Ilmu Kalam, Aliran-aliran dalam Islam
I
KETERANGAN
UMUM
Arti Ahlussunnah adalah
penganut Sunnah Nabi.
Arti Wal Jama’ah adalah
penganut I’tiqad sebagai I’tiqad jama’ah sahabat-sahabat Nabi.
Kaum
Ahlussunnah wal Jama’ah ialah kaum yang menganut I’tiqad sebagai I’tiqad yang
dianut oleh Nabi Muhammad Saw dan sahabat-sahabat beliau. I’tiqad Nabi dan
sahabat-sahabat itu sudah termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul secara
terpencar-pencar, belum tersusun secara rapi dan teratur, tetapi dikumpulkan
dan dirumuskan dengan rapi oleh seorang ulama Ushuluddin yang besar yaitu
Syeikh Abu hasan ‘Ali al Asy’ari (lahir di Basrah tahun 260 H. – wafat di
Basrah tahun 324 H).
Adapun
ulama-ulama besar kaum Ahlussunnah wal Jama’ah yang menyebar-luaskan
pengajian-pengajian Imam Abu Hasan al As’ari, diantaranya :
1.
Imam Abu Bakar al Qaffal (wafat 365 H) 2. Imam Abu Ishaq al Asfarani(wafat 411
H) 3. Imam al Hafizh al Baihaqi (wafat 458) 4. Imamul Huramain al Juwaini
(wafat 460 H) 5. Imam al Qasim al Qusyairi (wafat 465 H) 6. Imam al Baqilani
(wafat 403 H) 7. Imam al Gazali (wafat 505 H) 8. Imam Fakhruddin ar Razi (wafat
606 H) 9. Imam Izzuddin bin Abdussalam (wafat 660 H) 10. Syikhul Islam Syeikh
Abdullah as Syarqawi (wafat 1227 H) 11. Syeikh Ibrahim al Bajuri (wafat 1272 H)
12. Al Allamah Syeikh Muhammad Nawawi Bantan (wafat 1315 H) 13. Syeikh Zanal
Abidin bin Muhammad al Fathani 14. Syeikh Husein bin Muhammad al Jasar at
Thalabilisi Dan lain-lain.
Dan adapun Imam Mansur al Maturidi, beliau
juga dianggap sebagai pembangun Madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah.
Selain
kaum ahlussunnah wal jama’ah yang diangap kebenarannya terdapat 72 firqah aliran yang sesat dan
berpokok pada 7 firqah, yaitu :
1.
Kaum Syiah …………………………… 22 aliran.
2.
Kaum Khawarij …………………………… 20 aliran.
3.
Kaum Mu’tazilah …………………………… 20 aliran.
4.
Kaum Murjiah …………………………… 5
aliran.
5.
Kaum Najariah …………………………… 3
aliran.
6.
Kaum Jabariah …………………………… 1
aliran.
7.
Kaum Musyabihah …………………………… 1 aliran.
Jumlah …………………………… 72 aliran.
Kalau ditambah 1 dengan
kaum Ahlussunnah wal jama’ahmaka menjadi
73 aliran.
Dengan hadits yang
menguatkan,sebagai berikut :
Artinya : “Demi Tuhan
yang memegang jiwa Muhammad ditangannNya, akan berfirqah umatku sebanyak 73
firqah yang 1 masuk syurga dan yang lain masuk neraka”. Bertanya para sahabat:
“siapakah fiqah (yang tidak masuk neraka) itu Ya Rasulullah ?” Nabi menjawab:
“Ahlussunnah wal jama’ah”. (RH Imam Thabrani).
Adapun kaum Qadariah termasuk golongan kaum Mu’tazilah,
kaum Bahaiyah dan Ahmadiah Qad-yan masuk golongan kaum Syi’ah, kaum Ibnu
Taimiyah masuk golongan kaum Musyabbihah dan kaum Wahabi termasuk kaum
pelaksana dari kaum paham Ibnu Taimiyah.
II
I’TIQAD
KAUM
AHLUSSUNNAH
WAL JAMA’AH
I’tiqad (paham) Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah yang telah
disusun oleh Imam Abu Hasan Asy’ari, terbagi atas bebrapa bagian, yaitu:
1.
Tentang Ketuhanan
2.
Tentang Malaikat-malaikat
3.
Tentang Kitab-kitab Suci
4.
Tentang Rasul-rasul
5.
Tentang Hari Akhirat
6.
Tentang Qadha dan Qadar
1.Tentang Tuhan
Kita percaya seyakin-yakinnya bahwa Tuhan itu ada. Ia
mempunyai banyak sifat, diantara nya sifata yg wajib (mesti ada) terdapat 20
sifat Allah :
1.
Wujud 2. Qidam 3.Baqo 4.Mukhalafatu Ta’ala lil Hawaditsi 5.Qiyamuhu binafsihi
6.Wahdaniyah 7.Qudrat 8.Iradah 9.Ilmu 10.Hayat 11.Sama 12.Bashar 13.Kalam 14.
Kaunuhu Qadiran 15. Kaunuhu Muridan 16. Kaunuhu A’liman 17. Kaunuhu Hayyan 18.
Kaunuhu Sami’an 19. Kaunuhu Bashiran 20. Kaunuhu Mutakalilliman.
2.
Tentang Malaikat-malaikat
Ummat
Islam mempercayai bahwa ada suatu makhluk halus yang dijadikan dari cahaya,
bernama Malaikat.Dan malaikat itupun banyak tak terhitung, serta mempunyai
tugas masing-masing dari Tuhan dan mereka taan atas perintah yang diberikan
kepada mereka oleh Allah swt. Adapun nama-nama Malaikat yang wajib kita ketahui
ada 10, yaitu:
1. Malaikat Jibril 2. Malaikat Mikail 3. Malaikat Israfil
4. Malaikat Izrail 5-6. Munkar dan Nakir 7-8.Rakib dan Atid 9.Malaikat malik
10. Malaikat Ridhwan.
3. Tentang Kitab-kitab
Suci
Kitab-kitab suci itu banyak, karena Rasul-rasul pun
banyak, tetapi yang wajib kita percayai dengan terperinci hanya 4, yaitu:
·
Kitab Taurat : Diturunkan kepada Nabi Musa as
·
Kitab Zabur : Diturunkan kepada Nabi Daud as
·
Kitab Injil : Diturunkan kepada Nabi Isa as
·
Kitab al-Qur’an : Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
4. Tentang Rasul-Rasul
Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah itu sedari dulu banyak,
sampai 124.000 dan Rasul-rasul 315 orang. Yang dimulai dari Nabi Adam as dan
ditutup oleh Nabi Muhammad saw. Adapun Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang wajib
diketahui namanya terdapat 25 orang yaitu:
1.Nabi Adam As 2. Nabi idris As 3. Nabi Nuh As 4. Nabi
Hud As 5. Nabi Shaleh As 6. Nabi Ibrahim As 7. Nabi Luth As 8. Nabi Imail As 9.
Nabi Ishaq As 10. Nabi Ya’qub As11. Nabi Yusuf As 12. Nabi Ayub As 13.Nabi
Syu’aib as 14. Nabi Musa As15. Nabi HarunAs 16. Nabi Zulkifli As 17. Nabi DaudAs
18. Nabi Sulaiman As 19. Nabi Ilyas As 20. Nabi Ilyasa As 21. Nabi Yunus As 22. Nabi Zakaria As 23. Nabi Yahya As 24. Nabi Isa As 25. Nabi Muhammad SAW.
5. Tentang Hari Kiamat
Tidak ada yang tahu kapan datangnya hari kiamat, bahkan
Nabi Muhammad saw pun tidak tahu juga, beliau hanya tahu tanda-tanda hari
kiamat. Tapi yang dimaksud hari kiamat disini adalah hari akhirat yang dalam
bahasa arab adalah ‘Yaumul Akhir”. Hari akhirat itu akan bermula setelah kita
sudah meninggal sampai ummat manusia masuk syurga atau neraka, sesuai dengan
amal mereka masing-masing.
6. Tentang Qadha dan
Qadar
Qadha menurut Ahlussunnah wal Jama’ah adalah ketetapan
tuhan pada azal tentang sesuatu. Barang sesuatu yang akan terjadi sudah
ditentukan Tuhan sebelumnya dalam azal. Contoh: Kita telah ditetapkan oleh
Tuhan dalam azal akan jadi orang Indonesia (itu namanya Qadha). Hal ini tak
bisa dirubah oleh siapapun juga.Kemudian kita dilahirkan di Indonesia (itu
adalah Qadar atau takdir).
Manusia wajib
seyakin-yakinnya, bahwa yang terjadi di atas dunia semuanya sudah qadha dan
sudah takdir Tuhan, tidak berubah dan tidak seorangpun sanggup merubahnya.
Adapun paham I’tiqad
kaum Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai berikut :
·
Iman ialah mengikrarkan dengan lisan dan
membenarkan dengan hati.
·
Tuhan itu ada, namanya Allah dan ada 99
nama Allah.
·
Tuahn mempunyai banyak sifat, yang wajib
disimpulkan dengan perkataan : Tuhan mempunyai sifat jalal, Jamal dan Kamal.
·
Sifat Allah yang wajib diketahui ada 20
sifat dan sudah disebutkan di atas.
·
Sifat yang harus bagi Allah hanyalah
satu : Ia boleh memperbuat dan boleh pula tidak memperbuat.
·
Wajib dipercayai bahwa malaikat ada,
mereka banyak dan yang mesti diketahui hanya 10 malaikat saja.
·
Wajib dipercayai adanya kitab-kitab suci
yang diturunkan Allah kepada Rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada kaumnya.
Yang wajib diketahui kitab-kitab itu hanya 4 dan sudah dipaparkan di atas.
·
Kaum Sunny mempercayai adanya
Rasul-rasul, mereka banyak dan yang wajib diketahui hanya 25.
·
Setiap orang Islam wajib mempercayai
hari akhirat.
·
Kaum Sunny mempercayai Qadha dan Qadar
·
Tuhan bersama nama-Nya dan sifat-Nya,
semuanya Qadim, karena nama dan sifat-Nya berdiri di atas Zat-Nya yang qadim.
·
Qur’an al Karim adalah Kalam Alllah yang
Qadim.
·
Dan lain-lain.
III
SEJARAH
PAHAM SYI’AH DAN
I’TIQAD
KAUM SYI’AH YANG BERTENTANGAN DENGAN
KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Arti syi’ah dalam
b.arab adalah pengikut.
Syi’ah ‘Ali berarti
pengikut Ali
Menurut istilah ialah
kaum yang beri’tiqad bahwa saidina ‘Ali Kw adalah orang yang berhak menjadi
khalifah pengganti Nabi, karena Nabi berwasiat bahwa pengganti beliau sesudah
wafat adalah Saidina ‘Ali.
Namun walau begitu Saidina ‘Ali bukanlah pengikut syi’ah,
karena beliau tidak setuju dengan faham syi’ah.Bukti yang menunjukan adalah
bahwa Saidina ‘Ali ikut membai’ah khalifah pertama, ke dua dan ke tiga.
Awal mula kaum syi’ah yang menjadi biang keladi gerakan
syi’ah adalah berawalnya seorang pendeta besar yang masuk Islam yang bernama
Abdullah bin Saba’. Ia mengira jika ia pergi ke Madinah ia akan di sambut besar-besaran
oleh Saidina Utsman, namun tidak. Harapannya meleset, maka dari itu ia jengkel
dan berusaha menjatuhkan Saidina Utsman dan berusaha digantikan oleh Saidina
‘Ali.
Abdullah bin Saba’ mendapat dukungan besar dari kota-kota
besar Islam, seperti di Madinah, Mesir, Kuffah, Basrah dan lain-lain. Yang
dimana orang-orang sudah banyak yang tidak suka dengan Saidina Utsman karena
beliau menghilangkan cincin stempel Nabi Muhammad SAW, dan juga beliau banyak
mengangkat orang-orang Bani Umayyah menjadi pengusaha-pengusaha daerah. Untuk
menjatuhkan Saidina Utsman Abdullah bin Saba’ pergi ke Mesir, Kufah, Basrah,
Damsyik, dan lain-lain untuk membikin propaganda tentang keagungan Saidina ‘Ali
Karamallahu Wajhahu. Abdullah bin Saba’ sangat berlebihan mengagungkan Saidina
Ali dan merendahkan Saidina Utsman, Umar bin Khattab, Abu Bakar yaitu
Khalifah-khalifah yang terdahulu.
Abdullah bin Saba’ berhasil membunuh Khalifah Saidina
Utsman pada tahun 35 Hijriyah. Dan
akhirnya terpilihlah Saidina ‘Ali sebagai Khalifah yag ke IV, namun bagi kaum
syi’ah Saidina ‘Ali adalah Khalifah yang pertama.Pada masa ini lah terjadi
perang besar yaitu perang siffin antara kaum muawiyah dengan Saidina Ali dan
perang jamal antara Ummul Mu’min Siti Aisyah beserta Thalhah dan Zubeir dengan
Saidina Ali.
Pada saat perang siffin muncul paham Khawarij yang keluar
dari Saidina Ali karena tidak setuju dengan masalah tahkim dari pihak Muawiyah.
Pada saat perundingan tahkim Saidina Ali bersama dengan Abu Musa al-Asy’ari dan
Muawiyah bersama dengan ‘Amru bin “Ash. Sayangnya pada saat perundingan Saidina
‘Ali tertipu oleh Muawiyah sehingga jabatannya diturunkan. Di sinilah kaum
Khawarij makin marah dengan Saidina Ali dan Muawiyah sehingga pada tahun 40 H
Khawarij mengadakan komplotan untuk membunuh Saidina ‘Ali dan ‘Amru bin ‘Ash
ketua delegasi Muaiyah yang dianggap penipu ulung. Maka mereka mengutus
Abdurrahman bin Muljam untuk membunuh Saidina ‘Ali, Al-Barak untuk membunuh
Muawiyah dan Umar bin Bakir untuk membunuh ‘Amru bin ‘Ash. Yang pada akhirnya
Saidina ‘Ali meninggal terbunuh saat hendak pergi ke masjid untuk melaksanakan
shalat subuh tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan 40 H, sedangkan Muawiyah dan
‘Amru bin ‘Ash tidak terbunuh.
Adapun i’tiqad kaum Syi’ah yang bertentangan dengan kaum
Ahlussunnah wal Jama’ah adalah sebagai berikut :
1.
Wasiat Nabi Muhammad SAW tentang Khalifah 2. Persoalan Imam 3. Arti ahlil bait
4. Silsilah imam-imam kaum Syi’ah 5. Pandangan sebagian kaum Syi’ah terhadap 3
khalifah 6. Persoalan imam yang lenyap 7. Pengajian Abdullah bin Saba’ 8. Arwah
turun temurun 9. Paham wahdatul wujud 10. Hadits-hadits yang diterima 11. Qur’an
mus-haf ‘Ali 12. I’tiqad at-taqiyah 13. Hukum agama hanya buat umum 14. I’tiqad
ar raj’ah 15. Tidak menerima Ijma’ 16. Tidak menerima qiyas 17. Nikah mut’ah
halal 18. Thalak tiga sekaligus jatuh satu 19. Dan lain-lain.
Adapun
golongan-golongan dalam kaum Syi’ah terdapat 22 dintaranya :
1.
Syi’ah sabaiyah 2. Syi’ah kaisaniah 3. Syi’ah imamiyah 4. Syi’ah isma’iliyah 5.
Syi’ah zaidiyah 6. Syi’ah qaramithah 7. Dan lain-lain.
IV
SEJARAH
PAHAM KHAWARIJ DAN
I’TIQAD
KAUM KHAWARIJ YANG BERTENTANGAN DENGAN
KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Kita telah mengetahui apa yang terjadi pada peperangan
Siffin antara Saidina ‘Ali dengan Saidina Mu’awiyah, yang di mana dipihak
Saidina Mu’awiyah sudah hampir kalah lalu mereka mengangkat mus-haf pada ujung
tombak dan menyerukan penghentian peperangan dengan tahkim.
Dan di sinilah timbul yang namanya kum Khawarij dengan
semboyan la hukma illa lillah (tidak ada hukum kecuali dari tuhan), yang dimana
mereka membenci Saidina ‘Ali karena menganggap lemah dalam menegakkan
kebenaran, dan sebagaimana Saidina Mu;awiyah karena melawan Khalifah yang sah.
Pada saat mereka
meninggalkan Saidina ‘Ali, mereka semua pergi ke daerah yang bernama Harura
dengan jumlah 12.000 orang. Mereka mengangkat seorang dari mereka untuk menjadi
kepala yaitu Abdullah bin Wahab ar Rasyid. Paham Khawarij bertambah maju
setelah melihat kegagalan Saidina ‘Ali dalam perundingan Tahkim sehingga paham
Khawarij dianggap benar.
Saking marahnya kepada Saidina’Ali, Muawiyah dan ‘Amru
bin ‘ash maka kaum Khawarij membuat komplit untuk membunuh ketiga-tiganya
secara keji. Saidina ‘Ali di Bagdad, Muawiyah di Damsyik dan ‘Amru bin ‘Ash di
mesir.Saidina ‘Ali meninggal ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam, tetapi
muawiyah dan ‘Amru bin ‘Ash tidak berhasil dibunuh.
Setelah Saidina ‘Ali meninggal sebagai Khalifaj ke IV dan
setelah Saidina Hasan bin ‘Ali menyerahkan gelarnya kepada Saidina Muawiyah dan
setelah Saidina Husein mati di padang Karbela maka kaum Khawarij makin beringas
dan membuat cabang.
Cabang yang pertama
bermarkas di sebuah negri namanya Bathaih yang menguasai dan mengontrol kaum
Khawarij yang berada di Persia dan satu lagi di daerah-daerah sekeliling Iraq.
Cabang Bathaih dikepalai Nafi’ bin Azraq, dan Qatar bin Faja’ah,
Dan cabang yang kedua
di Arab yang menguasai kaum Khawarij yang berada di zaman Hadharamaut dan Thaif.
Cabang daerah arab dikepalai oleh Abu Thaluf, Najdah bin ‘Ami dan Abu Fudaika.
Pemimpin-pemimpin Khawarij yang lain adalah :
1.Urwah bin Hudeair
2.Najdah bin Uwaimir 3.Mustaurid bin Sa’ad 4.Hausarah al Asadi 5.Quraib bin
Marrah 6.Nafi’I bin Azraq 7.Najdah bin ‘Amir 8.Ubaidillah bin Basyir 9.Zubeir bin Ali 10.Qathari bin Fujaah
11.Abdu Rabbih 12.Dan lain-lain.
Mulanya kaum Khawarij
hanya mempermasalahkan tenang Khalifah dan tahkim, namun mereka merembet
kemana-mana kepada soal I’tiqad dan kepercayaan, sehingga dunia Islam terbentuk
suatu paham yang dinamakan paham Khawarij.
Adapun persoalan-persoalan I’tiqad kaum Khawarij yang
bertentangan dengan I’tiqad kaum Ahlussunnah wal Jama’ah adalah sebagai berikut
:
1.Persoalan Khalifah
2.Terhadap ummul mu’min Siti ‘Aisyah Rda 3.Cap “Kafir” 4.Ibadat = Iman 5.Orang
sakit dan orang tua 6.Dosa kecil dan dosa besar 7.Anak-anak orang kafir 8.orang
yang paling buruk.
V
SEJARAH
PAHAM MU’TAZILAH DAN
I’TIQAD
KAUM MU’TAZILAH YANG BERTENTANGAN DENGAN
KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Paham mu’tazilah adalah suatu kaum yang membikin heboh
dunia Islam selama 300 tahun pada abad-abad permulaan Islam.Kaum Mu’tazilah
pernah membunuh ribuan ulama Islam, di antaranya adalah Syeikh buwaithi, imam
pengganti Imam Syafi’I dalam peristiwa yang dinamai “Peristiwa Qur’an makhluk”.
Imam Ahmad bin Hanbal pembangun mazhab Hanbali, mengalami pula siksaan dalam
penjara 15 tahun akibat peristiwa itu.
Asal usul munculnya kaum Mu’tazilah adalah pada saat
seorang guru yang bernama Syeikh Hasan Basri (meninggal tahun 110 H) dan di
anra muridnya ada yang bernama Wasil bin ‘Atha (meninggal tahun 131 H). yang di
mana Syeikh Hasan Basri menjelaskan tentang keadaan seorang Islam yang
melakukan dosa besar namun mati nya belum sempat bertobat. Pada saat dijelaskan
Wasil bin “Atha tidak setuju dengan pendapat gurunya tersebut dan akhirnya
Wasil bin ‘Atha mengasingkan diri dari gurunya dan dinamai dengan kaum
Mu’tazilah. Dalam mengasingkan diri ini ia diikuti oleh seorang kawan yang
bernama Umar bin ‘Ubeid (meninggal tahun 144 H).
Gerakan kaum Mu’tazilah permulaannya mempunyai dua
cabang:
1.
Cabang Basrah (Iraq) yang dipimpin oleh
Wasil bin ‘Atha dan Umar bin ‘Ubeid dengan muridnya yaitu Usman at Thawil,
Hafasah bin Salim, Hasan bin Zakwan, Khafid bin Safwan dan Ibrahim bin Yahya al
Madani. Ini pada permulaan abad ke II Hijriyah. Kemudian permulaan abad ke III
cabang Basrah ini dipimpin oleh Abu Huzeil al Allaf, Ibrahim bin Sayyar an
Nazham, Abu Basyar al marisi, Utsman Al Jahizh, Ibnu al Mu’amar dan Abu ‘Ali al
Jubai.
2.
Cabang Bagdad (Iraq) didirikan oleh
Basyar bin al Mu’tamar, salah seorang pemimpin basrah yang pindah ke Bagdad
kemudian disokong oleh pembantu-pembantunya, yaitu Abu Musa al Murdar, Ahmad
bin Abi Daud, Ja’far bin Mubassyar dan ja’far bin Hafb al Hamdani.
Adapun
Khalifah-khalifah Islam yang terang-terangan menganut atau sekurangnya
menyokong paham Mu’tazilah adalah:
1.Yazid
bin Walid 2.Ma’mun bin Harun Rasyid 3.Al Mu’tashim bin Harun ar Rasyid 4.Al
Watsiq bin al Mu’tashim
Baik
juga, dicatat gembong-gembong pengarang-pengarang Mu’tazilah yang datang
kemudian, yaitu :
1. Utsman
al Jahizh, pengarang kitab “Al Hewan”
2. Syarif
Radli pengarang kitab “majazul Qur’an” dan “Haqiqut Tanzil”
3. Abdul
Jabar bin Ahmad pengarang kitab “Syarah Ushulil Khamsah”
4. Zamakhsyari
pengarang kitab Tafsir “M Kasyaf”
5. Ibnu
Abil Hadad pengarang kitab “Syarah Nahjal Balagah”
Sepanjang sejarah kaum
Mu’tazilah bahwa salah satu keistimewaan kaum Mu’tazilah adalah cara mereka
membentuk madzhabnya, banyak dengan menggunakan aqal dan lebih mengutamakan
akal, bukan mengutamakan Qur’an dan Hadits.
Adapun dasar-dasar pokok pengajian kaum Mu’tazilah
berkisar pada 5 soal :
1.
Tauhid (Ke Esaan Tuhan)
2.
Al ‘Adl (keadilan Tuhan)
3.
Al Wa’du wal Wa’id (jannji baik dan
janji buruk)
4.
Manzilah bianl manzilataen (tempat
diantara dua tempat)
5.
Amar ma’ruf dan nahi munkar
Adapun dengan aliran-aliran
yang terbesar dari kaum Mu’tazilah adalah
1. Aliran Washiliyah, Aliran Washil
bin ‘Atha
2. Aliran Huzailiyah, alian Huzel al
‘Allaf
3. Aliran Nazamiyah, aliran Sayyar bin
Nazham
4. Aliran Haithiyah, aliran Ahmad bin
Haith
5. Aliran Basyariyah, aliran Basyar
bin Mu’atmar
6. Aliran ma’mariyah, aliran Ma’mar
bin Ubeid as Salami
7. Aliran Mizdariyah, aliran Abu Musa
al Mizdar
8. Aliran Tsamariyah, aliran Thamamh bin Ar-rasy
9. Aliran Hisyamiyah, aliran Hisyam
bin Umar al Fathi
10. Aliran Jahizhiyah, aliran Utsman al
Jahiz
11. Aliran Khayathiyah, aliran Abu
Hasan al Khayath
12. Aliran Jubaiyah, aliran Abu Ali al
Jubai
13. Dan lain-lain
VI
SEJARAH
PAHAM MURJIAH DAN
I’TIQAD
KAUM MURJIAH YANG BERTENTANGAN DENGAN
KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Asal
kata Murjiah dari kata irja, artinya menangguhkan.Kaum Murjiah artinya kaum
yang menangguhkan.
Kaum Murjiah lahir pada permulaan abad ke
1 H setelah melihat hal-hal yang dibawah ini :
v Kaum
Syi’ah menyalahkan, bahkan mengkafirkan orang-orang yang merebut pangkat
Khalifah dari Saidina ‘Ali.
v Kaum
Khawarij menghukum kafir Khalifah Mu’awiyah cs karena melawan pada Khalifah
yang sah, yaitu Saidina ‘Ali kw. Begitu juga kau Khawarij menghukum kafir
Saidina ‘Ali cs karena menerima tahkim dalam peperangan siffin.
v Kaum
Muawiyah cs menyalahkan orang-orang pihak ‘Ali, karena memberontak melawan
Saidina Utsman bin Affan Rda.
v Sebahagian
pengikut Saidina ‘Ali menyatakan salah sikap Ummul mukmin Siti ‘Aisyah Rda,
sikap para sahabat Thalhah dan Zubeir sehingga terjadi apa yang dinamakan peperangan
Jamal.
Pada
ketika situasi yang gawat ini lahirlah sekumpulan ummat Islam yang menjauhkan
diri dari pertikaian, yang tidak mau ikut menyalahkan orang lain, tidak
ikut-ikut menghukum kafir atau menghkum salah, tidak mau mencampuri persoalan, seolah-olah
mereka pangku tangan saja.kalau ditanya bagaimana pendapat mereka tentang
Muawiyah dan anaknya Yazid, mereka menjawab: “kita tangguhkan persoalan sampai
dihadapan Tuhan dan disitu kita lihat mana yang benar”.Dan seterusnya.
Pendeknya, sekalian masalah
mereka tangguhkan sampai kehadirat Tuhan yang akan memberikan hukuman yang
adil. Mereka tidak melahirkan apa-apa dan mereka berpangku tangan saja.Inilah
asal mula paham mujiah.
Adapun I’tiqad kaum Murjiah yang bertentanga dengan
I’tiqad kaum Ahlussunnah wal Jama’ah adalah sebagai berikut :
Ø Iman
itu mengenal Tuhan dan Rasul-rasulNya, kalu kita sudah mengenal Tuhan dan
Rasul-Nya maka itu sudah cukup, sudah menjadi mu’min.
Ø Orang yang telah iman dalam hatinya, tetapi ia
kelihatan menyembah berhala atau membuat dosa-dosa besar lainnya, bagi kaum
Murjiah orang ini masih mu’min.
Ø I’tiqad
menangguhkan.
VII
SEJARAH
PAHAM JABARIYAH DAN
I’TIQAD
KAUM JABARIYAH YANG BERTENTANGAN DENGAN
KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Ada seorang bernama Jaham bin Safwan, yang berasal dari Khurasan. Mulanya
ia menjadi jurutulis dari seorang pemimpin yang bernama Harits bin Sureih yang
memberontak terhadap kerajaan Bani Umayyah di Khurasan. Kemudian nama Jaham bin
Safwan menjadi terkenal karena ia adalah seorang jurutulis yang sangat rajin
bertabligh, menyeru manusia kepada jalan Allah dan berbakti kepadaNya.
Namun ada fatwa yang
bertentangan dengan ulama-ulama Islam, yaitu bahwa manusia tidak mempunyai daya
dan tidak mempunyai upaya, tidak ada ikhtiyar dan tidak ada kasab.Sebagaimana
keadaan bulu ayam yang diterbangkan angina di udara atau sebagai sepotong kayu
ditengah lautan yang terombang-ambing oleh ombak.
Madzhab ini dinamai
madzhab Jabariyah, yakni madzhab orang-orang yang berpaham tidak ada ikhtiyar
bagi manusia. Pada mulanya I’tiqad ini hamper sama dengan Ahlussunnah wal
Jama’ah yang berpendapat sekalian yang terjadi dalam alam ini pada hakikatnya
semua dijadikan Tuhan, tetapi kaum Jabariyah sangat radikal, sangat
keterlaluan, sehingga sampai pada I’tiqad bahwa kalau kita meninggalkan
sembahyang atau berbuat kejahatan maka semuanya tidak apa-apa, karena hal itu
dijadikan oleh Allah, begitupun sebaliknya dengan jika kita mengerjakan
kebaikan.
Jaham bin Safwan
akhirnya mati terbunuh dalam pertempuran dengan tentara Khalifah Bani Umayyah
yang penghabisan pada tahun 131 H. tetapi kemudian kaum Jabariyah ini berpecah
menjadi 3 firqah, yaitu :
1. Bernama Jamhiyah yang dikepalai oleh Jaham bin
Safwan
2. Najjariyah yang dikepalai oleh Husein bin Muhhamad
an Najjar
3. Dlirariyah yang dikepalai oleh Dlilar bin Umar.
Ketiga aliran Jabariyah
ini berkembang sekitar abad ke II dan separuh yang pertama abad ke III H.
Adapun I’tiqad kaum
Jabariyah yang bertentangan dengan I’tiqad kaum Ahlussunnah wal Jama’ah adalah
sebagai berikut:
Ø Tidak ada usaha dan ikhtiyar manusia
Ø Iman dalam hati saja
VIII
SEJARAH
PAHAM NAJARIYAH DAN
I’TIQAD
KAUM NAJARIYAH YANG BERTENTANGAN DENGAN
KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Pembangun madzhab ini adalah seorang yang bernama Abu Abdillah Husein bin
Muhammad an Najjar. Ia hidup pada masa Khalifah al Ma’mun sekitar tahun 198 H
sampai 218 H. ia pada mulanya murid seorang Mu’tazilah namanya Basyar al
Marisi, tetapi kemudia ia menjadi “bajing loncat”, sekali menganut paham
Mu;tazilah, besok paham Jabariyah, lusa menganut paham Ahlussunnah wal Jama’ah
dan akhirnya membuat Madzhab sendiri. Beliau ini berusaha mempersatukan di
antara paham-paham itu, satu kali fatwa Mu’tazilah, satu kali fatwa Jabariyah satu kali Ahlussunnah wal Jama’ah.
Madzhab Jabariyah ini
awalnya agak berkembang juga sehingga mereka terbagi atas 3 aliran, yaitu:
ü Aliran Margatsiyah
ü Aliran Za’faraniyah dan
ü Aliran Mustadrikah
Dan yang pada akhirnya
paham ini lenyap dengan sendirinya, namun paham ini dapat dilihat pada
buku-buku Ushuluddin dan buku-buku sejarah kaum Mutakallimiin.
Adapun I’tiqad kaum Najariyah yang bertentengan dengan
I’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah adalah sebagai berikut:
1. Tuhan tidak punya sifat
2. Mu’min yang berbuat dosa pasti masuk neraka
3. Tuhan tidak bias dilihat
IX
SEJARAH
PAHAM MUSYABBIHAH DAN
I’TIQAD
KAUM MUSYABBIHAH YANG BERTENTANGAN DENGAN
KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Kaum Musyabbihah
artinya kaum yang menyerupakan.
Kaum Musyabbihah
digelari kaum Musybih (menyerupakan) karena mereka menyerupakan tuhan dengan makhluk-Nya.
Mereka mengatakan Tuhan Allah bertangan, bermuka, bertubuh seperti manusia.
Ada juga yang menammakan kaum ini dengan kaum Mujassimah,
yakni kaum yang menumbuhkan, karena mereka menumbuhkan Tuhan, menatakan Tuhan
bertubuh terdiri dari darah dan daging, bermuka, bermata, bertangan berkaki dan
bahkan ada yang mengatakan bahwa Tuhan itu berkelamin dan kelaminnya laki-laki.
(Lihat syarah Nahjul Balagah Juz III, hal 225).
Kebanyakan kaum Mujassimah ini berasal dari orang-orang
yang menganut madzhab hanbali, tetapi Imam Hanbali tidak berkeyakinan dan tidak
beri’tiqad sebagaimana mereka. Imam-imam dan guru-guru besar kaum Musyabbihah
di antaranya adalah :
1.
Abu Abdillah bin Hamid bin ‘Ali al
Bogdadi al Waraq (meninggal 403 H)
2.
Qadhi Abu Ja’la Muhammad bin Khalaf bin
Farra’ al Hanbal (meninggal 458 H)
3.
Abu Hasan Ali bin Ubaidillah bin Nashar
az Zugwani al Hanbali (meninggal 527 H)
4.
Ja’d bin Dirham
5.
Bayan bin ‘Ismail
6.
Muhammad bin Kiram (meninggal 256 H)
7.
Hisyam al Juwaliqi
8.
Yunus bin Abdirrahman
9.
‘Ali bin Mansyur
10.
Ma’adz al Anbari yang memfatwahkan bahwa
Tuhan laki-laki
11.
Daud al jawaribi
12.
Dan banyak lagi.
Adapun pafam I’tiqad
kaum Musyabbihah yang bertentangan dengan kaum Ahlussunnah wal Jama’ah adalah
sebagai berikut :
·
Tuhan Allah bermuka dan bertangan
·
Tuhan Alllah duduk dan bersela di atas
‘Arsy
·
Tuhan di atas langit
·
Tuhan Allah bertubuh serupa cahaya
Kesimpulan
Kaum
Ahlussunnah wal Jama’ah merupaka aliran yang paling benar di antara aliran yang
lainnya. Seperti Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Murji’ah, Najariyah, jabariyah
dan Musyabbihah.
Adapun kesalahan-kesalahan mereka yang dapat
menyesatkan pengikutnya adalah sebagai berikut :
1.
Kaum syi’ah : kaum
yang berlebih-lebihan memuja Saidina ‘Ali. Mereka tidak mengakuui
Khalifah-khlifah Abu Bakar, Umar dan Utsman.
2.
Kaum Khawarij
: yaitu kaum yang berlebih-lebihan membenci Saidina ‘Ali. Bahkan ada di
antaranya yang mengkafirkan Saidina ‘Ali. Firqah ini memfatwahkan bahwa
orang-orang yang berbuat dosa besar menjadi kafir.
3.
Kaum
Mu’tazilah : yaitu kaum yang berpaham bahwa tuhan tidak mempunyai sifat, bahwa
manusia membuat pekerjaannya sendiri, bahwa Tuhan tidak bisa dilihat dengan
mata dalam syurga, bahwa muslim yang mengerjakan dosan besar diletakkan di
antara dua posisi atau dua tempat “Manzilah bainal manzilatain”, dan mi’raj
Nabi Muhammad hanya dengan ruh saja, dan lain-lain.
4.
Kaum Murji’ah
: yaitu kaum yang memfatwahkan bahwa membuat ma’siat tidak member mudharat
kalau sudah beriman, sebagai keadaanya membuat kebajikan tidak member manfa’at
kalau kafir.
5.
Kaum Najariyah
: kaum yang memfatwahkan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yakni
dijadikan Tuhan, tetapi mereka berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada.
6.
Kaum Jabariyah
: kaum yang memfatwahkan bahwa manusia “majbur”. Artinya tidak berdaya apa-apa.
Kasab atau usaha tidak ada sama sekali.
7.
Kaum
Musyabbihah : yaitu kaum yang memfatwahkan bahwa ada keserupaan Tuhan dengan
manusia, umpamanya bertangan, berkaki, duduk di kursi, naik tangga dan
lain-lainnya.
Posting Komentar untuk "Ilmu Kalam, Aliran-aliran dalam Islam"