestina.
Hidup Palestina, hidup ummat muslim.
Kami tahu, bahwa kami tidak sendiri. Palestina selalu bersama, bersama dengan
ummat muslim di dunia ini.
*****
Posting Komentar untuk "Kamilah Penerus Khalifah Utsmaniyyah dan Abdul Hamid II"