Kenali Tuhannmu dan Dekati Tuhanmu
Kenali
Tuhannmu dan Dekati Tuhanmu
Siapa itu Tuhan?
Adakah
Tuhan?
Siapa
itu Tuhan?
Dimana
Tuhan?
Mungkin
itu yang selalu ditanyakan oleh orang-orang yang belum mengenal Tuhannya.
mereka tidak akan tahu Siapa Tuhannya, di mana Tuhannya, Adakah Tuhan, mungkin
jika mereka tidak ingin mencari tahu tentang Tuhannya lebih mendalam maka
mereka akan semakin tersesat pada ajaran-ajaran yang semakin menyesatkan
mereka. Karena mengenal Tuhan adalah proses dasar dari mempercayai suatu agama,
jika ia tidak mempercayai Tuhannya maka ia juga tidak akan mau belajar tentang
ajaran agama tersebut, hidupnya akan terombang-ambing oleh derasnya kehidupan
di dunia ini.
“Tak
kenal maka tak sayang, siapapun yang jarang belajar ilmu mengenai Allah, maka
akan sulit sekali untuk merasakan indahnya hidup dalam cinta kepada-Nya.
(@aagym).
“kenali
Tuhan di waktu lapang niscaya Dia akan mengenalimu saat kesulitan. Siap?”
(@tweetHEBAT).
“Saat
kamu ga bisa mengahadapi masalahmu sendirian, pada akhirnya hanya Tuhan yang
akan kamu cari.” (@teenlovefeel).
Mengenal,
mempercayai dan mencintai Tuhan adalah kewajiban bagi setiap orang yang
meyakini suatu agama, karena dengan mengenal dan mempercayai Tuhan, itu sudah
membuktikan bahwa kita telah menyerahkan hidup kita pada Tuhan dan pada ajaran
agama tersebut. Sehingga, dengan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan ajaran
agama kita, maka kita akan tulus dan ikhlas menjalankan semua ajaran agama
tersebut yang akan diberikan kepada kita.
Jawaban Siapa itu Tuhan?
“Adakah
Tuhan?”, ada.
“Siapa
Tuhan kita?”, Allah.
“Di
mana Tuhan?”, di manapun kita berada.
Dengan
dasar pengertian di ataslah kita bisa memaknai hidup kita, begitu banyak
bantuan Allah terhadap hidup kita, namun, apakah kita tahu dan sadar semua
bantuan Allah itu? Bagi yang percaya dan mengenal kepada Allah mungkin iya, kita
akan sadar atas bantuan yang telah Allah berikan. Dan bagi yang tidak percaya
munkin dia akan berfikir bahwa itu adalah keberuntungan dia. Padahal, setiap
kita melakukan sesuatu Allah selalu bersama kita di manapun kita berada.
Pada
pembahasan pengenalan kita terhadap Allah ini saya tidak akan berbicara panjang
mengenai pengenalan kita terhadap Allah, karena itu semua harus di dasari atas
diri kita sendiri untuk mau mengenal Allah dan mau memdalami semua
ajaran-ajaran-Nya, amal ma’ruf nahi
munkar. Dan saya hanya akan memberikan tips-tips bagaimana mencintai Allah
dengan sepenuh hati, yaitu pada pembahasan selanjutnya (Teman, Sahabat, dan
Kekasihku Hanya untuk Allah). karena seperti yang sudah saya katakana, jika
kita telah mengenal, mempercayai, dan mencintai Allah maka kita akan mau
mempelajari semua ajaran-ajaran yang telah diberikan kepada umatnya. Sehingga
kita bisa menjadi manusia yang baik, berdasarkan ajaran-ajaran-Nya.
Dan
pada pembahasan ini saya akan memeberikan cerita nyata dari seorang gadis yang
berumur 25 tahun, yang telah diberi kesempatan untuk melihat alam akhirat yang
di mana itu adalah tempat terakhir kita setelah kita wafat nanti. Dan semoga
setelah membaca cerita ini kita, baik saya dan Anda para pembaca mau lebih
mendalami untuk mengenal Allah dan menjalankan semua ajaran-ajarannya, amal ma’ruf nahi munkar. Cerita ini saya
dapat dari sahabat saya, dia telah share pada
salah satu group yang ada di akun
jejaring social facebook saya, dan
ini merupakan suatu pembahasan yang menarik untuk saya tulis pada buku ini.
Adapun ceritanya sebagai berikut:
Inilah kesaksian orang mati suri –
Kesaksian Orang Mati Suri. Aslina adalah warga pekan baru yang mati suri pada
tanggal 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan
kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.
Sebelum Aslina member kesaksian,
pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari
keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil, cobaan telah datang pada
dirinya, pada umur 7 tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani 2
kali operasi. Menjelang usai SMA, ia termakan racun. Oleh sebab itu ia
menderita selama 3 tahun.
Pada
umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan
beberapa kerusakan pada jantung dan matanya.Karena penyakit gondok itu maka
jum’at, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check
up atas gondoknya itu.Di rumah sakit di Jakarta.Setelah itu, hasil
pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa
dioperasi.“Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,” jelas Rustam.Oleh
karena itu Aslina hanya diberi obat, namun kondisinya tetap lemah.Malamnya,
aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke
Jakarta sekitar pukul 12 malam.Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat
itu detak jantungnya dan napasnya sesak. Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke
ruang perawatan. “Aslina seperti orang
ombak (menjelang sakaratul maut). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan
syahadat.Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan napas terakhir,”
ungkapnya.Usai Rustam member pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiannya.
“Mati adalah pasti. Kita ini
calon-calon mayat, calon penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiannya
setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan
shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jama’ah untuk
memantapkan iman, amal dan ketakwan sebelum mati datang.
“Saya
telah merasakan mati,” ujar anak yatim itu.
Hadirin
terpaku mendengar kesaksian itu.Sungguh, lanjutnya, terlalu sakit ketika nyawa
dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak, bahkan
lebih sakit lagi.
“Terasa
malaikat mencabut (nyawa) dari kaki kanan saya,” tambahnya.
Di
saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah.
“Saat
di ujung napas, saya berzikir,” ujarnya.
“Sungguh
sakitnya, Pak, Bu,” ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ pekanbaru.
Diungkapkannya,
ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada
dokter, pamannya, dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu
datang dua malaikat serba putih menucapkan assalamualaikum kepada ruh Aslina.
“Malaikat
itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,” ujar Aslina
menceritakan pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya,
“Siapa
Tuhanmu, apa agamamu, di mana kiblatmu dan siapa nama orang tuamu.” Ruh Aslina
menjawab semua pertanyaann dengan lancar. Lalu ia dibawa kea lam barzah, “Tak
ada ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba
hijau. Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam
itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah
ia melihat seseorang temani oleh sosok yang mukanya berkudis, badan berbulu,
dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itu adalah amal buruk dari orang
tersebut.kemudian Aslina melanjutkan.
“Bapak,
Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan
beramal sebelum ajal menjemput.
Di
alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh aslina dipimpin oleh dua orang
malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil
malaikat itu degan “Ayah”.
“Wahai
ayah bisakah saya bertemu dengan dengan ayah saya,” tanyanya.
Lalu
munculah satu sosok, ruh Aslina tidak mengenali sosok yang berusia antara 17-20
tahu itu.Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun.Ternyata memang benar,
sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan
berkata,
“Wahai
ayah, janji saya telah sampai.”Mendengar itu ayah saya menangis.
“Pulanglah
kerumah, kasihan adik-adikmu.”Ayahnya berkata kepada Aslina.
“Saya
tak bisa pulang, karena janji telah sampai.” Aslina pun menjawab.
Usai
menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam
barzah dan akhirat itu benar-benar ada.
“alam
barzah, akhirat, surga, dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal.”
Ujarnya bagai seorang pendakwah.
Setelah
dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk, lalu malaikat
memimpinnya kembali. Ia bertemu dengan
dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi.
Lalu ruh Aslina dibawa ke kursi yang empuk dan didukukkan dikursi tersebut,
disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup auratnya, wajahnya cantik.
Ruh Aslina bertanya kepada ruh perempuan tersebut,
“Siapa
kamu?”
“Akulah
(amal) kamu.” Perempuan itu menjawab.
Selanjutnya
ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelusuri lorong waktu
melihat penderitaan manusia yang disksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki
yang meikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakainnya
koyak-koyak dan baunya menjijikan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya,
“Siapa
manusia ini?”
“Orang
tersebut ketika ketika hidupnya suka membunuh orang.”Amal aslina menjawab.
Lalu
dilihatnya orang yang kulit dan dagingnya lepas.Ruh Aslina bertanya lagi ke
amalnya tentang orang tersebut.amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak
pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan
besi ke tubuhnya.Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak
juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam
orang lain. Dilihat juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan,
setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus kedadanya, lalu berlumuran
darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh aslina
bertanya kepada amalnya, dan dijawab orang tersebut adalah orang yang juga suka
membunuh.Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh.Orang tersebut
adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.
Perjalanan
menelusuri lorong waktu terus berlanjut.Sampailah ruh Aslina di malam yang
gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada di
sisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap: Subhanallah, Alhamdulillah,
dan Allahhu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya.Kalungan
itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir. Perjalanan berlanjut, ia
Nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak
itu terdapat gambar ka’bah. Di dalam tepak terdapat batangan emas.Ruh aslina
bertanya kepada amalnya tentang tepak itu.Amalnya menjawab tepak tersebut
adalah husnul khatimah (husnul khatimah secara literlek berarti akhir baik,
yakni keadaan di mana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik).
Selanjutnya
ruh Aslina mendengar adzan seperti adzan di makkah, ia pun mengatakan kepada
amalnya,
“Saya
mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina.
“Saya
pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap
Aslina.
Selanjutnya
ia kembali dipimpin untuk melihat masjid nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada
ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW.Dimakam tersebut batangan-batangan emas di
dalam tepak “husnul khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia
melihat cahaya terang seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itupun bicara
kepada ruh Aslina,
“Tolong
kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud dihadapan Allah.”
Selanjutnya
ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu
lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter
kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata,
“Cepatlah
kiamat, aku tak tahan lagi di sini ya Allah.”
“Tolong
kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.” Manusia-manusia itu juga memohon.
Begitulah
di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiannya ia senantiasa mengajak para hadirin yang
datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta
tidak melanggar aturan Allah. “Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang
ditunjukan Allah kepada kita semua,” ujarnya.
Menanggapi
kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia
dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan “Aku ingin agar aku
dapat kembali dan membatalkan semuanya,” legisan mengutip ayat Al-Qur’an surat
Al-Mu’minun (23) ayat 99-100:
Artinya:
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya
Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).” Agar
aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang dicapkan saja. dan
dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (Q.S. Al-Mukminun
(23): 99-100).
Sebagai
penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutip juga dari Al-Qur’an:
Artinya:
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum
datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi. (Q.S. Az-Zumar(39):
54).
Setelah
berpidato, Aslina mendapatkan tepukan meriah dari penonton dan di facebook, ia mendapatkan jempol. Semoga
pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksian tersebut.
Ya
itulah cerita dari Aslina, kesaksiannya saat-saat ia berada di alam barzah.
Yang di mana hal tersebut hanya bisa dirasakan oleh orang yang telah meninggal
dunia. Mungkin masih banyak lagi cerita dari kesaksian-kesaksian orang yang
telah mati suri, karena kita tahu sudah ada orang selain Aslina yang pernah mengalami
kejadian tersebut. Ataupun dari orang-orang tertentu yang bisa melihat
kejadian-kejadian di alam barzah melalui mimpi mereka, ya semua itu adalah
kuasa Allah.
Dari
cerita di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa setiap manusia pasti akan
merasakan yang namanya kematian, setelah manusia mati, semua manusia akan
berlanjut pada kehidupan yang sesungguhnya yaitu di akhirat kelak, di situlah
penentuan kehidupan manusia, ia akan langsung dimasukan ke surga dengan segala
kenikmatan yang ada di dalamnya dan bahkan ia bisa bertemnu dengan Allah, atau
ia akan mampir dahulu di neraka dengan segala kekejaman siksaannya atas segala
pertanggung jawaban yang telah ia kerjakan di dunia. Nah kita tinggal pilih
saja, mau pilih sebagai manusia yang langsung masuk ke surga atau kita menjadi
manusia yang mampir dahulu di neraka? Jika kita ingin menjadi manusia yang
langsung dimasukkan ke dalam surga, maka kita harus mau mengenal, mendekatkan
diri dan mencintai Tuhan kita, dan kita juga mau mempelajari semua ajaran-ajaran
yang telah Ia berikan kepada kita. Sehingga kita bisa menjadi manusia yang
memiliki akhlak baik dengan menjalani konsep amal ma’ruf dan bisa menjadi manusia yang taat pada aturan yang ada
pada ajaran agama tersebut dengan konsep nahi
munkar. Dan ingat juga, terkadang yang menjadi kenikmatan dunia itu adalah
kebencian di akhirat, dan yang menjadi kebencian dunia adalah kenikmatan
akhirat. Seperti mencuri, berjudi, mabok-mabokan, zina (beserta zina kecil
hingga zina besar), korupsi, membunuh dan lain-lain. Semua itu adalah
kenikmatan dunia namun semua itu juga merupakan hal-hal yang dibenci oleh alam
akhirat atau juga surga, sehingga kita akan menerima pertanggung jawabannya di
neraka kelak. Semoga kita semua adalah orang-orang selalu mau mendekatkan diri
kepada Allah dan selalu melaksanakan semua ajaran-ajaran agama kita dengan
konsep dasar Islam amal ma’ruf nahi
munkar. Allah berfirman:
Artinya:
“Dan hendaklah di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. (Q.S. Ali
Imran (3): 104)
Amal
ma’ruf: adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah
Nahi
munkar: adalah melarang atau mencegah dari segala perbuatan yang menjauhkan
diri kita dari Allah.
“Hidup
untuk mempersiapkan kematian. Karena setelah kematian adalah kehidupan yang
kekal.” #PPKU (@PEPATAHKU).
Kesimpulan
pada pembahasan ini kita bisa mengambil 3
poin penting, yaitu:
1. Kenali,
dekati, dan cintailah Tuhanmu, karena Dialah yang telah menciptakan Anda,
Dialah yang telah memberikan nikmatnya kehidupan, Dialah yang telah memberikan
segala kenikmatan yang ada pada hidup Anda, dan Dialah tempat Anda kembali
nanti. “Selalu utamakan Tuhan.” (@MerryRiana).
2. Setelah
Anda mengenali Tuhan, maka jangan lupa Anda untuk mempelajari dan mentaati
semua ajaran-ajaran-Nya yang telah Ia berikan kepada Anda, amal ma’ruf nahi munkar. Sehingga Anda bisa menjadi manusia yang
memiliki akhlaqul karimah dan bisa merasakan
nikmatnya surga. Amin
3. Percayalah
bahwa Allah selalu bersama Anda, Ia yang lebih tahu terhadap apa yang Anda
lakukan di dunia ini. Jika apa yang Anda usahakan belum tercapai, maka tetaplah
bersyukur karena semua itu sudah Allah yang mengatur. “Jangan pernah ragu bahwa
Tuhan selalu bersamamu. Penderitaan hanya sementara. Percayalah, semuanya akan
indah pada waktunya.” (@pepatah).
Posting Komentar untuk "Kenali Tuhannmu dan Dekati Tuhanmu"